Rabu, 9 April 2025

Panas Terik Berlangsung sampai Akhir Mei

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Cuaca sepertinya kurang bersahabat akhir-akhir ini. Suhu udara terasa sangat terik pada siang hari, seolah matahari tepat di atas kepala. Bahkan, pada malam hari, rasa gerah pun tak terhindarkan.

Kondisi tersebut diamini oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Berdasar data suhu maksimum harian per 9 Mei 2022, suhu udara terukur dengan kisaran 34–36,1 derajat Celsius di sejumlah wilayah. Antara lain, Ciputat; Jakarta; Bogor; Depok; Tangerang; Bekasi; Kertajati, Jawa Barat; Tegal, Jawa Tengah; Kalimarau, Kalimantan Utara; Sentani, Papua; Palu, Sulawesi Tengah; hingga Kupang, Nusa Tenggara Timur. Suhu maksimum tertinggi hingga 36,1 derajat Celsius terjadi di wilayah Tangerang, Banten, dan Kalimarau, Kalimantan Utara.

Baca Juga:  Pentas Seni dan Budaya Anak Rawa di Kampung Adat Penyengat Siak

”Umumnya di Jabodetabek, dengan suhu kisaran 35–36 derajat Celsius,” ujar Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto, kemarin (12/5/2022).

Dia memastikan, kondisi tersebut bukan fenomena gelombang panas atau heat wave. Cuaca panas yang terjadi hanyalah variabilitas suhu harian yang disebut panas terik.

Menurut Guswanto, tak ada istilah heat wave di wilayah Indonesia. Terlebih jika melihat terminologi gelombang panas menurut WMO, yang artinya fenomena kenaikan suhu panas di permukaan Bumi yang terjadi hingga 5 derajat atau lebih dari kondisi normal. Lalu, kenaikan itu terjadi dalam kurun beberapa hari berturut-turut.

Kondisi tersebut, lanjut dia, biasanya terjadi di wilayah lintang menengah/tinggi di sekitar Benua Eropa atau Amerika Serikat. Kondisi tersebut dipicu oleh dinamika atmosfer di wilayah lintang menengah seperti adanya front atau desakan massa udara yang lingkupnya sangat luas.

Baca Juga:  TK Lima Srikandi Ikuti Lomba Gerak Jalan Beregu

”Sedangkan yang terjadi di wilayah Indonesia berbeda, di mana kondisi suhu panas yang cukup terik merupakan salah satu fenomena cuaca. Dan ini terjadi pada periode-periode pancaroba,” jelasnya.(mia/c17/oni/jpg)

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: Edwar Yaman

 

 

 

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Cuaca sepertinya kurang bersahabat akhir-akhir ini. Suhu udara terasa sangat terik pada siang hari, seolah matahari tepat di atas kepala. Bahkan, pada malam hari, rasa gerah pun tak terhindarkan.

Kondisi tersebut diamini oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Berdasar data suhu maksimum harian per 9 Mei 2022, suhu udara terukur dengan kisaran 34–36,1 derajat Celsius di sejumlah wilayah. Antara lain, Ciputat; Jakarta; Bogor; Depok; Tangerang; Bekasi; Kertajati, Jawa Barat; Tegal, Jawa Tengah; Kalimarau, Kalimantan Utara; Sentani, Papua; Palu, Sulawesi Tengah; hingga Kupang, Nusa Tenggara Timur. Suhu maksimum tertinggi hingga 36,1 derajat Celsius terjadi di wilayah Tangerang, Banten, dan Kalimarau, Kalimantan Utara.

Baca Juga:  Inilah Prosedur Kepulangan Pekerja Migran saat Pandemi Covid-19

”Umumnya di Jabodetabek, dengan suhu kisaran 35–36 derajat Celsius,” ujar Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto, kemarin (12/5/2022).

Dia memastikan, kondisi tersebut bukan fenomena gelombang panas atau heat wave. Cuaca panas yang terjadi hanyalah variabilitas suhu harian yang disebut panas terik.

Menurut Guswanto, tak ada istilah heat wave di wilayah Indonesia. Terlebih jika melihat terminologi gelombang panas menurut WMO, yang artinya fenomena kenaikan suhu panas di permukaan Bumi yang terjadi hingga 5 derajat atau lebih dari kondisi normal. Lalu, kenaikan itu terjadi dalam kurun beberapa hari berturut-turut.

Kondisi tersebut, lanjut dia, biasanya terjadi di wilayah lintang menengah/tinggi di sekitar Benua Eropa atau Amerika Serikat. Kondisi tersebut dipicu oleh dinamika atmosfer di wilayah lintang menengah seperti adanya front atau desakan massa udara yang lingkupnya sangat luas.

Baca Juga:  TK Lima Srikandi Ikuti Lomba Gerak Jalan Beregu

”Sedangkan yang terjadi di wilayah Indonesia berbeda, di mana kondisi suhu panas yang cukup terik merupakan salah satu fenomena cuaca. Dan ini terjadi pada periode-periode pancaroba,” jelasnya.(mia/c17/oni/jpg)

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: Edwar Yaman

 

 

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

spot_img

Panas Terik Berlangsung sampai Akhir Mei

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Cuaca sepertinya kurang bersahabat akhir-akhir ini. Suhu udara terasa sangat terik pada siang hari, seolah matahari tepat di atas kepala. Bahkan, pada malam hari, rasa gerah pun tak terhindarkan.

Kondisi tersebut diamini oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Berdasar data suhu maksimum harian per 9 Mei 2022, suhu udara terukur dengan kisaran 34–36,1 derajat Celsius di sejumlah wilayah. Antara lain, Ciputat; Jakarta; Bogor; Depok; Tangerang; Bekasi; Kertajati, Jawa Barat; Tegal, Jawa Tengah; Kalimarau, Kalimantan Utara; Sentani, Papua; Palu, Sulawesi Tengah; hingga Kupang, Nusa Tenggara Timur. Suhu maksimum tertinggi hingga 36,1 derajat Celsius terjadi di wilayah Tangerang, Banten, dan Kalimarau, Kalimantan Utara.

Baca Juga:  Pentas Seni dan Budaya Anak Rawa di Kampung Adat Penyengat Siak

”Umumnya di Jabodetabek, dengan suhu kisaran 35–36 derajat Celsius,” ujar Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto, kemarin (12/5/2022).

Dia memastikan, kondisi tersebut bukan fenomena gelombang panas atau heat wave. Cuaca panas yang terjadi hanyalah variabilitas suhu harian yang disebut panas terik.

Menurut Guswanto, tak ada istilah heat wave di wilayah Indonesia. Terlebih jika melihat terminologi gelombang panas menurut WMO, yang artinya fenomena kenaikan suhu panas di permukaan Bumi yang terjadi hingga 5 derajat atau lebih dari kondisi normal. Lalu, kenaikan itu terjadi dalam kurun beberapa hari berturut-turut.

Kondisi tersebut, lanjut dia, biasanya terjadi di wilayah lintang menengah/tinggi di sekitar Benua Eropa atau Amerika Serikat. Kondisi tersebut dipicu oleh dinamika atmosfer di wilayah lintang menengah seperti adanya front atau desakan massa udara yang lingkupnya sangat luas.

Baca Juga:  7 Meninggal, Positif Corona Bertambah

”Sedangkan yang terjadi di wilayah Indonesia berbeda, di mana kondisi suhu panas yang cukup terik merupakan salah satu fenomena cuaca. Dan ini terjadi pada periode-periode pancaroba,” jelasnya.(mia/c17/oni/jpg)

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: Edwar Yaman

 

 

 

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Cuaca sepertinya kurang bersahabat akhir-akhir ini. Suhu udara terasa sangat terik pada siang hari, seolah matahari tepat di atas kepala. Bahkan, pada malam hari, rasa gerah pun tak terhindarkan.

Kondisi tersebut diamini oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Berdasar data suhu maksimum harian per 9 Mei 2022, suhu udara terukur dengan kisaran 34–36,1 derajat Celsius di sejumlah wilayah. Antara lain, Ciputat; Jakarta; Bogor; Depok; Tangerang; Bekasi; Kertajati, Jawa Barat; Tegal, Jawa Tengah; Kalimarau, Kalimantan Utara; Sentani, Papua; Palu, Sulawesi Tengah; hingga Kupang, Nusa Tenggara Timur. Suhu maksimum tertinggi hingga 36,1 derajat Celsius terjadi di wilayah Tangerang, Banten, dan Kalimarau, Kalimantan Utara.

Baca Juga:  Tjahjo Singgung Gaji Lulusan IPDN Rp28 Juta

”Umumnya di Jabodetabek, dengan suhu kisaran 35–36 derajat Celsius,” ujar Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto, kemarin (12/5/2022).

Dia memastikan, kondisi tersebut bukan fenomena gelombang panas atau heat wave. Cuaca panas yang terjadi hanyalah variabilitas suhu harian yang disebut panas terik.

Menurut Guswanto, tak ada istilah heat wave di wilayah Indonesia. Terlebih jika melihat terminologi gelombang panas menurut WMO, yang artinya fenomena kenaikan suhu panas di permukaan Bumi yang terjadi hingga 5 derajat atau lebih dari kondisi normal. Lalu, kenaikan itu terjadi dalam kurun beberapa hari berturut-turut.

Kondisi tersebut, lanjut dia, biasanya terjadi di wilayah lintang menengah/tinggi di sekitar Benua Eropa atau Amerika Serikat. Kondisi tersebut dipicu oleh dinamika atmosfer di wilayah lintang menengah seperti adanya front atau desakan massa udara yang lingkupnya sangat luas.

Baca Juga:  Giring Ungkap Alasan Maju Jadi Calon Presiden

”Sedangkan yang terjadi di wilayah Indonesia berbeda, di mana kondisi suhu panas yang cukup terik merupakan salah satu fenomena cuaca. Dan ini terjadi pada periode-periode pancaroba,” jelasnya.(mia/c17/oni/jpg)

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: Edwar Yaman

 

 

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari