Jumat, 20 September 2024

Pasien Sembuh dari Covid-19 Bertambah

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — MENTERI Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto memberikan kabar gembira. Tiga orang pasien positif corona (Covid-19) yang dirawat di RSUP Persahabatan, Jakarta Timur dipastikan sudah sembuh.

"Ada tiga yang kami nyatakan sembuh, baik dari sisi laboratorium dan dari sisi klinis," kata Terawan di RSUP Persahabatan, Jakarta Timur, Kamis (12/3).

Mereka yang sembuh adalah pasien nomor 6 seorang laki-laki 39 tahun, pasien nonor 14, laki-laki 50 tahun, dan pasien nomor 19, laki-laki 49 tahun.

Sementara itu, Juru Bicara Penanganan Virus Corona Achmad Yurianto mengatakan, ketiga pasien ini dinyatakan sembuh usai menjalani uji laboratorium 2 kali, dan dinyatakan sudah negatif corona. Menkes juga sudah menyaksikan langsung proses pengecekan dan dinyatakan aman.

- Advertisement -

"Kami memberikan edukasi kepada pasien ini bahwa ketika kembali ke keluarganya mereka harus membatasi diri dulu dari aktivitas," kata Yuri.

Para pasien sembuh ini juga diminta mengkonsumsi asupan gizi yang cukup untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Pemerintah memperkirakan akan ada 3 lagi pasien corona yang sembuh. Saat ini pemeriksaan akhir kepada ketiga orang ini masih dilakukan.

- Advertisement -

"Dua pasien di RSPU menunggu pemeriksaan yang kedua. Karena ketentuannya menunggu hasil pemeriksaan kedua," jelas Yuri.

Virus corona memang sudah menjadi epidemi global. Sejumlah negara yang terpapar pun sudah memberlakukan lockdown atau menutup total beberapa wilayahnya. Bagaimana dengan Indonesia? Juru Bicara Penanganan Virus Achmad Yurianto menegaskan, sampai saat ini tidak ada rencana pemerintah menerapkan lockdown pada wilayah tertentu.  

"Kita tidak akan ada opsi lockdown. Karena kalau di-lockdown kita tidak akan bisa apa-apa," kata Yuri di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (12/3). Diketahui, sampai saat ini di Indonesia sudah terdapat 34 pasien positif corona. Sementara sejumlah negara yang sudah memberlakukan lockdown di antaranya Italia, Cina, Jerman, Arab Saudi, Denmark, Iran, dan terbaru Filipina.

Menurut Yuri, keputusan lockdown dianggap cukup membahayakan bagi masyarakat. Dia mencontohkan kasus corona di kapal pesiar Diamond Princess. Ketika kapal diputuskan lockdown untuk proses isolasi, justru penularan corona saat itu terjadi cukup cepat kepada penumpang lain.

Atas dasar itu, imbuh Yuri, pemerintah Indonesia lebih fokus pada upaya pelacakan kontak langsung antara pasien positif corona dengan masyarakat. Dengan begitu mata rantai penularan bisa diputus.

"Bahkan meliburkan sekolah pun belum opsinya," tambah Yuri.

Kendati demikian, kebijakan pemerintah akan terus disesuaikan dengan situasi. Nantinya, keputusan akan diambil bersama para pemangku kepentingan.

"Ini akan jadi keputusan bersama yang dikoordinasikan di setiap kementerian," ungkap Yuri.

Baca Juga:  Siak Geger, Bayi Perempuan Ditemukan di Kebun Sawit

Di sisi lain Yuri mengatakan ada belasan pasien dalam pengawasan (PDP) yang menjadi perhatian khusus. Kali ini pemerintah tengah mengawasi betul 12 PDP yang menunjukan gejala corona.

"Ada 12 yang kami monitor keras. Saya masih belum bisa sebutkan detailnya tapi ada pengawasan secara spesifik," kata Yuri.

Yuri menjelaskan, 12 PDP ini memiliki riwayat bepergian dari negara yang mengalami virus corona. Adapula yang melakukan kontak langsung dengan pasien positif corona yang saat ini tengah diisolasi di rumah sakit.

"Dari 12 ini memang menunjukkan ada gejala meskipun ringan. Ada yang dengan panas, pada umumnya panas, demam, disertai batuk, beberapa disertai pilek," jelasnya.

Kendati demikian, Yuri masih belum memastikan mereka positif corona. Karena pemeriksaan mendalam masih dilakukan. Hasil uji spesimen masih belum didapat. Dia hanya memastikan masyarakat tak perku khawatir. Karena 12 orang ini sudah tak berada di rumah masing-masing.

"Yang lebih tenang posisinya tidak di masyarakat. Yang 12 ini sudah dikarantina," jelas Yuri.

Permudah Koordinasi, Pemprov Bentuk Tim
Pemerintah Provinsi (Pemprov) membentuk Tim Kesehatan Virus Corona (Covid-19). Tim ini dibentuk untuk mempermudah koordinasi terkait penanganan pasien diduga atau suspect corona. Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Riau, Mimi Yuliani Nazir menyebut tim kesehatan Covid-19 sudah dibentuk untuk penanganan pasien suspect corona.

Dikatakan Mimi, koordinator tim tersebut adalah Kepala Diskes Provinsi Riau. Sedangkan penanggung jawab kesehatan di daerah adalah kepala diskes kabupaten/kota se-Riau, dan penanggung jawab pasien di rumah sakit diserahkan kepada direktur rumah sakit. Selain itu, lanjut Mimi, untuk penanganan medis terdapat tim Penyakit Infeksi Emergency Menular. Di mana sebagai ketua tim yakni dr Indra Yopi dari RSUD Arifin Achmad Riau.

"Karena RSUD Arifin Achmad sebagai rumah sakit rujukan, maka dr Yopi sebagai koordinatornya. Kalau ada rumah sakit di daerah ingin koordinasi teknis medis, maka melalui dr Yopi," sebutnya.

Tidak Tahu Kapan Hasil Laboratorium Keluar
Hasil laboratorium terkait suspect corona di RSUD Kota Dumai tak kunjung keluar. Bahkan Diskes Kota Dumai mengaku tidak mengetahui kapan hasil laboratorium bakal keluar.

"Kami masih menunggu hasil sampel atau uji laboratorium yang dilakukan oleh tim Dinas Kesehatan Riau," ujar Sekretaris Diskes Kota Dumai, dr Syaiful.

Ia mengatakan apapun hasilnya nanti akan disampaikan ke publik. Jika hasilnya positif, maka yang akan mengumumkan dari Kementerian Kesehatan, namun jika hasilnya negatif akan disampaikan juga agar masyarakat Dumai tak resah dengan kasus virus Covid-19 ini.

"Kondisi pasien yang dirawat di RSUD Dumai, terus membaik dari hari ke hari," tuturnya.

Baca Juga:  Carikan Solusi Terbaik untuk STC

Ia mengatakan pasien juga sudah bisa beraktivitas sendiri tanpa bantuan perawat atau tenaga medis, seperti makan, minum, buang air dan lainnya. Namun masih tetap di ruang isolasi sampai hasil observasi pihak Diskes Riau keluar.

"Pasien sudah tidak lagi menggunakan infus, karena kondisinya semakin membai," tuturnya.

Dikatakannya, pasien juga dah bisa dijenguk pihak keluarga, tapi keluarga yang menjenguk harus  mengacu pada SOP diruangan isolasi.

"Tetap bisa dijenguk oleh keluarga, tapi dengan APD yang lengkap, karena hingga saat ini pihaknya masih belum menerima hasil observasi," harapnya.

Dirinya  mengajak masyarakat untuk hidup sehat dan selalu cuci tangan dalam setiap melakukan aktivitas agar virus tak mudah menempel ke tubuh melalui mulut, hidung dan mata.

"Kami meminta kepada masyarakat untuk tidak berlebihan membeli masker, karena bagi orang yang sehat tidak dianjurkan menggunakan masker," tuturnya.

Ia juga meminta  masyarakat tidak panik, biasakan saja pola hidup sehat, selalu mencuci tangan dengan sabun. "Paling penting pola hidup sehat," tutupnya.

Sementara itu pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bengkalis hingga saat ini masih menunggu hasil sempel labor pasien suspect corona yang dirawat di RSUD Bengkalis. Hal tersebut disampaikan Wakil Direktur RSUD Bengkalis Rita Puspa kepada wartawan, Kamis (12/3).

"Kalau hasil labor sampelnya positif maka akan kami rujuk ke RSUD Arifin Achmad. Kalau hasilnya negatif kami akan observasi selama 14 hari," ungkap Wadir RSUD Rita Puspa.

Dikatakan Rita lagi, jika hasilnya negatif, pihak RSUD kembali melakukan pemeriksaan. Dan kalau memang hasilnya tetap negatif setelah 14 hari sudah boleh dipulangkan.

"Yang kita observasi ini baru suspect belum pasti positif dan belum pasti negatif. Tetap kita observasi selama 14 hari," ungkapnya lagi.

Sebelumnya, pihak RSUD Bengkalis kembali merawat satu lagi pasien suspect. Pasien ini di bawa ke RSUD Bengkalis setelah melalui pemeriksaan di pelabuhan saat kembali dari Malaysia melalui Pelabuhan Bandar Sri Setia Raja (BSSR) Selat Baru, Senin (9/3). Hal tersebut juga dibenarkan Direktur RSUD Bengkalis Ersan Saputra saat dikonfirmasi, menyampaikan bahwa pasien ini dibawa dari pelabuhan ke RSUD Bengkalis karena saat pemeriksaan petugas pasien memiliki gejala, demam, batuk dan radang tenggorokan.

"Dari pemeriksaan ini kemudian dari pelabuhan pasien di rujuk ke RSUD Bengkalis, langsung dilakukan perawatan Suspect Corona dan di tempatkan di ruangan isolasi," ujar dr Ersan Saputra, Selasa lalu.(jpg/sol/hsb/esi/ted)

Laporan: JPG
 

 

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — MENTERI Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto memberikan kabar gembira. Tiga orang pasien positif corona (Covid-19) yang dirawat di RSUP Persahabatan, Jakarta Timur dipastikan sudah sembuh.

"Ada tiga yang kami nyatakan sembuh, baik dari sisi laboratorium dan dari sisi klinis," kata Terawan di RSUP Persahabatan, Jakarta Timur, Kamis (12/3).

Mereka yang sembuh adalah pasien nomor 6 seorang laki-laki 39 tahun, pasien nonor 14, laki-laki 50 tahun, dan pasien nomor 19, laki-laki 49 tahun.

Sementara itu, Juru Bicara Penanganan Virus Corona Achmad Yurianto mengatakan, ketiga pasien ini dinyatakan sembuh usai menjalani uji laboratorium 2 kali, dan dinyatakan sudah negatif corona. Menkes juga sudah menyaksikan langsung proses pengecekan dan dinyatakan aman.

"Kami memberikan edukasi kepada pasien ini bahwa ketika kembali ke keluarganya mereka harus membatasi diri dulu dari aktivitas," kata Yuri.

Para pasien sembuh ini juga diminta mengkonsumsi asupan gizi yang cukup untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Pemerintah memperkirakan akan ada 3 lagi pasien corona yang sembuh. Saat ini pemeriksaan akhir kepada ketiga orang ini masih dilakukan.

"Dua pasien di RSPU menunggu pemeriksaan yang kedua. Karena ketentuannya menunggu hasil pemeriksaan kedua," jelas Yuri.

Virus corona memang sudah menjadi epidemi global. Sejumlah negara yang terpapar pun sudah memberlakukan lockdown atau menutup total beberapa wilayahnya. Bagaimana dengan Indonesia? Juru Bicara Penanganan Virus Achmad Yurianto menegaskan, sampai saat ini tidak ada rencana pemerintah menerapkan lockdown pada wilayah tertentu.  

"Kita tidak akan ada opsi lockdown. Karena kalau di-lockdown kita tidak akan bisa apa-apa," kata Yuri di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (12/3). Diketahui, sampai saat ini di Indonesia sudah terdapat 34 pasien positif corona. Sementara sejumlah negara yang sudah memberlakukan lockdown di antaranya Italia, Cina, Jerman, Arab Saudi, Denmark, Iran, dan terbaru Filipina.

Menurut Yuri, keputusan lockdown dianggap cukup membahayakan bagi masyarakat. Dia mencontohkan kasus corona di kapal pesiar Diamond Princess. Ketika kapal diputuskan lockdown untuk proses isolasi, justru penularan corona saat itu terjadi cukup cepat kepada penumpang lain.

Atas dasar itu, imbuh Yuri, pemerintah Indonesia lebih fokus pada upaya pelacakan kontak langsung antara pasien positif corona dengan masyarakat. Dengan begitu mata rantai penularan bisa diputus.

"Bahkan meliburkan sekolah pun belum opsinya," tambah Yuri.

Kendati demikian, kebijakan pemerintah akan terus disesuaikan dengan situasi. Nantinya, keputusan akan diambil bersama para pemangku kepentingan.

"Ini akan jadi keputusan bersama yang dikoordinasikan di setiap kementerian," ungkap Yuri.

Baca Juga:  Carikan Solusi Terbaik untuk STC

Di sisi lain Yuri mengatakan ada belasan pasien dalam pengawasan (PDP) yang menjadi perhatian khusus. Kali ini pemerintah tengah mengawasi betul 12 PDP yang menunjukan gejala corona.

"Ada 12 yang kami monitor keras. Saya masih belum bisa sebutkan detailnya tapi ada pengawasan secara spesifik," kata Yuri.

Yuri menjelaskan, 12 PDP ini memiliki riwayat bepergian dari negara yang mengalami virus corona. Adapula yang melakukan kontak langsung dengan pasien positif corona yang saat ini tengah diisolasi di rumah sakit.

"Dari 12 ini memang menunjukkan ada gejala meskipun ringan. Ada yang dengan panas, pada umumnya panas, demam, disertai batuk, beberapa disertai pilek," jelasnya.

Kendati demikian, Yuri masih belum memastikan mereka positif corona. Karena pemeriksaan mendalam masih dilakukan. Hasil uji spesimen masih belum didapat. Dia hanya memastikan masyarakat tak perku khawatir. Karena 12 orang ini sudah tak berada di rumah masing-masing.

"Yang lebih tenang posisinya tidak di masyarakat. Yang 12 ini sudah dikarantina," jelas Yuri.

Permudah Koordinasi, Pemprov Bentuk Tim
Pemerintah Provinsi (Pemprov) membentuk Tim Kesehatan Virus Corona (Covid-19). Tim ini dibentuk untuk mempermudah koordinasi terkait penanganan pasien diduga atau suspect corona. Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Riau, Mimi Yuliani Nazir menyebut tim kesehatan Covid-19 sudah dibentuk untuk penanganan pasien suspect corona.

Dikatakan Mimi, koordinator tim tersebut adalah Kepala Diskes Provinsi Riau. Sedangkan penanggung jawab kesehatan di daerah adalah kepala diskes kabupaten/kota se-Riau, dan penanggung jawab pasien di rumah sakit diserahkan kepada direktur rumah sakit. Selain itu, lanjut Mimi, untuk penanganan medis terdapat tim Penyakit Infeksi Emergency Menular. Di mana sebagai ketua tim yakni dr Indra Yopi dari RSUD Arifin Achmad Riau.

"Karena RSUD Arifin Achmad sebagai rumah sakit rujukan, maka dr Yopi sebagai koordinatornya. Kalau ada rumah sakit di daerah ingin koordinasi teknis medis, maka melalui dr Yopi," sebutnya.

Tidak Tahu Kapan Hasil Laboratorium Keluar
Hasil laboratorium terkait suspect corona di RSUD Kota Dumai tak kunjung keluar. Bahkan Diskes Kota Dumai mengaku tidak mengetahui kapan hasil laboratorium bakal keluar.

"Kami masih menunggu hasil sampel atau uji laboratorium yang dilakukan oleh tim Dinas Kesehatan Riau," ujar Sekretaris Diskes Kota Dumai, dr Syaiful.

Ia mengatakan apapun hasilnya nanti akan disampaikan ke publik. Jika hasilnya positif, maka yang akan mengumumkan dari Kementerian Kesehatan, namun jika hasilnya negatif akan disampaikan juga agar masyarakat Dumai tak resah dengan kasus virus Covid-19 ini.

"Kondisi pasien yang dirawat di RSUD Dumai, terus membaik dari hari ke hari," tuturnya.

Baca Juga:  Iko Uwais Dicecar 14 Pertanyaan, Akhirnya Ajak Damai

Ia mengatakan pasien juga sudah bisa beraktivitas sendiri tanpa bantuan perawat atau tenaga medis, seperti makan, minum, buang air dan lainnya. Namun masih tetap di ruang isolasi sampai hasil observasi pihak Diskes Riau keluar.

"Pasien sudah tidak lagi menggunakan infus, karena kondisinya semakin membai," tuturnya.

Dikatakannya, pasien juga dah bisa dijenguk pihak keluarga, tapi keluarga yang menjenguk harus  mengacu pada SOP diruangan isolasi.

"Tetap bisa dijenguk oleh keluarga, tapi dengan APD yang lengkap, karena hingga saat ini pihaknya masih belum menerima hasil observasi," harapnya.

Dirinya  mengajak masyarakat untuk hidup sehat dan selalu cuci tangan dalam setiap melakukan aktivitas agar virus tak mudah menempel ke tubuh melalui mulut, hidung dan mata.

"Kami meminta kepada masyarakat untuk tidak berlebihan membeli masker, karena bagi orang yang sehat tidak dianjurkan menggunakan masker," tuturnya.

Ia juga meminta  masyarakat tidak panik, biasakan saja pola hidup sehat, selalu mencuci tangan dengan sabun. "Paling penting pola hidup sehat," tutupnya.

Sementara itu pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bengkalis hingga saat ini masih menunggu hasil sempel labor pasien suspect corona yang dirawat di RSUD Bengkalis. Hal tersebut disampaikan Wakil Direktur RSUD Bengkalis Rita Puspa kepada wartawan, Kamis (12/3).

"Kalau hasil labor sampelnya positif maka akan kami rujuk ke RSUD Arifin Achmad. Kalau hasilnya negatif kami akan observasi selama 14 hari," ungkap Wadir RSUD Rita Puspa.

Dikatakan Rita lagi, jika hasilnya negatif, pihak RSUD kembali melakukan pemeriksaan. Dan kalau memang hasilnya tetap negatif setelah 14 hari sudah boleh dipulangkan.

"Yang kita observasi ini baru suspect belum pasti positif dan belum pasti negatif. Tetap kita observasi selama 14 hari," ungkapnya lagi.

Sebelumnya, pihak RSUD Bengkalis kembali merawat satu lagi pasien suspect. Pasien ini di bawa ke RSUD Bengkalis setelah melalui pemeriksaan di pelabuhan saat kembali dari Malaysia melalui Pelabuhan Bandar Sri Setia Raja (BSSR) Selat Baru, Senin (9/3). Hal tersebut juga dibenarkan Direktur RSUD Bengkalis Ersan Saputra saat dikonfirmasi, menyampaikan bahwa pasien ini dibawa dari pelabuhan ke RSUD Bengkalis karena saat pemeriksaan petugas pasien memiliki gejala, demam, batuk dan radang tenggorokan.

"Dari pemeriksaan ini kemudian dari pelabuhan pasien di rujuk ke RSUD Bengkalis, langsung dilakukan perawatan Suspect Corona dan di tempatkan di ruangan isolasi," ujar dr Ersan Saputra, Selasa lalu.(jpg/sol/hsb/esi/ted)

Laporan: JPG
 

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari