Hanya karena pernikahannya tertunda akibat pandemi corona (Covid-19), sepasang kekasih di India bunuh diri bersama dengan menenggak racun untuk pembasmi hama pertanian. Konyol?
Begini ceritanya…
Kisah ini terjadi di Negara Bagian Telangana, India. Cinta keduanya nampaknya sudah mendalam dan keinginan disatukan dalam penikahan sudah sangat kuat. Pokoknya nggak bisa ditunda, apalagi dibatalkan.
Entah terinspirasi kisah Romeo and Juliet karya William Shakespeare atau tidak, tetapi mereka akhirnya memilih mati bersama di tempat yang sama. Mereka tak mau proses penyatuan cinta itu dihalangi oleh penguncian wilayah (lockdown) yang dilakukan Pemerintah India untuk memutus penyebaran virus corona. Padahal cuma ditunda, bukan dibatalkan lho.
Gulf News melaporkan, Senin (11/5/2020), jasad pasangan kekasih bernama Pendur Ganesh (22) dan Soyam Seethabai (20) ditemukan tergeletak di sebuah sawah di Telangana. Di dekat keduanya ada botol pestisida pembasmi hama.
Menurut laporan kepolisian setempat, Ganesh yang bekerja sebagai petani sudah menjalin hubungan dengan Soyam selama beberapa tahun.
Keduanya lantas memutuskan untuk bertunangan beberapa bulan lalu, dan menjadwalkan pernikahan mereka pada April lalu. Akan tetapi, keluarga keduanya memutuskan menunda pernikahan karena pemberlakuan lockdown.
Mereka dilaporkan kecewa dan tertekan dengan keputusan tersebut.
"Kedua keluarga mengatakan kedua pasangan itu mengambil langkah nekat akibat penundaan pernikahan tersebut. Jasad mereka ditemukan di sawah. Kami membawa jenazahnya ke Rumah Sakit Umum di Utnoor untuk proses otopsi," ujar polisi tersebut.
Penerapan lockdown di Telangana sejak 22 Maret membuat jadwal pernikahan banyak pasangan menjadi tertunda. Pemerintah India sudah membatasi jumlah tamu yang boleh hadir dalam sebuah resepsi, atau kegiatan pemakaman.
Sebagian orang pasti mengatakan bahwa keputusan yang mereka ambil itu sangat bodoh dan konyol. Tapi kalau cinta sudah begitu kuat, siapa yang bisa menghentikan? Mungkin mereka yakin, dengan mati bersama, mereka akan bersatu di alam lain.
Duh, lebih sedih dari drama Korea nampaknya…
Editor: Hary B Koriun