JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Di kancah musik Indonesia, ada duo musisi yang dalam keseharian merupakan pasangan suami-istri. Hal itu tidak mudah karena urusan rumah tangga berpotensi terseret sampai di panggung.
Profesional, satu kata yang selalu dipegang duo musisi Endah n Rhesa selama ini. Kata yang menjadi ”pendamai” ketika keduanya terlibat cekcok di luar panggung. Alias cekcok masalah rumah tangga sebagai pasangan suami istri.
Selain pasangan duet di panggung-panggung pertunjukan, keduanya merupakan suami istri sejak 5 Desember 2009. Perjalanan bahtera rumah tangga tentu tidak mulus-mulus amat. Apalagi ditambah berbagai konflik yang ada ketika berkarya bersama di industri musik. Endah maupun Rhesa mengerti hal tersebut bakal terjadi. Mereka sudah memahami segala risiko ketika memutuskan hidup dan berkarya bersama.
”Tapi, ketika kami berdua mengalami masalah (suami istri, Red), panggung itu justru mendamaikan kami. Sebab, ketika main di panggung, kami teringat lagi bahwa ini adalah pekerjaan terbaik di dunia. Apalagi bermain bersama pasangan kita,” kata Endah.
”Sehingga kemudian kepala menjadi dingin dan hati melunak, lantas kami bisa menyelesaikan permasalahan dengan berkomunikasi dengan baik. Namun, tentu saja intinya adalah saling komunikasi, menghormati, dan menghargai satu sama yang lain,” tambah musisi yang bernama lengkap Endah Widiastuti tersebut.
Endah merasa kehidupan sebagai suami istri selama ini baik-baik saja. Dia malah lebih sering cekcok dengan sang suami yang bernama lengkap Rhesa Aditya karena membahas karya musik. Berdebat tentang karya yang dihasilkan hingga aransemen di atas panggung.
Selebihnya, perempuan 37 tahun itu menyebut bahtera rumah tangganya sangat menyenangkan. Meski diakui, keduanya jarang romantis karena bukan tipikal seperti itu. Keromantisan, bagi Endah, adalah ketika dirinya dan Rhesa membahas musik bersama-sama.
Apakah tidak jenuh? Tentu. Anehnya, kejenuhan justru bukan karena status suami istri atau pasangan duet yang memaksa mereka bertemu 24 jam nonstop. Kejenuhan malah muncul ketika tidak ada kegiatan baru yang dilakukan.
Endah menyatakan, tidak pernah ada rasa tidak enak ketika dirinya menjalani dua status secara bersamaan dengan sang suami. Menurut dia, banyak keuntungan yang didapat.
”Karena memang hampir 24 jam kami bareng terus, ide dan kreativitas cenderung bisa lebih cepat dieksekusi. Lebih mudah memahami dan berempati satu sama yang lain karena memang sangat tahu apa yang sedang terjadi dengan pasangan. Kan kami bareng-bareng terus,” jelas Endah.
“Lebih mudah menggali serta menyamakan misi dan visi karena komunikasi berjalan terus-menerus,” lanjut perempuan yang menjadi gitaris di Endah n Rhesa tersebut.
Dalam pembagian kerja, ada tugas dan porsi masing-masing. Misalnya saja, Rhesa banyak mengurusi karya-karya baru. Endah lebih menangani manajemen. Namun, di luar itu, Endah maupun Rhesa tidak pernah punya batasan. Artinya, keduanya memiliki kebebasan untuk bereksplorasi di luar band.
”Konsep duo adalah inti dari Endah n Rhesa. Meski begitu, kami tidak pernah membatasi kreativitas masing-masing. Jadi, kalau ada yang mau ber-solo career, ya nggak apa-apa,” tutur Endah.
Berkarya bersama pasangan juga dilakukan Joshua Suherman. Mantan penyanyi cilik itu diketahui membuat karya bersama calon istrinya, Clairine Clay. Konsepnya, duo dengan nama Regunada.
Tiga single sudah dirilis Regunada. Yakni, Lagu Pertama, Bayar Tuntas Rindu, dan yang paling anyar dirilis pada 14 Februari, Sama-Sama Berbeda. Pencinta musik pun menyambut positif karya pasangan kekasih tersebut.
Joshua mengungkapkan, proyek duet itu muncul karena dirinya tidak memiliki teman dekat lagi selama ini. Dia hanya dekat dengan Clairine. Kebetulan, sang kekasih punya minat yang sama di dunia musik.
Uniknya, meski Jojo, sapaan Joshua lebih berpengalaman di dunia musik, karya-karya dalam Regunada merupakan ciptaan keduanya. Dia ingin Clairine terlibat secara keseluruhan dalam Regunada.
”Kami juga menjadi pasangan saat bermusik dan membuat karya bareng,” ungkap Jojo.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Eka G Putra