JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merencanakan konsolidasi rumah sakit-rumah sakit BUMN. Saat ini ada sekitar 64 RS dengan pendapatan kumulatif sekitar Rp5,6 triliun.
Menteri BUMN Erick Thohir memperkirakan, jika konsolidasi dilakukan, maka pendapatannya bisa melonjak menjadi Rp8 triliun. Dia menyampaikan, konsolidasi akan dilakukan bertahap mulai dari sinergi antara PT Rumah Sakit Pelni dan PT Pertamina Bina Medika IHC.
"Apalagi penting sekali tercipta bisa memetakan konsolidasi ini ke depannya perlu apa, misalnya alat CT scan, MRI. Dengan mapping ini kita bisa prediksi kebutuhan dari alat-alat yang ada," jelasnya, Senin (10/2).
Erick menjelaskan, konsolidasi dilakukan untuk meningkatkan ketahanan atas isu-isu kesehatan. Selain itu, konsolidasi juga dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan setiap fasilitas kesehatan terhadap penyakit epidemik.
"Apalagi kalau kita lihat seperti coronavirus bukan hanya penyakit epidemik, tapi sudah terasa ke ekonominya. Karena itu perlu juga ke depan kita mengantisipasi hal-hal ini. Jadi, bukan hanya pelayanan secara bisnis, tapi juga mengantisipasi kalau ada penyakit-penyakit epidemik," jelas Erick.
Dia menambahkan, populasi Indonesia yang 58 persennya merupakan generasi muda perlu mendapat perhatian serius. Pemahaman terkait kesehatan perlu ditanamkan sedini mungkin agar kesehatan masyarakat terjaga.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi
JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merencanakan konsolidasi rumah sakit-rumah sakit BUMN. Saat ini ada sekitar 64 RS dengan pendapatan kumulatif sekitar Rp5,6 triliun.
Menteri BUMN Erick Thohir memperkirakan, jika konsolidasi dilakukan, maka pendapatannya bisa melonjak menjadi Rp8 triliun. Dia menyampaikan, konsolidasi akan dilakukan bertahap mulai dari sinergi antara PT Rumah Sakit Pelni dan PT Pertamina Bina Medika IHC.
- Advertisement -
"Apalagi penting sekali tercipta bisa memetakan konsolidasi ini ke depannya perlu apa, misalnya alat CT scan, MRI. Dengan mapping ini kita bisa prediksi kebutuhan dari alat-alat yang ada," jelasnya, Senin (10/2).
Erick menjelaskan, konsolidasi dilakukan untuk meningkatkan ketahanan atas isu-isu kesehatan. Selain itu, konsolidasi juga dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan setiap fasilitas kesehatan terhadap penyakit epidemik.
- Advertisement -
"Apalagi kalau kita lihat seperti coronavirus bukan hanya penyakit epidemik, tapi sudah terasa ke ekonominya. Karena itu perlu juga ke depan kita mengantisipasi hal-hal ini. Jadi, bukan hanya pelayanan secara bisnis, tapi juga mengantisipasi kalau ada penyakit-penyakit epidemik," jelas Erick.
Dia menambahkan, populasi Indonesia yang 58 persennya merupakan generasi muda perlu mendapat perhatian serius. Pemahaman terkait kesehatan perlu ditanamkan sedini mungkin agar kesehatan masyarakat terjaga.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi