Selasa, 2 Desember 2025
spot_img

Gempabumi Tektonik M6,7 Guncang Jawa Timur, Tidak Berpotensi Tsunami

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Wilayah Samudera Hindia Selatan Jawa diguncang gempa tektonik, Sabtu (10/4/2021) pukul 14.00.16 WIB. Hasil analisis BMKG dalam informasi pendahuluan menunjukkan gempabumi ini memiliki magnitudo 6,7 kemudian diupdate menjadi magnitudo 6,1. Episenter gempabumi terletak pada koordinat 8,83 LS dan 112,5 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 96 km arah Selatan Kota Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur pada kedalaman 80 km. 

Menurut Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Bambang Setiyo Prayitno MSi dalam keterangan resminya yang diterima Riaupos.co Sabtu siang, jenis dan mekanisme gempabumi dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi menengah akibat adanya aktivitas subduksi. 

Baca Juga:  Lebih Interaktif, Netflix Segera Rilis Fitur Baru untuk Live Streaming

“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik ( thrust fault),” ujarnya.

Kemudian mengenai dampak Gempabumi, guncangan ini dirasakan di daerah Turen V MMI (Getaran dirasakan hampir semua penduduk, orang banyak terbangun), Karangkates, Malang, Blitar IV MMI (Bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah), Kediri, Trenggalek, Jombang III-IV MMI, Nganjuk, Ponorogo, Madiun, Ngawi, Yogyakarta, Lombok Barat, Mataram, Kuta, Jimbaran, Denpasar III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu),  Mojokerto, Klaten, Lombok Utara, Sumbawa, Tabanan, Klungkung, Banjarnegara II MMI (Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang). 

“Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami,” terangnya.

Baca Juga:  3,3 Juta Pelamar Berebut 152 Ribu Kursi Kuota CPNS Baru

Lebih lanjut menurut BMKG, Hingga Sabtu (10/4/2021) pukul 14.25 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershock). 

Atas kejadian ini, BMKG mengimbau kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. 

“Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun  tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yg membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali kedalam rumah,” pungkasnya.

Editor: Eka G Putra

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Wilayah Samudera Hindia Selatan Jawa diguncang gempa tektonik, Sabtu (10/4/2021) pukul 14.00.16 WIB. Hasil analisis BMKG dalam informasi pendahuluan menunjukkan gempabumi ini memiliki magnitudo 6,7 kemudian diupdate menjadi magnitudo 6,1. Episenter gempabumi terletak pada koordinat 8,83 LS dan 112,5 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 96 km arah Selatan Kota Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur pada kedalaman 80 km. 

Menurut Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Bambang Setiyo Prayitno MSi dalam keterangan resminya yang diterima Riaupos.co Sabtu siang, jenis dan mekanisme gempabumi dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi menengah akibat adanya aktivitas subduksi. 

Baca Juga:  Harga Pertalite dan LPG 3 Kg Direncanakan Naik

“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik ( thrust fault),” ujarnya.

Kemudian mengenai dampak Gempabumi, guncangan ini dirasakan di daerah Turen V MMI (Getaran dirasakan hampir semua penduduk, orang banyak terbangun), Karangkates, Malang, Blitar IV MMI (Bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah), Kediri, Trenggalek, Jombang III-IV MMI, Nganjuk, Ponorogo, Madiun, Ngawi, Yogyakarta, Lombok Barat, Mataram, Kuta, Jimbaran, Denpasar III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu),  Mojokerto, Klaten, Lombok Utara, Sumbawa, Tabanan, Klungkung, Banjarnegara II MMI (Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang). 

“Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami,” terangnya.

- Advertisement -
Baca Juga:  Korban Curanmor di Kampar Kaget, Motor yang Hilang Diantar Kapolres ke Rumahnya

Lebih lanjut menurut BMKG, Hingga Sabtu (10/4/2021) pukul 14.25 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershock). 

Atas kejadian ini, BMKG mengimbau kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. 

- Advertisement -

“Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun  tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yg membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali kedalam rumah,” pungkasnya.

Editor: Eka G Putra

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Wilayah Samudera Hindia Selatan Jawa diguncang gempa tektonik, Sabtu (10/4/2021) pukul 14.00.16 WIB. Hasil analisis BMKG dalam informasi pendahuluan menunjukkan gempabumi ini memiliki magnitudo 6,7 kemudian diupdate menjadi magnitudo 6,1. Episenter gempabumi terletak pada koordinat 8,83 LS dan 112,5 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 96 km arah Selatan Kota Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur pada kedalaman 80 km. 

Menurut Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Bambang Setiyo Prayitno MSi dalam keterangan resminya yang diterima Riaupos.co Sabtu siang, jenis dan mekanisme gempabumi dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi menengah akibat adanya aktivitas subduksi. 

Baca Juga:  Harga Pertalite dan LPG 3 Kg Direncanakan Naik

“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik ( thrust fault),” ujarnya.

Kemudian mengenai dampak Gempabumi, guncangan ini dirasakan di daerah Turen V MMI (Getaran dirasakan hampir semua penduduk, orang banyak terbangun), Karangkates, Malang, Blitar IV MMI (Bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah), Kediri, Trenggalek, Jombang III-IV MMI, Nganjuk, Ponorogo, Madiun, Ngawi, Yogyakarta, Lombok Barat, Mataram, Kuta, Jimbaran, Denpasar III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu),  Mojokerto, Klaten, Lombok Utara, Sumbawa, Tabanan, Klungkung, Banjarnegara II MMI (Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang). 

“Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami,” terangnya.

Baca Juga:  Lebih Interaktif, Netflix Segera Rilis Fitur Baru untuk Live Streaming

Lebih lanjut menurut BMKG, Hingga Sabtu (10/4/2021) pukul 14.25 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershock). 

Atas kejadian ini, BMKG mengimbau kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. 

“Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun  tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yg membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali kedalam rumah,” pungkasnya.

Editor: Eka G Putra

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari