DUMAI (RIAUPOS.CO) — Tim Gugus Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Dumai menyampaikan hingga Kamis (9/4) total ada 13 pasien dalam pengawasan (PDP) yang dinyatakan negatif Covid-19, berdasarkan hasil swab yang dari Balitbangkes Kementrian Kesehatan ke Diskes Kota Dumai.
"Total PDP di Dumai ada 26 orang dengan rincian dua meninggal, 11 orang masih dirawat dan menunggu hasil swab dan 13 orang dinyatakan negatif Covid-19," ujar Tim Gugus Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Dumai dr Syaiful, Kamis (9/4).
Ia mengatakan pihaknya sudah tiga kali menerima hasil swab dari hasil labor Balitbangkes Kementrian Kesehatan. “Terakhir tadi malam (kemarin malam, red) untuk yang ketiga kalinya kita menerima hasil swab untuk 5 kasus. Total ada 13 kasus negatif," ujarnya.
Dikatakannya, dari 13 orang PDP yang negatif tersebut sudah delapan orang dinyatakan sembuh, sementara yang lain masih dirawat, namun tidak di ruang isolasi. "Jadi mereka yang negatif Covid-19, jika gelaja sakitnya belum sembuh dirawat lagi di RSUD Kota Dumai dengan kategori pasien biasa tidak di ruang isolasi lagi," tuturnya.
Selain itu saat ini jumlah orang dalam pemantauan (ODP) sebanyak 634 orang. "Jadi saat ini sudah selesai pemantauan sebanyak 117 orang dan 517 masih dalam pemantauan," tuturnya.
Ia mengatakan selain itu, pihaknya memanfaatkan rapid test kit yang diterima dari pusat dan provinsi. Hingga Kamis (9/4) telah melakukan pengambilan sampel kepada 156 orang yang berisiko.
"Dari 156 orang yang sudah kami ambil sampelnya, ditemukan 10 orang terindikasi positif rapid test. Kepada mereka sudah kami lanjutkan dengan pemeriksaan swab dan sudah dikirim ke Balitbangkes Kementrian Kesehatan," tuturnya.
Syaiful menjelaskan pihaknya telah melakukan tindakan terhadap ke 10 orang positif berdasarkan rapid test tersebut dengan cara melakukan isolasi. "Karena ruangan di RSUD masih memadai 10 orang tersebut sudah di isolasi dan sudah masuk dalam kategori PDP sehingga hasil laboratorium keluar," tuturnya.
Ia mengatakan pihaknya juga sudah mendistribusikan APD ke Puskesmas di kota, pasalnya mereka yang paling pertama menerima pasien. "Jadi kami minta puskesmas untuk menaati protokol kesehatan yang telah ditetapkan, karena sangat berisiko tinggi terpapar," tutupnya.(ade)
Laporan: Hasanal Bulkiah (Dumai)