Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Pesan KBRI Singapura untuk WNI

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Bertambahnya jumlah orang yang terserang virus corona di Singapura hingga pemerintahnya menaikkan status kuning ke oranye (level lebih berbahaya), membuat Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kota Batam meningkatkan kewaspadaan.

Sebab, potensi virus mematikan itu masuk ke Batam semakin dekat. Apalagi Batam memiliki lima pelabuhan laut yang terhubung langsung dengan Singapura dan Malaysia.

"Makanya, seluruh penumpang dari daerah atau negara terkonfirmasi kasus penyakit 2019-nCoV, bila masuk ke Batam, wajib mengisi Health Alert Card (HAC) atau Kartu Kewaspadaan. Kartu itu diserahkan petugas KKP di pintu masuk, sebelum diperiksa dengan thermal scanner," ujar Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas 1 Batam Ahmad Farchanny, Sabtu (8/2).

Menurutnya, kewajiban mengisi kartu kesehatan itu, sebenarnya sudah diberlakukan sebelum Singapura meningkatkan statusnya menjadi oranye. Namun kini, kewaspadaan ditingkatkan lagi setelah Singapura menaikkan level oranye virus corona. Ahmad mengaku, pihaknya bersama pemangku kepentingan terkait telah ber­koordinasi dan sepakat untuk meningkatkan kewaspadaan.

"Kami perketat pengawasan dengan membagikan kartu kewaspadaan di semua pintu masuk internasional, baik di Bandara Hang Nadim dan pelabuhan," tambahnya.

Fungsi dari kartu kewaspadaan adalah sebagai alat pantau bersama dengan dinas kesehatan, jika nantinya ada penumpang yang datang ke fasilitas layanan kesehatan seperti rumah sakit atau klinik yang melaporkan sedang demam, akan mudah ditelusuri.

"Data yang tercatat pada kartu kewaspadaan memudahkan proses selanjutnya," katanya.

Ia menambahkan, penumpang dari luar negeri wajib mengisi kartu kewaspadaan di atas kapal. Kemudian, saat turun, penumpang menyerahkan kartu ke petugas KKP.

"Kalau belum mengisi HAC dengan lengkap dan benar, maka pengunjung wajib melengkapi, setelah itu masuk melalui thermal scanner," tambahnya.

Kemudian, kartu yang terdiri dari dua bagian itu dibagi. Pertama, untuk petugas KKP, dan kedua untuk penumpang yang masuk. KKP Batam juga telah membentuk posko satgas 2019-nCoV.

Posko utamanya ada di Batuampar yang terhubung dengan tim gerak cepat Kota Batam. Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam Didi Kusmarjadi mengingatkan warga Batam atau WNI lainnya lebih waspada saat bepergian ke Singapura maupun Malaysia. Sebab di kedua negara tetangga terdekat itu jumlah penderita virus corona semakin bertambah.

Baca Juga:  Haris Azhar Bakal Laporkan Majelis Hakim PT Jakarta ke KY dan Bawas

"Di Batam kami juga semakin waspada. Petugas masih siaga di pelabuhan, meski kunjungan dari Singapura dan Malaysia ke Batam semakin sepi," ujar Didi.

Sementara itu, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Singapura mengimbau Warga Negara Indonesia (WNI) di Singapura untuk tetap waspada akan penyebaran virus corona jenis baru itu.

Imbauan KBRI ini dikeluarkan menyikapi langkah pemerintah Singapura menaikkan risiko sistem waspada wabah penyakit itu ke level oranye atau level yang lebih berbahaya.

Dikutip dari laman resmi KBRI Singapura, pihak KBRI juga mengimbau kepada penyelenggara perjalanan untuk membatalkan atau menunda kegiatan besar yang tidak terlalu penting. Kalaupun dilanjutkan, penyelenggara diminta melakukan langkah-langkah seperti pemasangan alat pemindai suhu badan dan beberapa prosedur lainnya.

Untuk saat ini, KBRI Singapura juga mengharapkan setiap WNI mengikuti langkah-langkah yang sudah ditetapkan otoritas setempat dalam kondisi status oranye. Langkah-langkah yang perlu diikuti yakni memeriksa kesehatan setiap hari di tempat kerja, menunda kegiatan antarsekolah, kegiatan di luar sekolah, hingga liburan sekolah berakhir pada Maret 2020.

Selain itu, KBRI menyarankan juga untuk menghindari memegang muka bila tangan masih kotor, mengurangi bersalaman. Jika menemukan individu sakit di tempat bekerja atau berinteraksi, maka disarankan untuk menasihati individu itu, untuk meninggalkan lokasi dan menemui dokter.

Ministry of Health (MoH) atau Kementerian Kesehatan Pemerintah Singapura menginformasikan, hingga Jumat (7/2), ada tiga kasus baru positif novel coronavirus (2019-nCoV) atau virus corona jenis baru. Total 33 orang teridentifikasi positif terserang virus corona.

Yang mengejutkan, kasus ke-31 adalah warga negara Singapura berusia 53 tahun yang tidak memiliki riwayat perjalanan ke Cina dan tidak memiliki keterkaitan dengan kasus-kasus sebelumnya. Namun, dia pernah melakukan perjalanan ke Malaysia pada 6, 11, dan 17 Januari 2020.

Kasus ke-32 merupakan warga negara Singapura berusia 42 tahun yang tidak memiliki riwayat perjalanan sebelumnya ke Cina. Lalu, kasus ke-33 merupakan warga negara Singapura berusia 39 tahun, yang juga tidak memiliki riwayat perjalanan ke Cina. Namun, dia telah melakukan perjalanan ke Malaysia pada 22-29 Januari.

Baca Juga:  Sematkan Pin Calvron Community, Beri Penghargaan Lancang Kuning Award

Dari ke-33 kasus tersebut, dua pasien telah dinyatakan sembuh dan keluar dari rumah sakit, dan sebagian besar dari 31 pasien berada dalam kondisi stabil. Dua pasien berada dalam kondisi kritis dan sedang, masih dalam perawatan di intensive care unit (ICU). Sampai 6 Februari, 310 dugaan kasus virus corona di Singapura telah dinyatakan negatif, dan masih terdapat 147 kasus yang menunggu hasil tes.

Pemerintah Singapura sendiri, selain menaikkan status menjadi oranye, juga menyarankan pelaku bisnis untuk membatalkan atau menunda segala bentuk pertemuan bisnis di negeri itu. Hal ini dilakukan untuk mencegah penularan virus itu menjadi lebih luas. Ini juga menjadi bagian dari upaya Singapura agar status tidak naik ke level tertinggi, yakni level merah.

Sementara itu, masyarakat Singapura meningkatkan kesiagaan dengan membeli barang-barang kebutuhan lebih banyak dari biasanya di sejumlah supermarket. Strait Times, Sabtu (8/2) melansir, banyak supermarket yang kembali mengisi stok bahan makanan dan bahan kebutuhan lainnya karena sempat diserbu warga yang khawatir tidak bisa keluar rumah jika level kewaspadaan terhadap virus corona dinaikkan ke level tertinggi.

Kantor berita AFP, Sabtu (8/2) juga memberitakan, banyak warga Singapura yang datang ke sejumlah supermarket untuk membeli berbagai bahan keperluan dalam jumlah yang lebih banyak. Hal ini dilakukan untuk jaga-jaga jika penyebaran virus corona meluas di Singapura.

Selain akibat penyebaran virus corona di Singapura yang terus meluas, tetangga terdekat Kota Batam itu juga pernah mengumumkan status sama kala SARS melanda negeri itu pada 2003 silam.

Sementara itu, Komisi Kesehatan Nasional Cina menyebutkan, hingga Jumat total kasus corona di Cina sudah mencapai 34.546 kasus, dengan 724 orang meninggal dunia. Dari jumlah itu, 6.101 pasien mengalami kondisi makin parah dan 27.657 orang diduga telah terinfeksi virus ini.

Sumber: Batampos.co.id
Editor: Rinaldi

 

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Bertambahnya jumlah orang yang terserang virus corona di Singapura hingga pemerintahnya menaikkan status kuning ke oranye (level lebih berbahaya), membuat Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kota Batam meningkatkan kewaspadaan.

Sebab, potensi virus mematikan itu masuk ke Batam semakin dekat. Apalagi Batam memiliki lima pelabuhan laut yang terhubung langsung dengan Singapura dan Malaysia.

- Advertisement -

"Makanya, seluruh penumpang dari daerah atau negara terkonfirmasi kasus penyakit 2019-nCoV, bila masuk ke Batam, wajib mengisi Health Alert Card (HAC) atau Kartu Kewaspadaan. Kartu itu diserahkan petugas KKP di pintu masuk, sebelum diperiksa dengan thermal scanner," ujar Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas 1 Batam Ahmad Farchanny, Sabtu (8/2).

Menurutnya, kewajiban mengisi kartu kesehatan itu, sebenarnya sudah diberlakukan sebelum Singapura meningkatkan statusnya menjadi oranye. Namun kini, kewaspadaan ditingkatkan lagi setelah Singapura menaikkan level oranye virus corona. Ahmad mengaku, pihaknya bersama pemangku kepentingan terkait telah ber­koordinasi dan sepakat untuk meningkatkan kewaspadaan.

- Advertisement -

"Kami perketat pengawasan dengan membagikan kartu kewaspadaan di semua pintu masuk internasional, baik di Bandara Hang Nadim dan pelabuhan," tambahnya.

Fungsi dari kartu kewaspadaan adalah sebagai alat pantau bersama dengan dinas kesehatan, jika nantinya ada penumpang yang datang ke fasilitas layanan kesehatan seperti rumah sakit atau klinik yang melaporkan sedang demam, akan mudah ditelusuri.

"Data yang tercatat pada kartu kewaspadaan memudahkan proses selanjutnya," katanya.

Ia menambahkan, penumpang dari luar negeri wajib mengisi kartu kewaspadaan di atas kapal. Kemudian, saat turun, penumpang menyerahkan kartu ke petugas KKP.

"Kalau belum mengisi HAC dengan lengkap dan benar, maka pengunjung wajib melengkapi, setelah itu masuk melalui thermal scanner," tambahnya.

Kemudian, kartu yang terdiri dari dua bagian itu dibagi. Pertama, untuk petugas KKP, dan kedua untuk penumpang yang masuk. KKP Batam juga telah membentuk posko satgas 2019-nCoV.

Posko utamanya ada di Batuampar yang terhubung dengan tim gerak cepat Kota Batam. Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam Didi Kusmarjadi mengingatkan warga Batam atau WNI lainnya lebih waspada saat bepergian ke Singapura maupun Malaysia. Sebab di kedua negara tetangga terdekat itu jumlah penderita virus corona semakin bertambah.

Baca Juga:  51 Jemaah Haji Harus Tanazul karena Sakit

"Di Batam kami juga semakin waspada. Petugas masih siaga di pelabuhan, meski kunjungan dari Singapura dan Malaysia ke Batam semakin sepi," ujar Didi.

Sementara itu, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Singapura mengimbau Warga Negara Indonesia (WNI) di Singapura untuk tetap waspada akan penyebaran virus corona jenis baru itu.

Imbauan KBRI ini dikeluarkan menyikapi langkah pemerintah Singapura menaikkan risiko sistem waspada wabah penyakit itu ke level oranye atau level yang lebih berbahaya.

Dikutip dari laman resmi KBRI Singapura, pihak KBRI juga mengimbau kepada penyelenggara perjalanan untuk membatalkan atau menunda kegiatan besar yang tidak terlalu penting. Kalaupun dilanjutkan, penyelenggara diminta melakukan langkah-langkah seperti pemasangan alat pemindai suhu badan dan beberapa prosedur lainnya.

Untuk saat ini, KBRI Singapura juga mengharapkan setiap WNI mengikuti langkah-langkah yang sudah ditetapkan otoritas setempat dalam kondisi status oranye. Langkah-langkah yang perlu diikuti yakni memeriksa kesehatan setiap hari di tempat kerja, menunda kegiatan antarsekolah, kegiatan di luar sekolah, hingga liburan sekolah berakhir pada Maret 2020.

Selain itu, KBRI menyarankan juga untuk menghindari memegang muka bila tangan masih kotor, mengurangi bersalaman. Jika menemukan individu sakit di tempat bekerja atau berinteraksi, maka disarankan untuk menasihati individu itu, untuk meninggalkan lokasi dan menemui dokter.

Ministry of Health (MoH) atau Kementerian Kesehatan Pemerintah Singapura menginformasikan, hingga Jumat (7/2), ada tiga kasus baru positif novel coronavirus (2019-nCoV) atau virus corona jenis baru. Total 33 orang teridentifikasi positif terserang virus corona.

Yang mengejutkan, kasus ke-31 adalah warga negara Singapura berusia 53 tahun yang tidak memiliki riwayat perjalanan ke Cina dan tidak memiliki keterkaitan dengan kasus-kasus sebelumnya. Namun, dia pernah melakukan perjalanan ke Malaysia pada 6, 11, dan 17 Januari 2020.

Kasus ke-32 merupakan warga negara Singapura berusia 42 tahun yang tidak memiliki riwayat perjalanan sebelumnya ke Cina. Lalu, kasus ke-33 merupakan warga negara Singapura berusia 39 tahun, yang juga tidak memiliki riwayat perjalanan ke Cina. Namun, dia telah melakukan perjalanan ke Malaysia pada 22-29 Januari.

Baca Juga:  Kontroversi Ucapan Eks Miss Universe Malaysia soal George Floyd

Dari ke-33 kasus tersebut, dua pasien telah dinyatakan sembuh dan keluar dari rumah sakit, dan sebagian besar dari 31 pasien berada dalam kondisi stabil. Dua pasien berada dalam kondisi kritis dan sedang, masih dalam perawatan di intensive care unit (ICU). Sampai 6 Februari, 310 dugaan kasus virus corona di Singapura telah dinyatakan negatif, dan masih terdapat 147 kasus yang menunggu hasil tes.

Pemerintah Singapura sendiri, selain menaikkan status menjadi oranye, juga menyarankan pelaku bisnis untuk membatalkan atau menunda segala bentuk pertemuan bisnis di negeri itu. Hal ini dilakukan untuk mencegah penularan virus itu menjadi lebih luas. Ini juga menjadi bagian dari upaya Singapura agar status tidak naik ke level tertinggi, yakni level merah.

Sementara itu, masyarakat Singapura meningkatkan kesiagaan dengan membeli barang-barang kebutuhan lebih banyak dari biasanya di sejumlah supermarket. Strait Times, Sabtu (8/2) melansir, banyak supermarket yang kembali mengisi stok bahan makanan dan bahan kebutuhan lainnya karena sempat diserbu warga yang khawatir tidak bisa keluar rumah jika level kewaspadaan terhadap virus corona dinaikkan ke level tertinggi.

Kantor berita AFP, Sabtu (8/2) juga memberitakan, banyak warga Singapura yang datang ke sejumlah supermarket untuk membeli berbagai bahan keperluan dalam jumlah yang lebih banyak. Hal ini dilakukan untuk jaga-jaga jika penyebaran virus corona meluas di Singapura.

Selain akibat penyebaran virus corona di Singapura yang terus meluas, tetangga terdekat Kota Batam itu juga pernah mengumumkan status sama kala SARS melanda negeri itu pada 2003 silam.

Sementara itu, Komisi Kesehatan Nasional Cina menyebutkan, hingga Jumat total kasus corona di Cina sudah mencapai 34.546 kasus, dengan 724 orang meninggal dunia. Dari jumlah itu, 6.101 pasien mengalami kondisi makin parah dan 27.657 orang diduga telah terinfeksi virus ini.

Sumber: Batampos.co.id
Editor: Rinaldi

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari