Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Meski Kasus Operasi Ambeien Naik, Ternyata Banyak Penderita Malu Periksa

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Jangan sepelekan penyakit wasir atau ambeien. Dari tahun ke tahun, jumlah kasus ambien mengalami kenaikan. Bahkan, pada 2021, wasir menjadi lima besar pasien yang ditangani dengan operasi. Selain itu, termasuk 10 besar kunjungan pasien di poli rumah sakit.

Menurut Caesar Ayudha, dokter spesialis bedah RS Petrokimia Gresik, salah satu faktor penyakit wasir ini masuk lima besar dalam penanganan operasi karena penderita telat mengobatinya. Padahal, ketika masih masuk stadium awal, bisa diobati tanpa perlu dilakukan operasi.

“Banyak penderita yang malu sehingga enggan pergi periksa. Ketika gejala sudah parah dan sudah masuk stadium akhir, mereka baru periksa. Jadi kebanyakan ke rumah sakit, ketika sudah berdarah,” ujarnya di RS Petrokimia Gresik, Jumat (7/1).

Pada stadium awal, tidak muncul benjolan, hanya terasa nyeri hingga gatal. Lalu, stadium 2, ada benjolan akan masuk ke rongga. Pada stadium di atasnya, benjolan keluar dari rongga dan harus ada alat bantuk untuk memasukan. Sedangjan stadium 4, benjolan sama sekali tidak bisa masuk lagi.

Baca Juga:  Jamkrindo Syariah Melakukan Penjaminan Pembiayaan Program PEN

Dokter yang mengambil spesialis di Unair itu menyebut, ada tiga fenomena penderita wasir datang ke rumah sakit. Pertama, memang sengaja ke poli untuk periksa. Namun, kejadian itu persentasenya kecil. Kedua, datang ke IGD karena kegawatdaruratan dengan penyebab gejala sudah parah. Dan, ketiga, karena skrining.

Caesar berharap, para penderita wasir tidak menunda pengobatan. Sebab, apabila terlambat, dampak buruk bisa terjadi. Di antaranya pendarahan berat hingga anemia. Apalagi ketika sudah masuk stadium akhir yang harus dilakukan penanganan segera.

“Stigma masyarakat, kalau ambeien harus operasi. Padahal, banyak cara penanganan ketika masuk stadium akhir. Kalau pun operasi, itu tidak memakan waktu lama,” jelasnya.

Dia menjelaskan, sebetulnya ada berbagai penanganan stadium akhir dari kasus wasir. Yang paling umum adalah operasi. Kalaupun operasi, hanya membutuhkan waktu tiga hari. Hari pertama persiapan, hari kedua operasi selama 30 menit, dan hari ketiga masa pemulihan.

Baca Juga:  Wakil Jaksa Agung RI Resmikan Masjid Ar-Rahman di Bangkinang

“Selain operasi, ada juga penanganan stapler. Benjolan itu seperti diikat pita untuk mematikan. Selama 14 hari, benjolan itu akan lepas sendiri. Untuk tipe luka luar, ada tipe laser,” kata dokter alumnus Universitas Jember itu.

Caesar menegaskan, wasir bisa dicegah. Sebab, ada pemicunya. Salah satunya dengan gaya hidup sehat seperti makan yang banyak mengandung serat hingga rutin berolahraga. “Kemudian aktifitas yang terlalu statis, duduk terlalu lama juga dapat menjadi pemicunya. Hal-hal itu mesti dihindari,” ungkapnya.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Jangan sepelekan penyakit wasir atau ambeien. Dari tahun ke tahun, jumlah kasus ambien mengalami kenaikan. Bahkan, pada 2021, wasir menjadi lima besar pasien yang ditangani dengan operasi. Selain itu, termasuk 10 besar kunjungan pasien di poli rumah sakit.

Menurut Caesar Ayudha, dokter spesialis bedah RS Petrokimia Gresik, salah satu faktor penyakit wasir ini masuk lima besar dalam penanganan operasi karena penderita telat mengobatinya. Padahal, ketika masih masuk stadium awal, bisa diobati tanpa perlu dilakukan operasi.

- Advertisement -

“Banyak penderita yang malu sehingga enggan pergi periksa. Ketika gejala sudah parah dan sudah masuk stadium akhir, mereka baru periksa. Jadi kebanyakan ke rumah sakit, ketika sudah berdarah,” ujarnya di RS Petrokimia Gresik, Jumat (7/1).

Pada stadium awal, tidak muncul benjolan, hanya terasa nyeri hingga gatal. Lalu, stadium 2, ada benjolan akan masuk ke rongga. Pada stadium di atasnya, benjolan keluar dari rongga dan harus ada alat bantuk untuk memasukan. Sedangjan stadium 4, benjolan sama sekali tidak bisa masuk lagi.

- Advertisement -
Baca Juga:  Prabowo ke Rusia, Pembelian Jet Tempur Sukhoi Belum Final

Dokter yang mengambil spesialis di Unair itu menyebut, ada tiga fenomena penderita wasir datang ke rumah sakit. Pertama, memang sengaja ke poli untuk periksa. Namun, kejadian itu persentasenya kecil. Kedua, datang ke IGD karena kegawatdaruratan dengan penyebab gejala sudah parah. Dan, ketiga, karena skrining.

Caesar berharap, para penderita wasir tidak menunda pengobatan. Sebab, apabila terlambat, dampak buruk bisa terjadi. Di antaranya pendarahan berat hingga anemia. Apalagi ketika sudah masuk stadium akhir yang harus dilakukan penanganan segera.

“Stigma masyarakat, kalau ambeien harus operasi. Padahal, banyak cara penanganan ketika masuk stadium akhir. Kalau pun operasi, itu tidak memakan waktu lama,” jelasnya.

Dia menjelaskan, sebetulnya ada berbagai penanganan stadium akhir dari kasus wasir. Yang paling umum adalah operasi. Kalaupun operasi, hanya membutuhkan waktu tiga hari. Hari pertama persiapan, hari kedua operasi selama 30 menit, dan hari ketiga masa pemulihan.

Baca Juga:  Artidjo Momok Menakutkan Buat Koruptor

“Selain operasi, ada juga penanganan stapler. Benjolan itu seperti diikat pita untuk mematikan. Selama 14 hari, benjolan itu akan lepas sendiri. Untuk tipe luka luar, ada tipe laser,” kata dokter alumnus Universitas Jember itu.

Caesar menegaskan, wasir bisa dicegah. Sebab, ada pemicunya. Salah satunya dengan gaya hidup sehat seperti makan yang banyak mengandung serat hingga rutin berolahraga. “Kemudian aktifitas yang terlalu statis, duduk terlalu lama juga dapat menjadi pemicunya. Hal-hal itu mesti dihindari,” ungkapnya.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari