"Ganti Baju" ala Blok Rokan. Peran PT CPI (Chevron Pacific Indonesia) selama 70 tahun di Blok Rokan berakhir 8 Agustus 2021. Tapi nyaris tidak ada perubahan berarti, termasuk untuk Riau, lokasi pengambilan minyak mentah ini. Alih kelola bisa dibilang mulus. Bak ganti baju saja. Dari perusahaan asing bermetamorfosis menuju perusahaan nasional. Sisanya hampir sama saja.
Laporan TIM RIAU POS, Pekanbaru
PIPA "angguk" PT CPI (Chevron Pacific Indonesia) di Duri masih mengangguk seperti biasa. Menyedot minyak mentah dari perut Bumi. Dari pinggir Jalan Yos Sudarso di Palas, Pekanbaru, api yang berkobar dari menara besi masih terlihat nyalanya. Juga seperti biasa. Suasana kerja di Main Office PT CPI di Rumbai juga seakan tidak ada perbedaan dibanding hari-hari lainnya.
Padahal, masa 70 tahun PT CPI setelah berkali-kali berganti nama, berakhir di Blok Rokan pada 8 Agustus 2021. Perusahaan asal Amerika Serikat (AS) tersebut tak lagi jadi operator dan digantikan PT Pertamina Hulu Rokan (PHR), anak perusahaan PT Pertamina (Persero). Seorang karyawan PT CPI di Rumbai menyebutkan, suasana kerja masih tidak berubah. Karyawan pun tenang-tenang saja. Seakan tidak terjadi apa-apa.
"Sebab memang seakan tak ada perubahan. Kami ini tetap bekerja. Ibaratnya hanya ganti baju saja," ujar seorang karyawan yang tidak mau disebutkan namanya, Kamis (5/8) lalu.
Alih kelola Blok Rokan dari PT CPI ke PT Pertamina Hulu Rokan memang tampak mulus-mulus saja. Hal paling krusial, yakni menyangkut karyawan misalnya, memang hanya sekadar "ganti baju". Seorang karyawan CPI menyebutkan, dia akan menempati posisi yang sama nantinya ketika perusahaan ini dikelola PHR. Sebanyak 95 persen karyawan CPI akan otomatis menjadi karyawan PHR. Jumlahnya nyaris 2.700 karyawan, persisnya 2.691 orang. Semuanya hanya ganti baju, dari CPI ke PHR. "Ya, posisinya semua tetap. Jabatannya juga begitu," ujarnya.
Hanya karyawan yang memasuki usia pensiun yang dilepas. Terjadi beberapa pengurangan karyawan. Awal tahun masih sekitar 3.500. Juni 2021 sekitar 2.800, hingga terakhir jelang alih kelola menjadi 2.691. Kebanyakan karena pensiun. Masalahnya, usia pensiun di CPI dan PHR berbeda. Usia pensiun di CPI lebih lama, yakni 58 tahun. Sedangkan PHR 56 tahun. Solusinya, mereka yang berada di usia 55,5 tahun ke atas diberikan opsi jadi karyawan tidak tetap. Mereka akan tetap bekerja hingga usia 58 tahun seperti usia pensiun di CPI. Nyaris tidak ada gejolak. Bahkan terkait karyawan pihak ketiga yang jumlahnya 20 ribu lebih, juga nyaris tidak ada gejolak. Mereka yang bekerja pada sektor sekuriti, transportasi, kebersihan, dan lainnya akan diambil PHR juga dan tetap akan meneruskan kontrak kerja mereka kendati CPI tak lagi beroperasi per 8 Agustus 2021.
Managing Director Chevron IndoAsia Business Unit & Presiden Direktur PT CPI Albert Simanjuntak menyebut, pihaknya telah menanamkan nilai-nilai kepada karyawan CPI. Dia berharap, nilai-nilai itu dapat diteruskan di perusahaan yang baru. Nilai-nilai itu misalnya integritas, disiplin dalam mengutamakan keselamatan, menghargai keberagaman, perlindungan terhadap lingkungan dan manusia serta kemitraan yang terjalin baik dengan para pemangku kepentingan. Semuanya hendaknya dapat diterapkan sehingga terus memberikan manfaat dan keberhasilan di mana pun para karyawan PT CPI berada di masa depan.
PT CPI telah menyiapkan kapabilitas organisasi, menggelar berbagai forum komunikasi dan program pembekalan. Termasuk persiapan teknis transisi, pengembangan mental yang positif menghadapi perubahan, hingga pengelolaan finansial. Kinerja WK Rokan yang kokoh selama ini tidak lepas dari faktor sumber daya manusia di belakangnya, yakni para pegawai dengan keahlian, budaya dan etos kerja yang telah tertanam. "Kami optimistis bahwa mereka akan mampu mempertahankan kinerja WK Rokan dan dapat berkontribusi signifikan bagi perusahaan yang baru," tegas Albert.
Alih Kelola TI
Untuk mendukung kelancaran transisi Blok Rokan, PT CPI telah sepakat untuk mengalihkelolakan juga sebanyak 123 aplikasi teknologi informasi (TI) kepada Pertamina Hulu Rokan selaku operator berikutnya. Aplikasi-aplikasi tersebut selama ini sangat vital dalam mendukung digitalisasi kegiatan operasi dan produksi migas di Blok Rokan agar berjalan secara efisien. Teknologi informasi dan data merupakan salah satu komponen utama dalam proses transisi Blok Rokan.
"Oleh sebab itu, pengalihkelolaannya kepada operator berikutnya harus dilakukan secara cermat dan sistematis agar operasional Blok Rokan terus berjalan tanpa gangguan teknis ketika alih kelola pada 9 Agustus mendatang," jelas Albert Simanjuntak.
Hampir seluruh aplikasi TI yang selama ini digunakan PT CPI akan dialihkelolakan ke PHR. Aplikasi-aplikasi tersebut, antara lain, digunakan untuk pemantauan produksi dan transportasi minyak secara real time, pemantauan kondisi sumur dan rig pengeboran, pengaturan injeksi uap Lapangan Duri, pengelolaan data mitra kerja, pengelolaan kontrak barang dan jasa, dan lain-lain.
Pada April lalu, PT CPI dan PHR telah menandatangani kesepakatan untuk pengaktifan Rokan Transition Network (RTN), yakni sebuah jaringan perantara yang digunakan untuk memindahkan aplikasi-aplikasi PT CPI. Saat ini, PHR sudah bisa mengakses RTN tersebut sehingga dapat mulai mempelajari dan menguji coba aplikasi-aplikasi tersebut agar tidak ada kendala teknis saat alih kelola nanti. Sekarang ini sudah lebih dari 80 aplikasi yang selesai dimasukkan ke dalam RTN. PT CPI juga bekerja sama secara intensif dengan PHR untuk pemindahan data ke dalam sistem/aplikasi TI yang secara spesifik sudah dipakai di internal Pertamina.
Alih Kelola Pengeboran
Untuk memastikan ketersediaan pasokan material pendukung program pengeboran, PT CPI dan PHR telah menandatangani perjanjian pemanfaatan bersama fasilitas gudang milik negara di Blok Rokan pada 21 April lalu. Dengan adanya perjanjian tersebut, PHR dapat mulai mendatangkan dan menyimpan material pendukung program pengeboran di gudang-gudang yang dikelola PT CPI di Duri dan Dumai. Material-material tersebut di antaranya pipa, conductor, casing, tubing, wellhead, valve, kabel, maupun pompa angguk. Saat ini, sejumlah material PHR telah tiba di gudang penyimpanan PT CPI di Dumai. Kedatangan material-material lainnya akan menyusul.
"Harapannya, setelah tanggal alih kelola nanti, program pengeboran tetap dapat berjalan tanpa adanya gangguan pasokan material karena material milik PHR sudah tersedia di lapangan," ujar Albert.