Arek ITS Ciptakan Mobil Listrik ala F1

 

SURABAYA (RIAUPOS.CO) — Debut mobil listrik formula Anargya EV Mark 1.0 produksi Tim Anargya Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) akhirnya keluar. Setelah delapan bulan dinanti, mobil berkecepatan tinggi tersebut diluncurkan langsung oleh Rektor ITS Prof Mochamad Ashari di depan gedung rektorat kemarin (8/8). Anargya EV Mark 1.0 memiliki desain mirip mobil Formula 1 (F1). Bodinya ringan. Berbahan carbon fiber composite. Meski berbodi ringan, kekuatan mobilnya tidak perlu diragukan.

- Advertisement -

Itu dibuktikan saat Satryo Fadhian, sang driver, menunggangi mobil listrik formula Anargya EV Mark 1.0 di depan Gedung Rektorat ITS kemarin. Mobil tersebut melaju sangat gesit. Uji coba mobil listrik formula itu mendapat sambutan hangat oleh rektor dan pimpinan ITS. ’’Banyak keistimewaan dari mobil listrik formula karya mahasiswa ITS ini,’’ kata Ashari bangga.

Ashari menyatakan, selain ditekankan pada kecepatan dan porsi kekuatan, sebagian besar komponen mobil listrik formula itu adalah buatan anak negeri Yakni, hasil riset Pusat Unggulan Iptek Sistem Kontrol Otomotif (PUI SKO) ITS. ’’Bodi, motor, dan controller-nya dibuat dari hasil riset PUI SKO. Buatan anak negeri. Indonesia. Bukan impor lalu tinggal pasang,’’ ujarnya.

- Advertisement -

Anargya EV Mark 1.0, lanjut dia, juga dipersiapkan untuk mengikuti kompetisi di ajang Student Formula Japan (SFJ) 2019 pada 27–31 Agustus. Kompetisi tersebut digelar oleh Society of Automotive Engineers of Japan (JSAE). ’’Tahun ini ITS ikut kali kedua,’’ kata mantan rektor Telkom University itu.

Dalam lomba SFJ 2019 tersebut, Tim Anargya akan mewakili Indonesia di kategori formula dengan tenaga gerak listrik. Peserta dalam kompetisi tersebut berasal dari berbagai negara. Di antaranya, Jepang, India, Taiwan, dan Thailand. ’’Harapan kami, tim ITS bisa membawa gold medal,’’ ujarnya.

Dosen pembimbing Tim Formula Elektrik ITS Alief Wikarta mengatakan, mobil listrik formula tentu harus punya kecepatan yang tinggi. Nah, untuk mendapatkan kecepatan yang tinggi itu, dibutuhkan bodi yang ringan. Namun, harus kuat. ’’Mereka (mahasiswa Tim Anargya ITS) membuat bodi dari karbon fiber komposit yang dibuat sendiri,’’ katanya.

Sistem motor dan kontrol juga dibuat sendiri oleh ITS. Selain itu, menggunakan baterai litium polimer. Baterai jenis tersebut dapat menghasilkan power yang sangat besar. ’’Kami juga dibantu oleh alumni dalam pengadaan baterai,’’ ujarnya.

Sementara itu, ITS membantu hasil penelitian yang digunakan baterai manajemen sistemnya. Jadi, mengatur setiap sel baterai agar satu dengan yang lain bisa habis secara bersamaan. ’’Semua produksi, baik hardware maupun software, mobil formula ini berasal dari hasil penelitian ITS,’’ katanya.

Alief menjelaskan, daya tahan baterai yang digunakan didesain sesuai dengan kebutuhan lomba. Yakni, hanya setengah jam. ’’Sebenarnya bisa lebih dari itu. Hanya, kalau diberi lebih akan rugi dan beban mobil jadi lebih berat,’’ ujarnya.

Pembuatan mobil Anargya EV Mark 1.0 itu memang cukup lama. Sekitar delapan bulan sejak akhir Desember 2018. Tahun lalu mobil listrik formula yang dibuat masih menggunakan komponen dari luar negeri.

Kerennya Anargya EV Mark 1.0

Debut pertama produksi tim Anargya ITS
Dapat menempuh jarak sejauh 75 meter dalam 5 detik
Kecepatan maksimum 100 kilometer per jam
Menggunakan baterai lithium polymer
Kapasitas baterai maksimum 304 volt.
Menggunakan motor listrik berdaya 72 kilowatt
Berbodi ringan
Berbahan carbon fiber composite
Motor penggerak listrik dan sistem kontrol
Merupakan produk sendiri dari hasil riset para peneliti di bawah PUI SKO ITS
Akan bertanding di ajang Student Formula Japan (SFJ) 2019 pada 27–31 Agustus di Jepang
Sumber: Jawapos.com
Editor: Erizal

 

SURABAYA (RIAUPOS.CO) — Debut mobil listrik formula Anargya EV Mark 1.0 produksi Tim Anargya Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) akhirnya keluar. Setelah delapan bulan dinanti, mobil berkecepatan tinggi tersebut diluncurkan langsung oleh Rektor ITS Prof Mochamad Ashari di depan gedung rektorat kemarin (8/8). Anargya EV Mark 1.0 memiliki desain mirip mobil Formula 1 (F1). Bodinya ringan. Berbahan carbon fiber composite. Meski berbodi ringan, kekuatan mobilnya tidak perlu diragukan.

Itu dibuktikan saat Satryo Fadhian, sang driver, menunggangi mobil listrik formula Anargya EV Mark 1.0 di depan Gedung Rektorat ITS kemarin. Mobil tersebut melaju sangat gesit. Uji coba mobil listrik formula itu mendapat sambutan hangat oleh rektor dan pimpinan ITS. ’’Banyak keistimewaan dari mobil listrik formula karya mahasiswa ITS ini,’’ kata Ashari bangga.

Ashari menyatakan, selain ditekankan pada kecepatan dan porsi kekuatan, sebagian besar komponen mobil listrik formula itu adalah buatan anak negeri Yakni, hasil riset Pusat Unggulan Iptek Sistem Kontrol Otomotif (PUI SKO) ITS. ’’Bodi, motor, dan controller-nya dibuat dari hasil riset PUI SKO. Buatan anak negeri. Indonesia. Bukan impor lalu tinggal pasang,’’ ujarnya.

Anargya EV Mark 1.0, lanjut dia, juga dipersiapkan untuk mengikuti kompetisi di ajang Student Formula Japan (SFJ) 2019 pada 27–31 Agustus. Kompetisi tersebut digelar oleh Society of Automotive Engineers of Japan (JSAE). ’’Tahun ini ITS ikut kali kedua,’’ kata mantan rektor Telkom University itu.

Dalam lomba SFJ 2019 tersebut, Tim Anargya akan mewakili Indonesia di kategori formula dengan tenaga gerak listrik. Peserta dalam kompetisi tersebut berasal dari berbagai negara. Di antaranya, Jepang, India, Taiwan, dan Thailand. ’’Harapan kami, tim ITS bisa membawa gold medal,’’ ujarnya.

Dosen pembimbing Tim Formula Elektrik ITS Alief Wikarta mengatakan, mobil listrik formula tentu harus punya kecepatan yang tinggi. Nah, untuk mendapatkan kecepatan yang tinggi itu, dibutuhkan bodi yang ringan. Namun, harus kuat. ’’Mereka (mahasiswa Tim Anargya ITS) membuat bodi dari karbon fiber komposit yang dibuat sendiri,’’ katanya.

Sistem motor dan kontrol juga dibuat sendiri oleh ITS. Selain itu, menggunakan baterai litium polimer. Baterai jenis tersebut dapat menghasilkan power yang sangat besar. ’’Kami juga dibantu oleh alumni dalam pengadaan baterai,’’ ujarnya.

Sementara itu, ITS membantu hasil penelitian yang digunakan baterai manajemen sistemnya. Jadi, mengatur setiap sel baterai agar satu dengan yang lain bisa habis secara bersamaan. ’’Semua produksi, baik hardware maupun software, mobil formula ini berasal dari hasil penelitian ITS,’’ katanya.

Alief menjelaskan, daya tahan baterai yang digunakan didesain sesuai dengan kebutuhan lomba. Yakni, hanya setengah jam. ’’Sebenarnya bisa lebih dari itu. Hanya, kalau diberi lebih akan rugi dan beban mobil jadi lebih berat,’’ ujarnya.

Pembuatan mobil Anargya EV Mark 1.0 itu memang cukup lama. Sekitar delapan bulan sejak akhir Desember 2018. Tahun lalu mobil listrik formula yang dibuat masih menggunakan komponen dari luar negeri.

Kerennya Anargya EV Mark 1.0

Debut pertama produksi tim Anargya ITS
Dapat menempuh jarak sejauh 75 meter dalam 5 detik
Kecepatan maksimum 100 kilometer per jam
Menggunakan baterai lithium polymer
Kapasitas baterai maksimum 304 volt.
Menggunakan motor listrik berdaya 72 kilowatt
Berbodi ringan
Berbahan carbon fiber composite
Motor penggerak listrik dan sistem kontrol
Merupakan produk sendiri dari hasil riset para peneliti di bawah PUI SKO ITS
Akan bertanding di ajang Student Formula Japan (SFJ) 2019 pada 27–31 Agustus di Jepang
Sumber: Jawapos.com
Editor: Erizal

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya