KAMPAR (RIAUPOS.CO) — Banjir bandang akibat luapan Sungai Subayang di Kecamatan Kampar Kiri mulai surut pada Rabu (8/7). Banjir yang disebut terbesar sejak 2003 lalu itu dilaporkan tidak memakan korban jiwa. Hanya saja, beberapa rumah dilaporkan mengalami kerusakan.
Kepala Desa Kuntu Hasril menyebutkan, air mulai jauh surut sejak pagi kemarin. Air sudah hampir surut total menjelang siang. Kendati tidak ada korban jiwa dalam banjir terbesar dalam satu dekade terakhir itu meninggalkan derita bagi sejumlah warga Kuntu.
"Korban jiwa tidak ada, tapi kalau korban materi cukup banyak. Ada juga beberapa rumah yang berada di dekat jembatan mengalami rusak parah. Ada satu rumah yang sudah hampir runtuh di bagian Dusun Koto Tuo. Ini yang mungkin menjadi permasalahan bagi pemilik rumah," kata Hasril.
Hasril menyebutkan, kerusakan empat rumah itu karena diterjang luapan air yang turun dari hulu Sungai Subayang. Rumah-rumah itu sendiri berada di kawasan paling rendah di Kuntu. Lokasi tepatnya berada di bawah Jembatan Desa Kuntu. Namun sedikit ada kabar gembira, akses jalan menuju desa terdekat arah Lipat Kain masih bisa dilewati. Menurut Hasril, rendaman air di antara Kuntu dan Teluk Paman tidak menghambat transportasi.
Sementara itu Badan Penanggulangan Bencanan Daerah (BPBD) Kampar mencatat ada beberapa desa lainnya yang ikut terdampak banjir di Kecamatan Kampar Kiri pada Rabu (8/7). Seperti dilaporkan Kepala Operasi BPBD Kampar Adi Chandara Lukita banjir akibat luapan air Sungai Subayang itu ikut melanda Desa Domo dan Desa Kuntu Darussalam. Menurut Adi, laporan dari tim yang siaga di lokasi banjir, pada awal kejadian ketinggian air rata-rata yang merendam rumah-rumah warga mencapai 1 meter. Di beberapa desa yang terdampak banjir ini, terutama di permukiman di tepi aliran Subayang, ketinggian air mencapai 2 meter.
"Ada sekitar 853 KK terdampak banjir kali ini, dengan total masyarakat sebanyak 1.019 jiwa. Sebagian masyarakat ada yang memilih tetap bertahan di rumah masing-masing," terangnya.
Banjir menimpa sejumlah desa ini sudah terjadi sejak Selasa (7/7) pagi lalu. Bermula dari kawasan Kampar Kiri Hulu seperti Gema, Tanjung Belit dan beberapa desa lainnya. Limpahan air akibat hujan lebat itu turun menuju sejumlah desa tepi sungai di Kecamatan Kampar Kiri. Namun Desa Kuntu masih yang terparah derdampak banjir. Bahkan PLN terpaksa menonaktifkan sejumlah gardu sementara waktu menjelang siang kemarin.(end)
KAMPAR (RIAUPOS.CO) — Banjir bandang akibat luapan Sungai Subayang di Kecamatan Kampar Kiri mulai surut pada Rabu (8/7). Banjir yang disebut terbesar sejak 2003 lalu itu dilaporkan tidak memakan korban jiwa. Hanya saja, beberapa rumah dilaporkan mengalami kerusakan.
Kepala Desa Kuntu Hasril menyebutkan, air mulai jauh surut sejak pagi kemarin. Air sudah hampir surut total menjelang siang. Kendati tidak ada korban jiwa dalam banjir terbesar dalam satu dekade terakhir itu meninggalkan derita bagi sejumlah warga Kuntu.
- Advertisement -
"Korban jiwa tidak ada, tapi kalau korban materi cukup banyak. Ada juga beberapa rumah yang berada di dekat jembatan mengalami rusak parah. Ada satu rumah yang sudah hampir runtuh di bagian Dusun Koto Tuo. Ini yang mungkin menjadi permasalahan bagi pemilik rumah," kata Hasril.
Hasril menyebutkan, kerusakan empat rumah itu karena diterjang luapan air yang turun dari hulu Sungai Subayang. Rumah-rumah itu sendiri berada di kawasan paling rendah di Kuntu. Lokasi tepatnya berada di bawah Jembatan Desa Kuntu. Namun sedikit ada kabar gembira, akses jalan menuju desa terdekat arah Lipat Kain masih bisa dilewati. Menurut Hasril, rendaman air di antara Kuntu dan Teluk Paman tidak menghambat transportasi.
- Advertisement -
Sementara itu Badan Penanggulangan Bencanan Daerah (BPBD) Kampar mencatat ada beberapa desa lainnya yang ikut terdampak banjir di Kecamatan Kampar Kiri pada Rabu (8/7). Seperti dilaporkan Kepala Operasi BPBD Kampar Adi Chandara Lukita banjir akibat luapan air Sungai Subayang itu ikut melanda Desa Domo dan Desa Kuntu Darussalam. Menurut Adi, laporan dari tim yang siaga di lokasi banjir, pada awal kejadian ketinggian air rata-rata yang merendam rumah-rumah warga mencapai 1 meter. Di beberapa desa yang terdampak banjir ini, terutama di permukiman di tepi aliran Subayang, ketinggian air mencapai 2 meter.
"Ada sekitar 853 KK terdampak banjir kali ini, dengan total masyarakat sebanyak 1.019 jiwa. Sebagian masyarakat ada yang memilih tetap bertahan di rumah masing-masing," terangnya.
Banjir menimpa sejumlah desa ini sudah terjadi sejak Selasa (7/7) pagi lalu. Bermula dari kawasan Kampar Kiri Hulu seperti Gema, Tanjung Belit dan beberapa desa lainnya. Limpahan air akibat hujan lebat itu turun menuju sejumlah desa tepi sungai di Kecamatan Kampar Kiri. Namun Desa Kuntu masih yang terparah derdampak banjir. Bahkan PLN terpaksa menonaktifkan sejumlah gardu sementara waktu menjelang siang kemarin.(end)