RIAUPOS.CO- MERS (Middle East Respiratory Syndrome – Corona Virus) adalah penyakit infeksi virus yang menyerang saluran napas bawah. Penyakit ini termasuk kategori penyakit menular dan jenis virusnya yang bersifat zoonosis. Artinya, seseorang dapat terinfeksi virus ini melalui kontak langsung maupun tak langsung dengan hewan yang terinfeksi.
Gejala MERS serupa dengan gejala infeksi paru, yaitu demam, batuk, dan sesak napas. Selain itu, gejala lain yang dapat muncul adalah nyeri sendi, sakit tenggorokan, sakit kepala, dan diare.
4. Heatstroke
Cuaca panas yang ekstrem dan berbeda suhunya dengan Indonesia dapat berisiko menimbulkan heatstroke. Heatstroke adalah kondisi di mana darah tidak dapat mengalir sampai ke kepala lantaran tubuh tak mampu menoleransi paparan suhu panas dari sengatan matahari. Heatstroke pada lansia sangat berisiko tinggi dan apabila tidak ditangani dengan cepat akan menimbulkan kematian.
5. Penyakit kolera
Penyakit infeksi saluran pencernaan yang disebabkan oleh bakteri vibrio Kolera ini menyebar melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi. Gejala yang akan terjadi adalah feses berwarna seperti air cucian beras, dan BAB encer lebih dari tiga kali sehari.
6. Gangguan saluran pernapasan
Gangguan pernapasan akan sering terjadi karena faktor udara dan banyaknya orang yang menjalankan ibadah haji membuat penularan kuman akan mudah terjadi. Masalah saluran pernapasan yang sering terjadi adalah asma, bronkitis, dan pneumonia.
Tips tetap sehat jemaah calon haji
Agar beberapa gangguan penyakit di atas tidak mengganggu kekhusyukan ibadah haji Anda, ada beberapa tips yang dapat dilakukan, antara lain:
Menyiapkan obat rutin yang biasa digunakan selama berada di Tanah Air.
Rutin menjaga kebersihan diri dengan mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir sebelum makan, setelah buang air besar, dan setelah menggunakan sanitasi umum.
Untuk menghindari heatstroke, lindungi diri dari sengatan langsung sinar matahari dengan cara menggunakan spray air, memakai payung, atau topi.
Penuhi kebutuhan cairan tubuh dengan konsumsi air putih cukup sebanyak 1,5 hingga 2 liter per hari.
Istirahat yang cukup selama menjalankan ibadah di Tanah Suci.
Kurangi aktivitas di udara terbuka terlalu lama.
Hindari minuman berkafein atau bersoda karena dapat memperberat dehidrasi.
Segera lapor petugas kesehatan jika merasa tidak enak badan.
Perubahan iklim dan lingkungan yang drastis memang rentan membuat tubuh “kaget†sehingga memicu timbulnya beragam penyakit. Karena itu, para calon haji harus mempersiapkan fisik sebaik mungkin sebelum berangkat.
Jemaah calon haji yang memiliki riwayat sakit juga wajib membekali diri dengan obat, vitamin, serta alat pelindung diri lainnya. Dengan persiapan fisik yang matang, ibadah haji akan lebih lancar serta kembali ke Indonesia dengan sehat dan selamat.(HNS/RVS)
Sumber: JPNN.com
Editor: Deslina