PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Bambang Brodjonegoro meresmikan pemanfaatan listrik produksi Pembangkit Listrik Bertenaga Biogas (PLTBg) dari limbah pabrik kelapa sawit di Desa Kasikan, Kecamatan Tapung Hulu, Kabupaten Kampar, Jumat (6/3). PLTBg yang dibangun Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bekerja sama dengan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) V sejak 2017 tersebut telah berhasil menyalurkan 700 KW listrik yang diproduksi biogas untuk mendukung operasional Pabrik Palm Kernel Oil Tandun.
Menurut Direktur Utama PTPN V Jatmiko K Santosa, meskipun produktivitas sudah relatif tinggi tapi perusahaan menghadapi masalah klasik.
Yakni biaya produksi yang tinggi.
"Maka kami menggunakan inovasi teknologi untuk meningkatkan operating excellent dan memanfaatkan nilai ekonomi dari sawit. Di antaranya limbah yang masih memiliki manfaat ekonomi" sebut Jatmiko.
Lebih lanjut menurut Jatmiko, dengan memanfaatkan limbah untuk menghasilkan listrik, PTPN V dapat menekan biaya produksi. Sehingga mampu membeli tandan buah sawit petani plasma dengan harga lebih baik. Di samping itu biogas dapat menekan dampak emisi gas rumah kaca dan mendukung penerapan perkebunan yang lestari. Dia juga mengatakan bahwa penggunaan listrik dari gas metan limbah cair kelapa sawit membuat PTPN V mampu menghemat hingga Rp6 miliar per tahun dari satu pembangkit berkapasitas 700 KW.
"Bayangkan kalau seluruh pabrik kelapa sawit kita pakai ini," kata Jatmiko.
Dikatakannya, BPPT punya riset, kajian, SDM, teknologi, dan peralatannya, sedangkan pihaknya memiliki potensi limbah sawit yang sangat besar. Berasal dari hasil olah pabrik kelapa sawit berkapasitas 575 ton tandan buah sawit per jam.
"Untuk itu PTPN V mengucapkan terima kasih kepada pemerintah melalui BPPT yang telah memberikan dukungan secara langsung bagi proses produksi PTPN Group khusunya PTPN V," katanya.
Sementara itu, Menristek Bambang Brodjonegoro menyebutkan ketersediaan listrik secara mandiri oleh PTPN V selaras dengan konsep circular ekonomi.
"PTPN V dapat menekan biaya produksi, sementara limbah dapat diatasi sehingga daya beli tandan buah segar juga meningkat. Dengan begitu, kesejahteraan masyarakat juga atau tumbuh positif dan berbanding lurus dengan daya beli," ungkap Menteri.
"Dan yang paling saya garis bawahi adalah aplikasi circular ekonomi atau ekonomi yang tidak ada ujungnya. Karena yang kita pelajari selama ini yang konvensional akan berujung pada sesuatu yaitu limbah," ujarnya.
Di tempat yang sama Kepala BPPT Dr Ir Hammam Riza MSC mengungkapkan dengan terbitnya Perpres No. 22 tahun 2017 tentang rencana umum energi nasional (RUEN), target biogas pada bauran energi EBT 23% tahun 2020 adalah sekitar 489,8 juta m3.
"Bila seluruh limbah POME dapat diproses menjadi listrik maka potensi daya yang dapat dipasang adalah 1,5 GW. Dan jika limbah POME tersebut diproses dan dimanfaatkan menjadi biogas sebagai bahan bakar, maka dapat dihasilkan bahan bakar gas yang setara dengan 2,6 juta ton LPG atau sekitar 45 persen dari total import LPG", tukas Hammam.(adv/eca)