Begitu mengetahui atap salah satu ruang kelasnya hilang, beberapa siswa SDN 005 Desa Baru, Kecamatan Siak Hulu, Kampar sempat menangis. Mereka sedih karena selain sudah beratapkan langit, beberapa kelengkapan kelas juga berantakan dengan jendela yang tertutup kayu. Genangan hujan pun menjadi pemandangan terbaru di dalam kelas tersebut.
Laporan: EVAN GUNANZAR, Siak Hulu
Awal pekan kemarEn, heboh beredar kabar adanya atap sekolah yang hilang. Berbagai media lokal hingga nasional pun turut memberitakan. Kejadian hilangnya atap sekolah ini pada Sabtu (5/2) pagi, dan pantauan Riau Pos, Selasa (8/2), terlihat belum ada perbaikan.
Jarak Desa Baru, Siak Hulu dari Pekanbaru sekitar setengah jam. SDN 005, seperti laiknya sekolah lain, terlihat sudah memulai pertemuan tatap muka terbatas. Sehingga siswa di ruang kelas yang tidak beratap masih bisa menumpang di kelas lain.
Puluhan atap kelas yang hilang dicuri, merupakan salah satu kelas yang berada di sisi kanan sekolah nan asri tersebut. Pagi itu, beberapa siswa yang masuk, dihebohkan dengan kejadian dicurinya atap kelas mereka. Berlari melihat langsung kondisinya, beberapa di antaranya mengeluarkan air mata dan tak kuasa menahan tangis atas kejadian yang menimpa.
"Beberapa murid ada yang menangis melihat kondisi atap kelas begitu baru mengetahui kalau (atapnya, red) sudah hilang," kata Kepala Sekolah SDN 005 Desa Baru, Siak Hulu, Kampar, Ernita.
Ernita, ditemui Selasa (8/2) mengatakan, hilangnya atap sekolah ini diduga terjadi pada Sabtu (5/2) lalu. Ketika itu penjaga sekolah yang mengetahui langsung mengabarkan kejadian tersebut. "Hilangnya hari Sabtu waktu itu, pas pagi dilihat udah hilang," ceritanya.
Diperkirakan kurang lebih sebanyak 30 seng hilang di atas ruang kelas berukuran sekitar 5×7 meter tersebut. Di dalam kelas, terlihat genangan air sisa hujan. Sejumlah fasilitas kelas berangsur dipindahkan oleh penjaga sekolah, seperti kursi, meja, sapu, serta barang kelas lainnya.
Diceritakan Ernita, ruang kelas itu sebelumnya merupakan rumah guru. Namun karena tidak ada guru yang menempati, pihak sekolah berinisiatif merubah menjadi kelas. "Dulunya rumah guru, jadi karena kekurangan lokal, gak ada ruangan yang lain kita pakai, maka direnovasi," jelasnya.
Atap yang hilang ini merupakan atap yang menutupi kelas satu yang saat pandemi tidak difungsikan karena sekolah digelar secara bergiliran. Sebelumnya diakui kepala sekolah, peristiwa serupa juga sempat terjadi di sekolah ini, namun tidak separah sekarang.
"Dulu pernah juga kehilangan-kehilangan kecil, umpamanya beberapa bahan bangunan saat merehab sekolah, tapi tidak separah ini," jelasnya lagi.
Kehilangan atap kelas ini menurut Ernita dapat memengaruhi sistem belajar mengajar nantinya apabila diterapkan sekolah secara penuh. Sebab, ruang kelas di sekolah tersebut memang pas-pasan untuk kelas bagi siswa.
Karenanya, pihak sekolah berharap aparat kepolisian segera bisa menangkap pelaku pencurian dan kelas bisa segera diperbaiki. Karena apabila dibiarkan dapat merusak bangunan lain di sekitarnya.
"Sudah dilaporkan ke kepolisian, mudah-mudahan segera terungkap. Mudah-mudahan juga bisa segera dapat diperbaiki," katanya.
Sebelumnya, Kapolsek Siak Hulu AKP Zuhri Siregar yang dikonfirmasi membenarkan kejadian tersebut. Di mana berdasarkan laporan Ali Akbar (56) sudah terjadi pencurian atap SDN 005 sebanyak 30 lembar pada Sabtu (5/2).
Kapolsek Siak Hulu menegaskan, pihaknya sekarang masih terus melakukan penyelidikan atas dugaan pencurian atap kelas tersebut.(egp)