Kamis, 19 September 2024

Gangguan Pencernaan, Gajah Berumur 40 Tahun Mati

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Gajah merupakan salah satu hewan terbesar dan terpintar. Namun kehidupan mereka sungguh menyedihkan karena banyak diincar oleh para pemburu yang ingin mengambil gadingnya ataupun karena terlibat konflik dengan manusia di sekitarnya.

Namun tidak semua gajah mati akibat konflik atau diburu. Gajah juga bisa mati diakibatkan oleh penyakit. Seperti kematian gajah yang ditemukan di area PT Arara Abadi, kilometer 54, Desa Koto Pait, Kecamatan Tualang Mandau, Kabupaten Bengkalis, Jumat (7/2). Balai Besar KSDA Riau menurunkan tim ke lapangan untuk melakukan observasi. Sabtu (8/2) tim medis langsung melakukan nekropsi yang dilakukan oleh dua dokter hewan dari Balai Besar KSDA Riau yaitu drh Rini Deswita, drh Danang beserta tim medis Balai Besar KSDA Riau.

Baca Juga:  Ada Piutang Sebesar Rp 2 Miliar di Warisan Lina

Kepala Balai Besar KSDA Riau Suharyono menuturkan, dari hasil nekropsi, gajah yang mati tersebut berjenis kelamin betina dan berumur kurang lebih 40 tahun. Kematian gajah berkisar 5 hari sebelum satwa tersebut ditemukan. Tidak ditemukan adanya kekerasan fisik maupun keracunan pada gajah.  “Hasil pemeriksaan patologi anatomi penyebab kematian gajah murni gangguan pencernaan akibat infeksi atau peradangan pada dinding saluran pencernaan, terutama lambung dan usus (gastroenteritis kronis. Di mana makanan tidak dapat dicerna sehingga otomatis satwa tersebut pun kehilangan berat badannya,’’ ujarnya.

Setelah dilakukan nekropsi, bangkai gajah dikuburkan di sekitar lokasi kematian dengan menggunakan alat berat milik PT Arara Abadi. Hal senada diungkapkan Kepala Bidang BBKSDA Wilayah II, Heru Sutmantoro" Usia gajah tersebut sekitar 40 tahun. Tidak memiliki gading karena gajah betina," ujarnya.(dof)

- Advertisement -
Baca Juga:  Bantu Masyarakat dan Instansi Rekanan, BRI Serahkan 4 Unit Ambulans

 

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Gajah merupakan salah satu hewan terbesar dan terpintar. Namun kehidupan mereka sungguh menyedihkan karena banyak diincar oleh para pemburu yang ingin mengambil gadingnya ataupun karena terlibat konflik dengan manusia di sekitarnya.

Namun tidak semua gajah mati akibat konflik atau diburu. Gajah juga bisa mati diakibatkan oleh penyakit. Seperti kematian gajah yang ditemukan di area PT Arara Abadi, kilometer 54, Desa Koto Pait, Kecamatan Tualang Mandau, Kabupaten Bengkalis, Jumat (7/2). Balai Besar KSDA Riau menurunkan tim ke lapangan untuk melakukan observasi. Sabtu (8/2) tim medis langsung melakukan nekropsi yang dilakukan oleh dua dokter hewan dari Balai Besar KSDA Riau yaitu drh Rini Deswita, drh Danang beserta tim medis Balai Besar KSDA Riau.

Baca Juga:  Begitu Mudahnya Punya Senjata Api di AS, Begini Ternyata Aturannya

Kepala Balai Besar KSDA Riau Suharyono menuturkan, dari hasil nekropsi, gajah yang mati tersebut berjenis kelamin betina dan berumur kurang lebih 40 tahun. Kematian gajah berkisar 5 hari sebelum satwa tersebut ditemukan. Tidak ditemukan adanya kekerasan fisik maupun keracunan pada gajah.  “Hasil pemeriksaan patologi anatomi penyebab kematian gajah murni gangguan pencernaan akibat infeksi atau peradangan pada dinding saluran pencernaan, terutama lambung dan usus (gastroenteritis kronis. Di mana makanan tidak dapat dicerna sehingga otomatis satwa tersebut pun kehilangan berat badannya,’’ ujarnya.

Setelah dilakukan nekropsi, bangkai gajah dikuburkan di sekitar lokasi kematian dengan menggunakan alat berat milik PT Arara Abadi. Hal senada diungkapkan Kepala Bidang BBKSDA Wilayah II, Heru Sutmantoro" Usia gajah tersebut sekitar 40 tahun. Tidak memiliki gading karena gajah betina," ujarnya.(dof)

Baca Juga:  KPK Periksa Kadis PUPR Pekanbaru dan Kepala Bapenda Kampar

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari