JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Sebagus apa pun daya tarik sebuah destinasi wisata, tanpa didukung akses memadai, bakal sulit merayu wisatawan untuk berkunjung. Karena itulah, pembenahan infrastruktur mesti terus dilakukan di lima destinasi superprioritas.
Di kawasan Danau Toba, Sumatera Utara, misalnya. PT Angkasa Pura II sejak beberapa tahun terakhir fokus melakukan pengembangan secara berkelanjutan terhadap Bandara Internasional Silangit atau Bandara Sisingamangaraja XII. Silangit merupakan bandara terdekat dengan kawasan Danau Toba. Terpisah jarak 30 menit hingga 1 jam menggunakan kendaraan bermotor.
"Pertumbuhan penumpang pesawat di Silangit cukup membanggakan. Karena itu, kami memperluas terminal agar standar pelayanan tetap terjaga," ujar President Director PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin.
Pada 2020 kapasitas terminal di Silangit bertambah menjadi 750.000 penumpang supaya standar pelayanan dapat terjaga dan semakin meningkat. Sampai 2017, pengembangan yang sudah dilakukan PT Angkasa Pura II di Bandara Internasional Silangit adalah modernisasi dan revitalisasi terminal.
Sementara itu, pengembangan yang sedang dilakukan pada 2019 adalah pembangunan atau perluasan terminal agar memiliki kapasitas 750.000 penumpang per tahun. Pekerjaan itu ditargetkan tuntas pada Januari tahun depan. "PT Angkasa Pura II juga sudah menyelesaikan perluasan apron sehingga kini Silangit memiliki lima parking stand untuk pesawat," kata Awaluddin.
Untuk kawasan Manado, Sulawesi Utara, yang menjadi pintu masuk ke Likupang, Minahasa Utara, Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Darat juga siap mendukung. Menurut Dirjen Perhubungan Darat Budi Setiadi, pihaknya akan membangun Dermaga Lepeh dan Likupa. Juga, melanjutkan perbaikan Terminal Bus Tipe A Tangkoko.
"Provinsi Sulawesi Utara yang sebagiannya adalah kepulauan dan memiliki beberapa KSPN (Kawasan Strategis Pariwisata Nasional), seperti Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata Likupang, bisa dioptimalkan," katanya.
Pengembangan jaringan transportasi di dalam dan antarpulau diarahkan untuk mengintegrasikan dan mengombinasikan moda transportasi yang ada. Semuanya disesuaikan dengan potensi wilayah daerah tersebut.
Sumbangan devisa dari pariwisata ke kas negara terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada 2016, misalnya, sektor itu menyumbang USD 13,6 miliar dan setahun berikutnya menjadi USD 15 miliar.
Sebelumnya, Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Angela Tanoesoedibjo mengatakan, komitmen dan sinergi antara kementerian dan lembaga sangat diperlukan untuk membangun pariwisata. "Peran Kemenhub sangat penting untuk mengintegrasikan setiap destinasi yang ada di Indonesia. Khususnya di lima destinasi pariwisata superprioritas," tuturnya.
Menurut dia, perencanaan harus matang. Sinergi antara pusat dan daerah harus dilakukan. "Jangan sampai kita telah membangun banyak sarana dan prasarana transportasi, tapi masyarakat tidak menerima dampaknya," ujarnya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Erizal