Jumat, 20 September 2024

Lebih dari 20 Jurnalis Asing Dipaksa Meninggalkan Cina

SYDNEY (RIAUPOS.CO) – Konflik Cina dan Amerika Serikat (AS) yang terjadi selama ini, hingga kini terus menimbulkan polemik. Aturan Cina yang mempersulit para jurnalis Asing, termasuk AS, kini terus menuai kritik.

Selama setahun terakhir, banyak jurnalis asing yang bekerja untuk perusahaan media Barat dipaksa meninggalkan Cina. Sebagian besar dari wartawan itu diusir lantaran izin kerja mereka dicabut atau tidak diperpanjang oleh otoritas negeri tirai bambu.

Klub Koresponden Asing China (FCCC) pada Senin (7/8/2020) mengungkapkan, penguasa Cina telah mencatat rekor dengan mengusir 17 jurnalis asing dari negara itu sepanjang paruh pertama tahun ini saja.

Pengusiran itu terjadi di tengah memburuknya hubungan diplomatik antara Cina dan AS beserta sekutunya yang dipicu oleh berbagai isu, mulai dari masalah perdagangan hingga teknologi. Terakhir, konflik kedua pihak semakin meruncing tatkala Cina semakin membatasi hak-hak demokrasi di Hongkong.

- Advertisement -
Baca Juga:  Dituduh Sebar Hoaks, Koordinator TI Prabowo-Sandi Ditangkap

Cina menyatakan, tindakan Beijing terhadap para wartawan asing kali ini hanya sebagai cerminan atas pembatasan yang diterapkan terhadap para jurnalis Cina yang bekerja di AS. Pasalnya, pemerintah AS di bawah pimpinan Presiden Donald Trump telah membatasi visa reporter Cina menjadi 90 hari saja.

Di bawah ini adalah daftar peristiwa pengusiran paksa jurnalis asing dari Cina,  yang dihimpun dari berbagai sumber, termasuk Reuters, CNN, dan Daily Mail:

- Advertisement -

Agustus 2019

Cina tidak bersedia memperpanjang kartu pers Chun Han Wong, jurnalis berkewarganegaraan Singapura yang bekerja untuk Wall Street Journal di Beijing. Wong pernah menulis cerita tentang aktivitas salah satu sepupu Presiden Cina Xi Jinping di Australia.

Baca Juga:  Ribuan Massa Bakal Ikuti Aksi 212 di Depan Gedung DPR

Februari 2020

Cina mencabut kredensial pers dari tiga jurnalis Wall Street Journal setelah surat kabar tersebut menolak untuk meminta maaf atas kolom opini yang menyebut Cina sebagai “orang Asia sakit yang sebenarnya” (the real sick man of Asia).

Ketiga jurnalis tersebut adalah Josh Chin dan Chao Deng yang berkewarganegaraan AS, serta Philip Wen asal Australia.

Pencabutan kredensial pers ketiga orang itu dilakukan Beijing setelah AS menyatakan bakal mulai memperlakukan lima entitas media yang dikelola Pemerintah Cina dengan operasi AS, sama seperti yang dilakukan kedutaan asing.

Sumber: Reuters/CNN/News/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun

SYDNEY (RIAUPOS.CO) – Konflik Cina dan Amerika Serikat (AS) yang terjadi selama ini, hingga kini terus menimbulkan polemik. Aturan Cina yang mempersulit para jurnalis Asing, termasuk AS, kini terus menuai kritik.

Selama setahun terakhir, banyak jurnalis asing yang bekerja untuk perusahaan media Barat dipaksa meninggalkan Cina. Sebagian besar dari wartawan itu diusir lantaran izin kerja mereka dicabut atau tidak diperpanjang oleh otoritas negeri tirai bambu.

Klub Koresponden Asing China (FCCC) pada Senin (7/8/2020) mengungkapkan, penguasa Cina telah mencatat rekor dengan mengusir 17 jurnalis asing dari negara itu sepanjang paruh pertama tahun ini saja.

Pengusiran itu terjadi di tengah memburuknya hubungan diplomatik antara Cina dan AS beserta sekutunya yang dipicu oleh berbagai isu, mulai dari masalah perdagangan hingga teknologi. Terakhir, konflik kedua pihak semakin meruncing tatkala Cina semakin membatasi hak-hak demokrasi di Hongkong.

Baca Juga:  Ribuan Massa Bakal Ikuti Aksi 212 di Depan Gedung DPR

Cina menyatakan, tindakan Beijing terhadap para wartawan asing kali ini hanya sebagai cerminan atas pembatasan yang diterapkan terhadap para jurnalis Cina yang bekerja di AS. Pasalnya, pemerintah AS di bawah pimpinan Presiden Donald Trump telah membatasi visa reporter Cina menjadi 90 hari saja.

Di bawah ini adalah daftar peristiwa pengusiran paksa jurnalis asing dari Cina,  yang dihimpun dari berbagai sumber, termasuk Reuters, CNN, dan Daily Mail:

Agustus 2019

Cina tidak bersedia memperpanjang kartu pers Chun Han Wong, jurnalis berkewarganegaraan Singapura yang bekerja untuk Wall Street Journal di Beijing. Wong pernah menulis cerita tentang aktivitas salah satu sepupu Presiden Cina Xi Jinping di Australia.

Baca Juga:  Dituduh Sebar Hoaks, Koordinator TI Prabowo-Sandi Ditangkap

Februari 2020

Cina mencabut kredensial pers dari tiga jurnalis Wall Street Journal setelah surat kabar tersebut menolak untuk meminta maaf atas kolom opini yang menyebut Cina sebagai “orang Asia sakit yang sebenarnya” (the real sick man of Asia).

Ketiga jurnalis tersebut adalah Josh Chin dan Chao Deng yang berkewarganegaraan AS, serta Philip Wen asal Australia.

Pencabutan kredensial pers ketiga orang itu dilakukan Beijing setelah AS menyatakan bakal mulai memperlakukan lima entitas media yang dikelola Pemerintah Cina dengan operasi AS, sama seperti yang dilakukan kedutaan asing.

Sumber: Reuters/CNN/News/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari