Minggu, 7 Juli 2024

Penemu Vaksin Ingatkan Dunia Lebih Waspada

LONDON (RiauPos.co) –  Dunia harus bersiap menghadapi situasi yang lebih buruk. Sebab pandemi Covid-19 saat ini mungkin bukan yang terakhir. Hal itu diungkapkan oleh Sarah Gilbert, salah satu penemu vaksin Covid-19 Oxford/AstraZeneca. 

"Ini bukan kali terakhir virus mengancam hidup dan mata pencaharian kita. Sebenarnya, (pandemi) yang berikutnya bisa lebih buruk. Yaitu lebih menular, lebih mematikan, atau bahkan keduanya," terangnya seperti dikutip Agence France-Presse. Dia meminta agar pengetahuan yang didapatkan saat ini jangan sampai hilang. 

- Advertisement -

Terkait dengan adanya varian Omicron, Gilbert mendesak agar semua pihak berhati-hati. Sebab saat ini informasi terkait varian baru tersebut masih minim. Dia menyarankan agar mengambil langkah untuk memperlambat penyebaran Omicron. 

Baca Juga:  Peneliti Cili Sebut Vaksin Sinovac Manjur 80 Persen Cegah Kematian

"Seperti yang kita lihat sebelumnya, berkurangnya perlindungan terhadap infeksi dan penyakit ringan, tidak berarti perlindungan terhadap gejala yang parah dan kematian juga berkurang," tegasnya. 

Di Inggris saat ini sudah terdeteksi 250 kasus Omicron. Sedangkan di Amerika Serikat, varian itu telah menyebar di 17 negara bagian. Kasus harian di AS saat ini tembus 100 ribu orang per hari, tapi varian Delta masih mendominasi. Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Rochelle Walensky mengatakan bahwa ada kemungkinan kasus Omicron akan meningkat.

- Advertisement -

Kota New York kemarin menerapkan wajib vaksinasi untuk semua pekerja swasta guna mencegah penyebaran. Kebijakan ini berlaku mulai 27 Desember nanti. Dengan aturan ini, artinya semua orang yang bekerja di kota yang dipimpin Bill de Blasio itu wajib vaksinasi. 

Baca Juga:  PM Muhyiddin Usulkan Keadaan Darurat Malaysia, Anwar dan Mahathir Menentang

Thailand menjadi negara paling baru yang melaporkan adanya varian Omicron. Dia adalah warga negara AS yang masuk ke Thailand sepekan yang lalu. Pria 35 tahun tersebut sudah setahun tinggal di Spanyol. Juni lalu dia sudah divaksinasi dengan Johnson & Johnson.(sha/bay/jpg)

LONDON (RiauPos.co) –  Dunia harus bersiap menghadapi situasi yang lebih buruk. Sebab pandemi Covid-19 saat ini mungkin bukan yang terakhir. Hal itu diungkapkan oleh Sarah Gilbert, salah satu penemu vaksin Covid-19 Oxford/AstraZeneca. 

"Ini bukan kali terakhir virus mengancam hidup dan mata pencaharian kita. Sebenarnya, (pandemi) yang berikutnya bisa lebih buruk. Yaitu lebih menular, lebih mematikan, atau bahkan keduanya," terangnya seperti dikutip Agence France-Presse. Dia meminta agar pengetahuan yang didapatkan saat ini jangan sampai hilang. 

Terkait dengan adanya varian Omicron, Gilbert mendesak agar semua pihak berhati-hati. Sebab saat ini informasi terkait varian baru tersebut masih minim. Dia menyarankan agar mengambil langkah untuk memperlambat penyebaran Omicron. 

Baca Juga:  Gembang, Sejarah Rokan yang Bersuara

"Seperti yang kita lihat sebelumnya, berkurangnya perlindungan terhadap infeksi dan penyakit ringan, tidak berarti perlindungan terhadap gejala yang parah dan kematian juga berkurang," tegasnya. 

Di Inggris saat ini sudah terdeteksi 250 kasus Omicron. Sedangkan di Amerika Serikat, varian itu telah menyebar di 17 negara bagian. Kasus harian di AS saat ini tembus 100 ribu orang per hari, tapi varian Delta masih mendominasi. Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Rochelle Walensky mengatakan bahwa ada kemungkinan kasus Omicron akan meningkat.

Kota New York kemarin menerapkan wajib vaksinasi untuk semua pekerja swasta guna mencegah penyebaran. Kebijakan ini berlaku mulai 27 Desember nanti. Dengan aturan ini, artinya semua orang yang bekerja di kota yang dipimpin Bill de Blasio itu wajib vaksinasi. 

Baca Juga:  Awal Juni, Italia Izinkan Kunjungan Turis Asing 

Thailand menjadi negara paling baru yang melaporkan adanya varian Omicron. Dia adalah warga negara AS yang masuk ke Thailand sepekan yang lalu. Pria 35 tahun tersebut sudah setahun tinggal di Spanyol. Juni lalu dia sudah divaksinasi dengan Johnson & Johnson.(sha/bay/jpg)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari