Banyak cara untuk menghabiskan waktu atau berlibur. Tergantung juga seberapa banyak waktu yang dimiliki dan destinasi mana saja yang akan dihampiri. Tapi, yang paling penting bagaimana liburan bisa berjalan lancar, nyaman, dan destinasi impian tidak ada yang terlewatkan. Nah, mobil serasa rumah yang berjalan, kini menjadi solusi.
(RIAUPOS.CO) – HAL terpenting yang paling diperhatikan saat hendak liburan adalah kendaraan atau transportasi apa yang akan dipakai. Tinggal pilih saja. Jika jauh, biasanya memilih pesawat. Tapi jika hanya memerlukan waktu beberapa jam di perjalanan, biasanya menggunakan mobil. Itu pun bisa diatur sedemikian rupa, agar semua tujuan yang dibayangkan bisa dijalani dan pulang tepat waktu tanpa ada pekerjaan yang terganggu.
Semua ada plus minus. Menggunakan pesawat, langkah akan terbatas. Sesampainya di bandara tujuan, pasti akan disibukkan mencari kendaraan lain, atau merepotkan kawan atau saudara untuk menjemput dan sebagainya. Tapi memang, menggunakan pesawat, waktu perjalanan menjadi lebih singkat.
Itu jika menggunakan pesawat. Jika menggunakan mobil, perjalanan memang akan ditempuh lebih lama. Pasti merasa lelah. Apalagi perjalanan berhari-hari, bahkan berbulan-bulan. Wow, terasa letih, lelah dan lesu bukan? Yang terbayang, waktu habis sia-sia, stamina terkuras, susah tidur, susah BAB dan macam-macam. Belum lagi kalau kemalaman dan harus tidur di mana. Pastinya bingung.
Tapi, bagaimana jika saat berada di dalam kendaraan atau mobil selama di perjalanan itu serasa di rumah, mau nggak sih? Artinya, di dalam mobil juga ada kasur, ada televisi, ada toilet, wastafel, meja baca, dapur, bahkan AC seperti di rumah. Kebayang gak sih? Ini seru lho, seru banget. Dan, saat ini kendaraan serupa rumah atau yang disebut rumah berjalan atau motor home ini lagi sangat digandrungi. Apalagi jika perginya bersama keluarga atau orang tercinta. Ditambah lagi pandemi yang membuat kita harus lebih berhati-hati, menjaga jarak dan menjauhi keramaian. Pasti lebih aman dan privasi.
Mobil berjalan atau motor home ini juga disebut dengan Campervan, yaitu mobil biasa yang sudah dimodifikasi sedemikian rupa sesuai selera. Mobil yang bisa dimodifikasi juga macam-macam. Yang jelas bisa kemping dengan mobil. Bisa mobil Toyota Hi Ace, Isuzu Traga dan Elf, Mitsubishi Cold Diesel, Hino Dutro, Mercedes-Benz, Unimog, Fortuner, Karimun, bahkan Avanza. Semuanya bisa dijadikan Campervan.
Konon, motor home dan Campervan ini tidak sama. Perbedaannya hanya pada desain dan ukuran saja karena Campervan memang dikhususkan untuk kebutuhan kemping. Artinya, desain yang dibuat juga disesuaikan dengan kebutuhan saat berada di alam terbuka. Meski demikian, banyak juga yang menyebut istilah keduanya sama saja. Intinya tetap asyik di perjalanan dan nyaman selama di perjalanan dan di alam bebas.
Campervan dapat dilengkapi dengan atap “pop-up” yakni atap yang bisa dinaikkan dan kemudian diturunkan kembali selama kemping, atau ada juga atap tetap. Dapur Campervan biasanya kecil dengan kulkas dan serba-portable. Kompor yang digunakan juga kompor dengan gas kecil. Begitu juga dengan westafel, meja baca atau kasur. Semuanya serba mini, tapi lengkap.
Tidak semua Campervan ini memiliki toilet. Banyak juga yang menggunakan toilet portable atau toilet bongkar pasang yang didirikan di samping mobil. Bisanya juga digunakan untuk tempat ganti baju. Tergantung kebutuhan masing-masing orang. Malah, ada juga yang menjadikan bagian dalam mobil hanya untuk duduk santai dan masak.
Sedang tidurnya bisa di dalam tenda yang menyatu langsung dengan atap mobil, atau bahkan tenda terpisah yang biasanya dilengkapi dengan atap pengaman yang sudah menempel di atap mobil.
Campervan juga terkadang merupakan variasi off-road. Sering juga disebut kemping 4WD atau kemping 4×4. Memang, kendaraan ini sangat cocok untuk keluar jalur dan menjelajah. Beberapa model dilengkapi dengan tenda yang dipasang di atas atap mobil atau bentuk-bentuk lain untuk menyimpan barang-barang tambahan. Bahkan, banyak yang sudah memposisikan bentuknya untuk keperluan ekspedisi bukan hanya kemping di alam terbuka.
CVI Area 04 Riau
Di Indonesia, Campervan ini sudah menjadi sebuah komunitas. Mereka adalah orang-orang yang memiliki hobi serupa, yakni suka kemping dengan menggunakan mobil. Lalu, mereka membuat perkumpulan yang kemudian diberi nama Camper Van Indonesia (CVI). Di Indonesia komunitas ini baru muncul tahun 2019 dan baru resmi tahun 2020 yang dimulai dari Jawa Barat. Dalam waktu yang tidak lama, menyebar sampai ke berbagai provinsi di Indonesia termasuk Riau.
Menurut para petualang yang hobi kemping di alam bebas, saat ini masyarakat sudah semakin tertarik berwisata ke alam terbuka, langsung berhadapan dengan sejuta bintang di langit dan bukan lagi di hotel-hotel berbintang. Tentu dilengkapi dengan perlengkapan yang sepadan.
Hafith Syukri misalnya. Pria yang satu ini hobi kemping dengan menggunakan mobilnya sendiri. Lalu, akhirnya dia terpilih menjadi Ketua Campervan Riau yang diberi nama CVI Area 04 Riau.
‘’Liburan, bahkan kemping dengan mobil pribadi saat ini semakin digemari akhir-akhir ini. Karena menginap di alam terbuka itu menghadirkan sensasi tersendiri. Beda rasanya jika sudah menyatu dengan alam. Ada juga nilai edukasi, bahwa alam itu sehat, bahwa alam itu indah, bahwa alam itu sahabat, bahwa alam itu harus dijaga,’’ kata Hafith.
Hafith Syukri juga berharap, dengan hadirnya komunitas Campervan Riau, bisa membantu berkembangnya tempat wisata yang menyediakan fasilitas camp ground. Apalagi Campervan Riau sudah memiliki member sebanyak 354 dan kemudian membentuk kepengurusan secara resmi di lokasi wisata Imbo Putuih Petapahan pada 29-30 Mei 2021. Selanjutnya, CVI Area 04 Riau beserta kepengurusannya didekarasikan di Desa Gema, Kampar Kiri Hulu, Kabupaten Kampar, 11 September 2021.
Meski baru muncul di Riau tahun lalu yang diawali dengan pembuatan Whatshapp Group (WAG) pada 30 November, CVI Area 04 Riau sudah banyak melakukan aktivitas bahkan menyemangati munculnya CVI di wilayah lain di Sumatera. Kegiatan terakhir yang mereka laksanakan yakni Cambar atau Camping Bareng se-Sumatera pada 23-24 Oktober di Puncak Anai, Padang Panjang. Kegiatan ini diikuti sekitar 110 kendaraan.
Berkomunitas Sambil Beramal
Karena akhirnya menjadi komunitas besar, Campervan kemudian tidak hanya mengedepankan hobi dan kemping saja. Dalam setiap kegiatan, selalu diselipkan kegiatan sosial atau beramal bersama. Bisa berupa menyerahkan bantuan, bersih-bersih atau lainnya.
Kegiatan sosial yang pernah dilakukan antara lain, memberikan bantuan tong sampah dan mengantar bantuan untuk korban banjir di Desa Kebun Tinggi, Kecamatan Kampar Kiri Hulu, Kabupaten Kampar beberapa waktu lalu.
Sekretaris CVI Area 04 Riau Shohipuddin Ochip, menyebutkan, saat ini CVI Riau ini dalam proses merapikan tata organisasi, selain tetap menjalankan program rutin yakni camping bareng dan saling mendukung satu dengan yang lain.
‘’CVI Arena 04 Riau ini anggotanya orang perorangan. Kami dari banyak profesi dan organisasi. Kalau sedang di Campervan, ya kami hanya bicara Campervan saja. Tak bicara organisasi lain, meski bergabung di banyak organisasi. Intinya saling support profesi,’’ kata Ochip.
Ochip merupakan penggagas awal yang meminta izin kepada pengurus nasional CVI untuk dibentuk Area 04 Riau. Ochip kemudian mengajak Rahmat Hidayat. Selanjutnya bergabung Harry Octavian, Riski Aliansyah dan Rhomi AB.
Di Sumatera, Riau merupakan provinsi perdana yang mendirikan CVI. Menyusul kemudian CVI Sriwijaya Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Aceh dan terakhir Sumbar. ‘’Campervan intinya silaturahmi karena silaturahmi bisa memperpanjang usia, dan tentunya banyak teman,’’ kata penulis buku berjudul Menjalin Silaturrahmi dalam Bingkai Komunitas ini.***
Laporan KUNNI MASROHANTI, Pekanbaru