Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Korea Utara Kembali Bikin Panas

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Korea Utara (Korut) kian berani. Negara yang dipimpin Kim Jong-un itu pada Selasa (6/8) kembali menguji coba misilnya untuk kali keempat dalam dua pekan terakhir. Uji coba tersebut bersamaan dengan latihan militer gabungan antara Korea Selatan (Korsel) dan Amerika Serikat (AS). Dua negara yang bersekutu itu baru melakukan latihan virtual. Praktik lapangan digelar Minggu mendatang (11/8).

Pyongyang memang sengaja melakukannya. Ia selalu berang setiap kali Seoul dan Washington latihan perang gabungan. Bagi Korut, itu tampak seperti latihan untuk menginvasi negaranya. Setiap tahun Korut melakukan uji coba misil menjelang latihan, tapi tidak pernah pada hari H seperti saat ini.

“Kami sudah memperingatkan beberapa kali bahwa latihan militer gabungan akan mengganjal kemajuan hubungan Korut-AS dan Inter-Korea,” bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri Korut yang tertulis di KCNA seperti dikutip Agence France-Presse.

Biasanya Korut tak pernah melakukan uji coba tepat saat Korsel-AS menggelar latihan militer gabungan. Mereka juga membuat pernyataan satu jam setelah misil balistik jarak pendek itu ditembakkan, padahal biasanya menunggu keesokan harinya. Para pengamat menilai bahwa Korut sengaja ingin menekan Korsel dan AS.

Baca Juga:  Nadiem: Dana BOS Boleh Buat Beli Kuota Internet

Sejatinya, saat bertemu di zona demiliterisasi (DMZ) Juni lalu, Jong-un dan Presiden AS Donald Trump sepakat untuk kembali duduk satu meja dan berdialog. Tapi, kini Korut sepertinya enggan melakukannya. Pyongyang menegaskan bahwa dialog yang konstruktif tidak bisa dilaksanakan saat simulasi perang dilakukan dan partner dialognya dijadikan target serangan.

“Tak perlu melakukan dialog yang melelahkan dan tanpa hasil dengan pihak yang tidak punya kesadaran berkomunikasi,” tegas Kementerian Luar Negeri Korut.

Menteri Pertahanan AS Mark Esper menyatakan bahwa Washington menganggap serius uji coba Korut. Tapi, AS harus berhati-hati agar tidak bereaksi berlebihan sehingga membuat pintu diplomasi tertutup sama sekali.

Pernah ke Korut, Tak Ada Bebas Visa

AS tak benar-benar abai dengan yang dilakukan Korut. Pada Senin (5/8) AS menghapuskan kebijakan bebas visa untuk orang asing yang pernah berkunjung ke Korut dan tujuh negara lainnya selama delapan tahun terakhir. Yaitu, terhitung mulai 1 Maret 2011. Tujuh negara lainnya berada di Timur Tengah dan sudah lama masuk daftar hitam AS. Korut adalah yang terbaru.

Baca Juga:  Pemda Dukung Penuh Terwujudnya KLA 

Ada 38 negara yang masuk daftar istimewa bebas visa AS tersebut. Di antaranya, Korsel, Jepang, dan Prancis. Penduduk mereka bisa masuk AS selama 90 hari tanpa perlu mengurus visa. Mereka yang pernah berkunjung ke Korut dan tujuh negara lainnya itu harus mengajukan visa turis atau bisnis.

Kebijakan baru itu bakal berdampak pada ribuan orang yang pernah berkunjung ke Korut selama beberapa tahun belakangan ini. Itu juga membuat rencana Presiden Korsel Moon Jae-in gagal total. Moon berharap bisa mempromosikan proyek wisata lintas perbatasan antara Korsel dan Korut. Wakil Pemimpin Samsung Electronics Lee Jae-yong juga harus mengurus visa jika ingin ke AS. September lalu dia ikut delegasi Korsel untuk melakukan pertemuan dengan Korut di Pyongyang.

Sumber: AFP, BBC

Editor: Edwir

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Korea Utara (Korut) kian berani. Negara yang dipimpin Kim Jong-un itu pada Selasa (6/8) kembali menguji coba misilnya untuk kali keempat dalam dua pekan terakhir. Uji coba tersebut bersamaan dengan latihan militer gabungan antara Korea Selatan (Korsel) dan Amerika Serikat (AS). Dua negara yang bersekutu itu baru melakukan latihan virtual. Praktik lapangan digelar Minggu mendatang (11/8).

Pyongyang memang sengaja melakukannya. Ia selalu berang setiap kali Seoul dan Washington latihan perang gabungan. Bagi Korut, itu tampak seperti latihan untuk menginvasi negaranya. Setiap tahun Korut melakukan uji coba misil menjelang latihan, tapi tidak pernah pada hari H seperti saat ini.

- Advertisement -

“Kami sudah memperingatkan beberapa kali bahwa latihan militer gabungan akan mengganjal kemajuan hubungan Korut-AS dan Inter-Korea,” bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri Korut yang tertulis di KCNA seperti dikutip Agence France-Presse.

Biasanya Korut tak pernah melakukan uji coba tepat saat Korsel-AS menggelar latihan militer gabungan. Mereka juga membuat pernyataan satu jam setelah misil balistik jarak pendek itu ditembakkan, padahal biasanya menunggu keesokan harinya. Para pengamat menilai bahwa Korut sengaja ingin menekan Korsel dan AS.

- Advertisement -
Baca Juga:  Pemeliharaan Jalan Terapkan Sistem Swakelola

Sejatinya, saat bertemu di zona demiliterisasi (DMZ) Juni lalu, Jong-un dan Presiden AS Donald Trump sepakat untuk kembali duduk satu meja dan berdialog. Tapi, kini Korut sepertinya enggan melakukannya. Pyongyang menegaskan bahwa dialog yang konstruktif tidak bisa dilaksanakan saat simulasi perang dilakukan dan partner dialognya dijadikan target serangan.

“Tak perlu melakukan dialog yang melelahkan dan tanpa hasil dengan pihak yang tidak punya kesadaran berkomunikasi,” tegas Kementerian Luar Negeri Korut.

Menteri Pertahanan AS Mark Esper menyatakan bahwa Washington menganggap serius uji coba Korut. Tapi, AS harus berhati-hati agar tidak bereaksi berlebihan sehingga membuat pintu diplomasi tertutup sama sekali.

Pernah ke Korut, Tak Ada Bebas Visa

AS tak benar-benar abai dengan yang dilakukan Korut. Pada Senin (5/8) AS menghapuskan kebijakan bebas visa untuk orang asing yang pernah berkunjung ke Korut dan tujuh negara lainnya selama delapan tahun terakhir. Yaitu, terhitung mulai 1 Maret 2011. Tujuh negara lainnya berada di Timur Tengah dan sudah lama masuk daftar hitam AS. Korut adalah yang terbaru.

Baca Juga:  Peringati Harkitnas, Sekjen LHK, Bambang: Bangkit Untuk Bersatu

Ada 38 negara yang masuk daftar istimewa bebas visa AS tersebut. Di antaranya, Korsel, Jepang, dan Prancis. Penduduk mereka bisa masuk AS selama 90 hari tanpa perlu mengurus visa. Mereka yang pernah berkunjung ke Korut dan tujuh negara lainnya itu harus mengajukan visa turis atau bisnis.

Kebijakan baru itu bakal berdampak pada ribuan orang yang pernah berkunjung ke Korut selama beberapa tahun belakangan ini. Itu juga membuat rencana Presiden Korsel Moon Jae-in gagal total. Moon berharap bisa mempromosikan proyek wisata lintas perbatasan antara Korsel dan Korut. Wakil Pemimpin Samsung Electronics Lee Jae-yong juga harus mengurus visa jika ingin ke AS. September lalu dia ikut delegasi Korsel untuk melakukan pertemuan dengan Korut di Pyongyang.

Sumber: AFP, BBC

Editor: Edwir

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari