BANGKINANG (RIAUPOS.CO) — Pada puncak perayaaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-70 Kabupaten Kampar dalam Rapat Parupurna Istimewa, Bupati Catur Sugeng Susanto menyampaikan enam visi pembangunan Kabupaten Kampar. Pertama, meningkatkan sumber daya manusia (SDM). Kedua, mengembangkan pertanian di Kampar menjadi pertanian modern. Visi yang ketiga disebutkan Sugeng adalah bidang infrastruktur.
"’Ke depan misi Kampar adalah terus membangun. Membangun infrastruktur yang berkualitas. Apalagi saat ini Kampar sudah ditopang pembangunan Tol Pekanbaru-Padang, ada empat pintu exit-nya di Kampar. Kampar juga akan membangun infrastruktur yang berkualitas untuk mendukung itu," sebut Catur.
Lalu untuk visi yang keempat, Catur menyebutkan Kampar ingin menciptakan perizinan usaha yang teratur. Lalu disusul visi kelima, yaitu menghadirkan banyak destinasi wisata baru. Seperti Gulamo yang mendapatkan julukan surga tersembunyi dunia. Visi terakhir yang disebutkan Catur, atau yang keenam terkait penguatan citra Negeri Serambi Makkah.
Enam visi ini menurut Catur akan menjadi barometer dan garis besar pembangunan Kampar ke depan. Enam visi ini diyakini mampu meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Kampar. Dari sejumlah visi itu, pengembangan wisata dan pencitraan Kampar sebagai Serambi Makkah mendapat perhatian sejumlah tokoh. Termasuk juga dari Pemerintah Provinsi Riau. Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Riau Yan Prana Jaya Indra Rasyid menyampaikan dua pesan penting dari Gubernur Riau Syamsuar. Salah satunya terkait pengembangan wisata.
"Harapan pemerintah provinsi, semoga ke depan Kampar bisa mengolah dan memaksimalkan destinasi wisata yang ada di Kampar. Juga wisata yang bersifat islami. Menciptakan pusat pengajian yang lebih baik," sebut Yan Prana Jaya.
Pada kesempatan itu, Yan juga berharap Kampar mendukung Bank Riau Kepri menjadi Bank Riau Kepri Syari’ah. Permintaan pengembangan pariwisata ini juga disampaikan oleh Mantan Bupati Kampar Saleh Djasit. Saleh menilai, Kampar memang pelopor di Riau hampir di segala bidang. Baik transmigrasi perkebunan, kelistrikan maupun industri besar. Namun, potensi seperti perkebunan, industri dan lainnya di Kabupaten Kampar sudah jenuh dan stagnan. Maka penting bagi Kampar mengembangkan pariwisata.
"’Kampar menghadapi tantangan baru bagaimana menghadirkan peluang baru. Harus berimprovisasi. Kampar punya potensi wisata luar biasa. Dari danau PLTA itu saja yang belum maksimal, dikembangkan kecil-kecilan oleh masyarakat saja, bergerak roda perekonomiannya. Apalagi ini diberi prioritas oleh kabupaten dan juga provinsi. Saya kira PLTA tak kalah dari Danau Toba nantinya," sebut Saleh.
Lanjut Saleh, untuk wisata Kampar sebenarnya sudah punya ikon, seperti Candi Muara Takus. Tinggal dikembangkan secara optimal. Apalagi menurut Saleh Kampar punya air terjun hampir di seluruh wilayah hulunya yang juga belum dikembangkan secara maksimal.
"Mudah-mudahan, terkait pengembangan wisata ini menjadi evaluasi bagi Pemerintah Kabupaten Kampar untuk menghadirkan peluang baru bagi pembangunan gerak perekonomian Kampar ke depan," tutupnya.(end)