MEDAN (RIAUPOS.CO) – Gubernur Sumatera Utara (Sumut), Edy Rahmayadi mengatakan wacana transisi pandemi corona (Covid-19) menuju endemi hanya bisa direalisasikan jika kesadaran masyarakat sudah tinggi untuk menerapkan protokol kesehatan (prokes).
"Endemi kesadaran rakyat yang tinggi. Kalau itu belum dipahami tentang virus secara utuh dan masih banyak rakyat belum yakin virus ada, maka susah jadi endemi seperti yang kita harapkan. Makanya kita akur dulu, kapan kita harus komunikasi kapan harus kita atur. Saya sangat setuju asal rakyat ini mengerti semuanya," kata Edy di Medan, Rabu (6/10/2021).
Edy menambahkan, vaksinasi di Sumut sudah mencapai angka 36 persen. Namun angka tersebut masih rendah lantaran target yang harus dikejar 70 persen. Karena itu vaksinasi terus digalakkan.
"Untuk meningkatkan imun rakyat kita segerakan vaksinasi. Sama-sama kita menyehatkan rakyat kita. Vaksinasi sudah 36 persen kita harap sampai 11 juta rakyat kita divaksin itu adalah 70 persen. Masih kita kejar, TNI Polri pagi siang sore mikirin vaksin. TNI Polri berurusan dengan vaksinasi," ujar Edy.
Edy mengakui vaksinasi di Sumut masih terbatas atau belum merata khususnya di wilayah Nias dan Mandailing Natal.
"Vaksinasi kita memang masih terbatas. Khusus di daerah yang persentase nya masih kecil. Kemarin Kapolda ke Nias. Nias masih 7 persen sekarang sudah 17 persen. Kita harap bisa mencapai 30 persen," urainya.
Saat ini, tambah Edy, mayoritas daerah di Sumut sudah masuk kategori PPKM level 1. Namun sebanyak 12 kabupaten/kota masuk PPKM level 2. Dan dua wilayah yakni Binjai dan Padangsidimpuan kategori PPKM level 3.
"Kita masih dua yang level 3 yakni Padangsidimpuan dan Binjai. Tim turun ke sana karena kondisi Binjai tidak seperti yang masuk dalam level 3 sehingga saya mau tahu ada apa sebenarnya," kata Edy.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut pandemi paling cepat terjadi selama 5 tahun atau rata-rata 10 tahun dan bahkan ratusan tahun. Kendati demikian, ia menyebut belum ada ahli kesehatan yang mampu memprediksi pandemi virus corona selesai.
Hal itu Budi sampaikan saat memberikan sambutan dalam acara daring Seminar Sekolah Sespimti dan Sespimmen ke-61 tahun ajaran 2021 yang disiarkan melalui kanal YouTube, Rabu (6/10).
"Ciri-cirinya pandemi hampir tidak ada yang selesainya cepat. Setahu saya yang paling cepat 5 tahun, tapi umumnya di atas 10 tahun, bahkan sampai ada ratusan tahun seperti cacar dan polio," kata Budi.
Sumber: JPNN/News/CNN/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun