Jumat, 20 September 2024

Lihat Angin Puyuh, Warga Batam Berlarian

BATAM (RIAUPOS.CO) — Fenomena sengkayan atau air berputar yang terangkat ke atas oleh angin puyuh (waterspout) terlihat di Perairan Teluk Mata Ikan, Nongsa, Batam, Jumat (4/10/2019).

Waterspout berbentuk belalai awan atau awan yang berbentuk corong yang terhubung dengan awan pekat comulonimbus. Secara umum, waterspout disebut sebuah tornado non supersel di atas air. Warga Batubesar, Nongsa mengira penampakan sengkayan adalah angin puting beliung sehingga sempat menimbulkan kepanikan.

Bahkan, sebagian murid SDN 006 Nongsa, terlihat berlarian karena takut dengan feno­mena tersebut.

Kepala SDN 006 Nongsa, Djali Marwan, mengatakan, pihaknya memulangkan siswanya akibat melihat fenomena ini.

- Advertisement -

"Saat itu sedang PBM (Proses Belajar Mengajar)," katanya, Jumat (4/10/2019).

Begitu fenomena cuaca ini terlihat, ia berinisiatif memulangkan anak didiknya.

- Advertisement -
Baca Juga:  Polisi Tangkap Dua Orang Diduga Provokator Penolakan PSBB Dumai

"Pukul 11.00 sudah balik, saya sudah koordinasi dengan Sekretaris Dinas (Pendidikan)," ungkapnya.

Dari penelusuran yang dilakukan kepolisian, kejadian diperkirakan pukul 10.25. Kanit Reserse Polsek Nongsa, Iptu Yustinus Halawa, menuturkan, waterspout itu mulai terlihat di depan perairan Nongsa Village.

Namun, setelah satu jam angin tersebut hilang dengan sendirinya.

"Tidak sampai ke daratan. Hilang di tengah laut," ucapnya.

Ia mengaku, begitu mendengar ada informasi tersebut, segera turun dan memantau kondisi di lapangan.

"Hingga kini (kemarin, red), kami tidak mendapatkan laporan kerusakan atau kerugian dari masyarakat," tuturnya.

Forecaster Stasiun Meteorologi (Stamet) Hang Nadim Batam, Riza Juniarti, melihat fenomena cuaca tersebut bukanlah angin puting beliung.

Karena, dari pantauan radar Stamet Hang Nadim, tidak terpantau adanya puting beliung. Menurutnya, angin puting beliung tidak bisa diprediksi, tapi bisa terpantau aktivitasnya setengah jam sebelum kemunculannya.

Baca Juga:  Layanan Apple TV Bakal Hadir ke Perangkat Xbox Series X dan PS5 Baru

"Kalau melihat videonya, itu yang seperti belalai itu funnel cloud. Dari video itu sepertinya letaknya jauh, kemungkinan kejadiannya di laut. Lebih mengarah ke waterspout," ujarnya.

Ia menjelaskan, belalai awan yang terjadi di darat dinama­kan funnel cloud (awal terjadinya tornado). Jika kejadian di laut dinamakan waterspout. Ia mengatakan, kejadian seperti ini sering terjadi saat peralihan cuaca.

Batam, kata Riza, memasuki peralihan cuaca. Ia berharap masyarakat selalu berhati-hati dengan perubahan cuaca secara mendadak.

"Waspada akan bahaya dan dampak dari awan comulonimbus," pungkasnya.(ska)

Sumber : Batampos.co.id
Sumber : Rinaldi

 

BATAM (RIAUPOS.CO) — Fenomena sengkayan atau air berputar yang terangkat ke atas oleh angin puyuh (waterspout) terlihat di Perairan Teluk Mata Ikan, Nongsa, Batam, Jumat (4/10/2019).

Waterspout berbentuk belalai awan atau awan yang berbentuk corong yang terhubung dengan awan pekat comulonimbus. Secara umum, waterspout disebut sebuah tornado non supersel di atas air. Warga Batubesar, Nongsa mengira penampakan sengkayan adalah angin puting beliung sehingga sempat menimbulkan kepanikan.

Bahkan, sebagian murid SDN 006 Nongsa, terlihat berlarian karena takut dengan feno­mena tersebut.

Kepala SDN 006 Nongsa, Djali Marwan, mengatakan, pihaknya memulangkan siswanya akibat melihat fenomena ini.

"Saat itu sedang PBM (Proses Belajar Mengajar)," katanya, Jumat (4/10/2019).

Begitu fenomena cuaca ini terlihat, ia berinisiatif memulangkan anak didiknya.

Baca Juga:  KPK Pastikan Penyidikan Kasus yang Ditangani Novel Tetap Dikerjakan

"Pukul 11.00 sudah balik, saya sudah koordinasi dengan Sekretaris Dinas (Pendidikan)," ungkapnya.

Dari penelusuran yang dilakukan kepolisian, kejadian diperkirakan pukul 10.25. Kanit Reserse Polsek Nongsa, Iptu Yustinus Halawa, menuturkan, waterspout itu mulai terlihat di depan perairan Nongsa Village.

Namun, setelah satu jam angin tersebut hilang dengan sendirinya.

"Tidak sampai ke daratan. Hilang di tengah laut," ucapnya.

Ia mengaku, begitu mendengar ada informasi tersebut, segera turun dan memantau kondisi di lapangan.

"Hingga kini (kemarin, red), kami tidak mendapatkan laporan kerusakan atau kerugian dari masyarakat," tuturnya.

Forecaster Stasiun Meteorologi (Stamet) Hang Nadim Batam, Riza Juniarti, melihat fenomena cuaca tersebut bukanlah angin puting beliung.

Karena, dari pantauan radar Stamet Hang Nadim, tidak terpantau adanya puting beliung. Menurutnya, angin puting beliung tidak bisa diprediksi, tapi bisa terpantau aktivitasnya setengah jam sebelum kemunculannya.

Baca Juga:  Riau Siap Cegah dan Atasi Karhutla

"Kalau melihat videonya, itu yang seperti belalai itu funnel cloud. Dari video itu sepertinya letaknya jauh, kemungkinan kejadiannya di laut. Lebih mengarah ke waterspout," ujarnya.

Ia menjelaskan, belalai awan yang terjadi di darat dinama­kan funnel cloud (awal terjadinya tornado). Jika kejadian di laut dinamakan waterspout. Ia mengatakan, kejadian seperti ini sering terjadi saat peralihan cuaca.

Batam, kata Riza, memasuki peralihan cuaca. Ia berharap masyarakat selalu berhati-hati dengan perubahan cuaca secara mendadak.

"Waspada akan bahaya dan dampak dari awan comulonimbus," pungkasnya.(ska)

Sumber : Batampos.co.id
Sumber : Rinaldi

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari