Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Katering dan Bus Salawat Disetop Sementara

MAKKAH (RIAUPOS.CO) — Sesuai jadwal dari otoritas Arab Saudi, layanan katering dan bus salawat dihentikan mulai hari ini (6/8). Jamaah harus mencari makan sendiri selama di hotel. Layanan katering baru diberikan kembali pada 15 Zulhijah atau 16 Agustus. Ketua Komisi VIII DPR Ali Taher Parasong menuturkan, sebaiknya jamaah berkoordinasi dengan ketua kloter masing-masing. Tujuannya agar bisa dikoordinasikan urusan makan dengan pihak hotel. Jadi, selama katering dihentikan, jamaah bisa mendapat katering dari pihak hotel.

 

"Koordinasikan itu (urusan katering, red) supaya jamaah tidak sampai kehabisan makanan," jelasnya di Makkah, Senin (5/8).Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) itu berada di Makkah bersama sejumlah anggota DPR lainnya dalam rangka misi pengawasan penyelenggaraan ibadah haji. Ali Taher mengakui bahwa pemerintah sudah mengupayakan supaya jamaah mendapatkan katering selama di Makkah. Namun ternyata kondisi dan situasi di Makkah tidak memungkinkan. Ia menuturkan bahwa seluruh dapur penyedia katering haji berada di ring 1 Makkah.

Baca Juga:  Jaringan OBR Indonesia Solidarity Gelar Aksi Virtual, Sampaikan 16 Tuntutan

Nah, pada 6 Agustus tersebut sejumlah akses di pusat Kota Makkah ditutup. Sehingga truk-truk pengangkut makanan dari dapur menuju hotel tidak bisa beroperasi. Sehingga diputuskan tidak ada penyediaan katering pada tanggal-tanggal tersebut. Begitu pula dengan layanan bus salawat dari hotel ke Masjidilharam juga berhenti sementara mulai hari ini.

Ali Taher menjelaskan bahwa jamaah tahun ini tetap mendapatkan uang saku atau living cost 1.500 riyal atau sekitar Rp5,7 juta. Uang tersebut menurutnya, di antaranya bisa digunakan untuk membeli makan selama ada penghentian layanan katering.

Sejumlah kelompok bimbingan ibadah haji (KBIH) sudah siap terkait dengan penghentian katering itu. Di antaranya yang dijalankan oleh rombongan KBIH Assunniyyah Kencong, Jember, Jawa Timur. Ketua KBIH Assunniyyah Gus Ahmad Ghonim Jauhari mengatakan jamaahnya akan memasak di dapur hotel.

Baca Juga:  Bartomeu Ditangkap, Para Kandidat Presiden Barcelona Bereaksi

"Di hotel (Arkan Bakkah, red) ada tempat masak, semacam dapur mini," tuturnya.

Gus Ghonim menuturkan sekitar 90 persen jamaah KBIH Assunniyyah masak di hotel. Apalagi jamaahnya juga membawa beberapa peralatan masak dari Tanah Air. Rencananya kegiatan masak bersama di hotel dilakukan mulai pukul 06.00. Ketua Daerah Kerja (Daker) Makkah Subhan Cholid menuturkan, jamaah mendapatkan 40 kali makan siang dan malam selama 20 hari di Makkah.(oni/*lyn/jpg)

Editor: Arif Oktafian

 

MAKKAH (RIAUPOS.CO) — Sesuai jadwal dari otoritas Arab Saudi, layanan katering dan bus salawat dihentikan mulai hari ini (6/8). Jamaah harus mencari makan sendiri selama di hotel. Layanan katering baru diberikan kembali pada 15 Zulhijah atau 16 Agustus. Ketua Komisi VIII DPR Ali Taher Parasong menuturkan, sebaiknya jamaah berkoordinasi dengan ketua kloter masing-masing. Tujuannya agar bisa dikoordinasikan urusan makan dengan pihak hotel. Jadi, selama katering dihentikan, jamaah bisa mendapat katering dari pihak hotel.

 

- Advertisement -

"Koordinasikan itu (urusan katering, red) supaya jamaah tidak sampai kehabisan makanan," jelasnya di Makkah, Senin (5/8).Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) itu berada di Makkah bersama sejumlah anggota DPR lainnya dalam rangka misi pengawasan penyelenggaraan ibadah haji. Ali Taher mengakui bahwa pemerintah sudah mengupayakan supaya jamaah mendapatkan katering selama di Makkah. Namun ternyata kondisi dan situasi di Makkah tidak memungkinkan. Ia menuturkan bahwa seluruh dapur penyedia katering haji berada di ring 1 Makkah.

Baca Juga:  AMSI Audiensi Bersama Wako Dumai

Nah, pada 6 Agustus tersebut sejumlah akses di pusat Kota Makkah ditutup. Sehingga truk-truk pengangkut makanan dari dapur menuju hotel tidak bisa beroperasi. Sehingga diputuskan tidak ada penyediaan katering pada tanggal-tanggal tersebut. Begitu pula dengan layanan bus salawat dari hotel ke Masjidilharam juga berhenti sementara mulai hari ini.

- Advertisement -

Ali Taher menjelaskan bahwa jamaah tahun ini tetap mendapatkan uang saku atau living cost 1.500 riyal atau sekitar Rp5,7 juta. Uang tersebut menurutnya, di antaranya bisa digunakan untuk membeli makan selama ada penghentian layanan katering.

Sejumlah kelompok bimbingan ibadah haji (KBIH) sudah siap terkait dengan penghentian katering itu. Di antaranya yang dijalankan oleh rombongan KBIH Assunniyyah Kencong, Jember, Jawa Timur. Ketua KBIH Assunniyyah Gus Ahmad Ghonim Jauhari mengatakan jamaahnya akan memasak di dapur hotel.

Baca Juga:  BEM SI Kecewa Jokowi Tak Respons Keinginan Publik Terbitkan Perppu KPK

"Di hotel (Arkan Bakkah, red) ada tempat masak, semacam dapur mini," tuturnya.

Gus Ghonim menuturkan sekitar 90 persen jamaah KBIH Assunniyyah masak di hotel. Apalagi jamaahnya juga membawa beberapa peralatan masak dari Tanah Air. Rencananya kegiatan masak bersama di hotel dilakukan mulai pukul 06.00. Ketua Daerah Kerja (Daker) Makkah Subhan Cholid menuturkan, jamaah mendapatkan 40 kali makan siang dan malam selama 20 hari di Makkah.(oni/*lyn/jpg)

Editor: Arif Oktafian

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari