Minggu, 10 November 2024

Ganasnya Kanker Getah Bening yang Diidap Ria Irawan

- Advertisement -

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Aktris Ria Irawan tutup usia. Dia meninggal di usia 50 tahun, setelah berjuang melawan kanker getah bening. Meski sudah dinyatakan bersih, ternyata kanker getah bening bisa muncul lagi. Lalu sebetulnya apa itu  kanker getah bening dan bagaimana gejalanya?

Internis, Konsultan Hematologi dan Onkologi RS Kanker Dharmais Jakarta dr Ronald A Hukom menjelaskan, kanker getah bening disebut limfoma. Limfoma merupakan istilah umum untuk berbagai tipe kanker darah yang muncul dalam sistem limfatik. Kondisi itu menyebabkan pembesaran kelenjar getah bening.

- Advertisement -

Limfoma disebabkan oleh perubahan sel-sel limfosit B atau T, yaitu sel darah putih yang dalam keadaan normal atau sehat berfungsi menjaga daya tahan tubuh dan menangkal berbagai jenis infeksi. Pada kasus limfoma, sel B atau T ini membelah Iebih cepat, tak terkontrol, dan hidup Iebih lama dari biasanya.

Ada beberapa jenis limfoma, dengan dua golongan besar yaitu Limfoma Hodgkin (10 persen) dan Limfoma Non-Hodgkin (90 persen). Dengan pengobatan medis yang tepat dan sedini mungkin, banyak pasien limfoma yang mampu menjaga penyakit mereka di bawah kontrol dan memiliki kualitas hidup yang baik, bahkan sembuh.

Mengenal 2 Jenis Kanker Getah Bening

- Advertisement -

Dilansir dari Medical News Today, Senin (6/1), ada dua jenis kanker getah bening, yaitu limfoma Hodgkin dan limfoma non-Hodgkin. Jenis limfoma non-Hodgkin adalah yang paling umum dan biasanya berkembang dari limfosit B dan T (sel) di kelenjar getah bening atau jaringan seluruh tubuh.

Baca Juga:  Terinspirasi Virus Corona, Perusahaan Ini Ciptakan Masker dengan Face Unlock

Pertumbuhan tumor pada limfoma non-Hodgkin mungkin tidak memengaruhi setiap kelenjar getah bening, karena seringkali melompati sebagian dan tumbuh pada yang lain. Sedangkan limfoma Hodgkin merupakan kanker sistem kekebalan tubuh. Umumnya kanker akan bergerak dari satu kelenjar getah bening ke kelenjar lain yang berdekatan.

Gejala Kanker Getah Bening

Dalam laman Lymphoma-Action.org, limfoma adalah jenis kanker darah yang berkembang ketika sel darah putih yang disebut limfosit tumbuh di luar kendali. Limfosit adalah bagian dari sistem kekebalan tubuh Anda. Fungsinya membantu Anda melawan infeksi.

Sistem limfatik berjalan di seluruh tubuh, mirip dengan sistem peredaran darah, membawa cairan yang disebut getah bening. Cairan melewati kelenjar getah bening (kelenjar), yang menyebar ke seluruh tubuh.

Jika Anda menderita limfoma, limfosit membelah dengan cara yang tidak normal atau tidak mati sebagaimana mestinya. Limfosit abnormal terbentuk, biasanya di kelenjar getah bening di ketiak, leher, atau selangkangan. Namun, sebetulnya dapat terkumpul di hampir semua bagian tubuh. Gejala-gejala limfoma tergantung pada di mana limfoma mulai, bagian mana dari tubuh yang terpengaruh, dan apa jenis limfoma itu.

Baca Juga:  MPR Tegaskan Tidak Ada Pembahasan Tentang Periodesasi Presiden

Faktor Risiko Kanker Getah Bening

Usia
Beberapa jenis limfoma lebih sering terjadi pada orang dewasa muda, sementara yang lain paling sering didiagnosis pada orang di atas 55 tahun. Laki-laki lebih banyak menderita kanker ini daripada perempuan.

Daya tahan tubuh drop
Memiliki sistem kekebalan yang terganggu. Limfoma lebih umum terjadi pada seseorang dengan penyakit sistem kekebalan tubuh.

Infeksi Virus
Beberapa infeksi berhubungan dengan peningkatan risiko limfoma, termasuk virus Epstein-Barr dan infeksi Helicobacter pylori.

Data Pasien Kanker Getah Bening

Menurut Pusat Data dan lnformasi Kementerian Kesehatan RI, sekitar 1.000 orang setiap hari di dunia, didiagnosis menderita limfoma. Sementara di Indonesia, diambil dari data Globocan 2018, sebanyak 35.490 orang didiagnosis limfoma dalam Iima tahun terakhir dan 7.565 orang meninggal dunia.

Pada 2018, kasus baru non-hodgkin limfoma mencapai 14.164 orang dan memiliki prevalensi 4,57 persen. Saat ini, non-hodgkin limfoma menempati kasus penyakit kanker cukup tinggi di Indonesia, di bawah kanker payudara, serviks, paru-paru, usus, prostat, ovarium, hati, dan nasofaring.

Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Aktris Ria Irawan tutup usia. Dia meninggal di usia 50 tahun, setelah berjuang melawan kanker getah bening. Meski sudah dinyatakan bersih, ternyata kanker getah bening bisa muncul lagi. Lalu sebetulnya apa itu  kanker getah bening dan bagaimana gejalanya?

Internis, Konsultan Hematologi dan Onkologi RS Kanker Dharmais Jakarta dr Ronald A Hukom menjelaskan, kanker getah bening disebut limfoma. Limfoma merupakan istilah umum untuk berbagai tipe kanker darah yang muncul dalam sistem limfatik. Kondisi itu menyebabkan pembesaran kelenjar getah bening.

- Advertisement -

Limfoma disebabkan oleh perubahan sel-sel limfosit B atau T, yaitu sel darah putih yang dalam keadaan normal atau sehat berfungsi menjaga daya tahan tubuh dan menangkal berbagai jenis infeksi. Pada kasus limfoma, sel B atau T ini membelah Iebih cepat, tak terkontrol, dan hidup Iebih lama dari biasanya.

Ada beberapa jenis limfoma, dengan dua golongan besar yaitu Limfoma Hodgkin (10 persen) dan Limfoma Non-Hodgkin (90 persen). Dengan pengobatan medis yang tepat dan sedini mungkin, banyak pasien limfoma yang mampu menjaga penyakit mereka di bawah kontrol dan memiliki kualitas hidup yang baik, bahkan sembuh.

- Advertisement -

Mengenal 2 Jenis Kanker Getah Bening

Dilansir dari Medical News Today, Senin (6/1), ada dua jenis kanker getah bening, yaitu limfoma Hodgkin dan limfoma non-Hodgkin. Jenis limfoma non-Hodgkin adalah yang paling umum dan biasanya berkembang dari limfosit B dan T (sel) di kelenjar getah bening atau jaringan seluruh tubuh.

Baca Juga:  Bupati Apresiasi Baznas Bina Santri

Pertumbuhan tumor pada limfoma non-Hodgkin mungkin tidak memengaruhi setiap kelenjar getah bening, karena seringkali melompati sebagian dan tumbuh pada yang lain. Sedangkan limfoma Hodgkin merupakan kanker sistem kekebalan tubuh. Umumnya kanker akan bergerak dari satu kelenjar getah bening ke kelenjar lain yang berdekatan.

Gejala Kanker Getah Bening

Dalam laman Lymphoma-Action.org, limfoma adalah jenis kanker darah yang berkembang ketika sel darah putih yang disebut limfosit tumbuh di luar kendali. Limfosit adalah bagian dari sistem kekebalan tubuh Anda. Fungsinya membantu Anda melawan infeksi.

Sistem limfatik berjalan di seluruh tubuh, mirip dengan sistem peredaran darah, membawa cairan yang disebut getah bening. Cairan melewati kelenjar getah bening (kelenjar), yang menyebar ke seluruh tubuh.

Jika Anda menderita limfoma, limfosit membelah dengan cara yang tidak normal atau tidak mati sebagaimana mestinya. Limfosit abnormal terbentuk, biasanya di kelenjar getah bening di ketiak, leher, atau selangkangan. Namun, sebetulnya dapat terkumpul di hampir semua bagian tubuh. Gejala-gejala limfoma tergantung pada di mana limfoma mulai, bagian mana dari tubuh yang terpengaruh, dan apa jenis limfoma itu.

Baca Juga:  Warga ODP Corona Diisolasi di Rumah, Dijaga Satpol PP

Faktor Risiko Kanker Getah Bening

Usia
Beberapa jenis limfoma lebih sering terjadi pada orang dewasa muda, sementara yang lain paling sering didiagnosis pada orang di atas 55 tahun. Laki-laki lebih banyak menderita kanker ini daripada perempuan.

Daya tahan tubuh drop
Memiliki sistem kekebalan yang terganggu. Limfoma lebih umum terjadi pada seseorang dengan penyakit sistem kekebalan tubuh.

Infeksi Virus
Beberapa infeksi berhubungan dengan peningkatan risiko limfoma, termasuk virus Epstein-Barr dan infeksi Helicobacter pylori.

Data Pasien Kanker Getah Bening

Menurut Pusat Data dan lnformasi Kementerian Kesehatan RI, sekitar 1.000 orang setiap hari di dunia, didiagnosis menderita limfoma. Sementara di Indonesia, diambil dari data Globocan 2018, sebanyak 35.490 orang didiagnosis limfoma dalam Iima tahun terakhir dan 7.565 orang meninggal dunia.

Pada 2018, kasus baru non-hodgkin limfoma mencapai 14.164 orang dan memiliki prevalensi 4,57 persen. Saat ini, non-hodgkin limfoma menempati kasus penyakit kanker cukup tinggi di Indonesia, di bawah kanker payudara, serviks, paru-paru, usus, prostat, ovarium, hati, dan nasofaring.

Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari