PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Suatu hari Rizwan (16) berangkat ke sekolah mengendarai sepeda motor. Di tengah perjalanan, tak sengaja ban sepeda motornya menginjak paku dan langsung kempes.
Rizwan terpaksa mendorong sepeda motornya hingga satu kilometer dan menemukan sebuah bengkel. Namun, tak bisa dipungkiri, ia akan telat datang ke sekolah. Rizwan pun bingung, terlebih guru jam pelajaran pertamanya termasuk guru killer.
Ia meminta kepada pemilik bengkel untuk mengerjakannya dengan cepat. Dengan perasaan was-was dan tidak tenang, ia menunggu hingga proses penambalan selesai.
Tak lupa ia melakukan swafoto bersama sepeda motor dan pemilik bengkel, tak lupa ia meminta tanda tangan pemilik bengkel berisi keterangan penambalan ban sepeda motornya.
Setelah itu, ia pun langsung ngebut sampai ke sekolah. Saat hendak memasuki kelas, ia menyiapkan surat keterangan bertanda tangan pemilik bengkel, sebelum gurunya membuka suara.
"Ini saya ada bukti fotonya juga Bu," ucapnya.
"Alamaak, belum diminta apa-apa sudah kasih bukti," tukas sang guru yang disambut dengan tawa oleh teman-temannya yang lain. (anf)
PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Suatu hari Rizwan (16) berangkat ke sekolah mengendarai sepeda motor. Di tengah perjalanan, tak sengaja ban sepeda motornya menginjak paku dan langsung kempes.
Rizwan terpaksa mendorong sepeda motornya hingga satu kilometer dan menemukan sebuah bengkel. Namun, tak bisa dipungkiri, ia akan telat datang ke sekolah. Rizwan pun bingung, terlebih guru jam pelajaran pertamanya termasuk guru killer.
- Advertisement -
Ia meminta kepada pemilik bengkel untuk mengerjakannya dengan cepat. Dengan perasaan was-was dan tidak tenang, ia menunggu hingga proses penambalan selesai.
Tak lupa ia melakukan swafoto bersama sepeda motor dan pemilik bengkel, tak lupa ia meminta tanda tangan pemilik bengkel berisi keterangan penambalan ban sepeda motornya.
- Advertisement -
Setelah itu, ia pun langsung ngebut sampai ke sekolah. Saat hendak memasuki kelas, ia menyiapkan surat keterangan bertanda tangan pemilik bengkel, sebelum gurunya membuka suara.
"Ini saya ada bukti fotonya juga Bu," ucapnya.
"Alamaak, belum diminta apa-apa sudah kasih bukti," tukas sang guru yang disambut dengan tawa oleh teman-temannya yang lain. (anf)