Kamis, 19 September 2024

Olah Kotoran Sapi jadi Biogas

(RIAUPOS.CO) – KOTORAN hewan ternak kerap dimanfaatkan untuk menjadi bahan baku lainnya yang lebih bermanfaat. Sebelumnya, beberapa perternakan ramai mengolah kotoran sapi menjadi pupuk. Kini, di lokasi Agrowisata Tiga Dara yang berlokasi di Jalan Kubang Raya, Kampar, kotoran serta urine sapi diolah menjadi biogas.

Hal itu terlihat saat sang pemilik lokasi, Jefry Noer memperlihatkan pengolahan kotoran sapi menjadi biogas saat kunjungan Rektor Universitas Negeri Islam Riau Sultan Syarif Kasim Riau Sultan Syarif Kasim Riau Prof Dr Khairunnas Rajab MAg baru-baru ini.

Pria yang juga mantan bupati Kampar dua periode ini menjelaskan, pemanfaatan kotoran dan urine sapi sangat potensial sebagai bahan baku penghasil energi terbarukan seperti biogas. Dia kemudian menunjukkan kepada rombongan para akademisi UIN Suska Riau tentang detail proses pembuatan biogas dari kotoran sapi yang sudah mulai dikembangkannya sejak beberapa tahun lalu.

Baca Juga:  Pelajar SMP Madani Diasramakan

"Pada umumnya orang-orang lebih tertarik berternak sapi dapatkan keuntungan dari sapinya. Kotoran dan urinenya dibuang begitu saja. Kalau berternak sapi seperti itu, sudah dilakukan oleh orang-orang zaman dahulu. Makanya kita disini menfaatkan limbah kotorannya. Justru yang utama kita olah kotoran dan urine itu menjadi bio gas. Kalau dapat hasil dari dagingnya, kita anggap itu sebagai bonus," jelas Jefry.

- Advertisement -

Biogas yang dihasilkan oleh kotoran sapi ini mudah terbakar layaknya gas elpiji. Bahkan dalam pertemuan itu, Jefry sempat menjamu tamunya dengan memasak langsung mie rebus yang menggukan kompor berbahan bakar bio urine tersebut.  "Biar pak rektor melihat prosesnya. Jadi saya perlihatkan langsung. Jadi merasakan juga masakan dari bahan bakar bersumber dari urine sapi ini," kata dia.

Dia mengatakan, disamping skema bisnis tersebut sangat menjanjikan, kotoran sapi dikonversikan menjadi bio gas juga dapat mengurangi pencemaran lingkungan, apalagi peternakan sapi menghasilkan limbah kotoran sapi yang banyak setiap harinya. Ditegaskan dia, sistem peternakan dengan penerapan usaha pengelolaan limbah menjadi biogas ini merupakan salah satu upaya untuk meminimalisasi limbah ternak dan tidak mencemari lingkungan disekitarnya.

- Advertisement -
Baca Juga:  Tetapkan Tari Zapin Siak sebagai WBTB

Dalam kesempatan itu, Rektor Universitas Negeri Islam Riau Sultan Syarif Kasim Riau Sultan Syarif Kasim Riau Prof Dr Khairunnas Rajab MAg memberikan apresiasi kepada Jefry Noer, yang telah mengimplementasikan program-program ekonomi kreatif untuk dapat dicontoh oleh masyarakat luas khususnya di dunia pendidikan.

"Sampai saat ini tidak banyak masyarakat yang berfikir panjang untuk mengolah limbah ternak menjadi sesuatu yang sangat menguntungkan. Apa yang dilakukan Pak Jefry ini, Insyaallah kedepannya ilmu-ilmu ini akan bermanfaat bagi orang banyak," ucap sang rektor.(ali)

Laporan AFIAT ANANDA, Pekanbaru

 

(RIAUPOS.CO) – KOTORAN hewan ternak kerap dimanfaatkan untuk menjadi bahan baku lainnya yang lebih bermanfaat. Sebelumnya, beberapa perternakan ramai mengolah kotoran sapi menjadi pupuk. Kini, di lokasi Agrowisata Tiga Dara yang berlokasi di Jalan Kubang Raya, Kampar, kotoran serta urine sapi diolah menjadi biogas.

Hal itu terlihat saat sang pemilik lokasi, Jefry Noer memperlihatkan pengolahan kotoran sapi menjadi biogas saat kunjungan Rektor Universitas Negeri Islam Riau Sultan Syarif Kasim Riau Sultan Syarif Kasim Riau Prof Dr Khairunnas Rajab MAg baru-baru ini.

Pria yang juga mantan bupati Kampar dua periode ini menjelaskan, pemanfaatan kotoran dan urine sapi sangat potensial sebagai bahan baku penghasil energi terbarukan seperti biogas. Dia kemudian menunjukkan kepada rombongan para akademisi UIN Suska Riau tentang detail proses pembuatan biogas dari kotoran sapi yang sudah mulai dikembangkannya sejak beberapa tahun lalu.

Baca Juga:  Komisi VIII DPR Bantah Dana Haji untuk Proyek Pemerintah

"Pada umumnya orang-orang lebih tertarik berternak sapi dapatkan keuntungan dari sapinya. Kotoran dan urinenya dibuang begitu saja. Kalau berternak sapi seperti itu, sudah dilakukan oleh orang-orang zaman dahulu. Makanya kita disini menfaatkan limbah kotorannya. Justru yang utama kita olah kotoran dan urine itu menjadi bio gas. Kalau dapat hasil dari dagingnya, kita anggap itu sebagai bonus," jelas Jefry.

Biogas yang dihasilkan oleh kotoran sapi ini mudah terbakar layaknya gas elpiji. Bahkan dalam pertemuan itu, Jefry sempat menjamu tamunya dengan memasak langsung mie rebus yang menggukan kompor berbahan bakar bio urine tersebut.  "Biar pak rektor melihat prosesnya. Jadi saya perlihatkan langsung. Jadi merasakan juga masakan dari bahan bakar bersumber dari urine sapi ini," kata dia.

Dia mengatakan, disamping skema bisnis tersebut sangat menjanjikan, kotoran sapi dikonversikan menjadi bio gas juga dapat mengurangi pencemaran lingkungan, apalagi peternakan sapi menghasilkan limbah kotoran sapi yang banyak setiap harinya. Ditegaskan dia, sistem peternakan dengan penerapan usaha pengelolaan limbah menjadi biogas ini merupakan salah satu upaya untuk meminimalisasi limbah ternak dan tidak mencemari lingkungan disekitarnya.

Baca Juga:  Tetapkan Tari Zapin Siak sebagai WBTB

Dalam kesempatan itu, Rektor Universitas Negeri Islam Riau Sultan Syarif Kasim Riau Sultan Syarif Kasim Riau Prof Dr Khairunnas Rajab MAg memberikan apresiasi kepada Jefry Noer, yang telah mengimplementasikan program-program ekonomi kreatif untuk dapat dicontoh oleh masyarakat luas khususnya di dunia pendidikan.

"Sampai saat ini tidak banyak masyarakat yang berfikir panjang untuk mengolah limbah ternak menjadi sesuatu yang sangat menguntungkan. Apa yang dilakukan Pak Jefry ini, Insyaallah kedepannya ilmu-ilmu ini akan bermanfaat bagi orang banyak," ucap sang rektor.(ali)

Laporan AFIAT ANANDA, Pekanbaru

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari