JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Rangkaian penerimaan mahasiswa baru Perguruan Tinggi Negeri (PTN) tahun 2022 lewat jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dibuka. Sekolah sudah bisa membuat akun Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) sebagai syarat pendaftaran mulai kemarin (4/1).
Ketua LTMPT Mochamad Ashari mengungkapkan, tahun ini, registrasi akun LTMPT bagi sekolah dan siswa tidak dijadwalkan berbarengan seperti tahun 2021. Untuk sekolah, registrasi dimulai pada 4 Januari-15 Februari 2022. Sementara untuk siswa, registrasi dibuka pada 10 Januari-15 Januari 2022.
Menurutnya, kebijakan ini diambil untuk mencegah terjadinya server yang over kapasitas atau down server pada laman LTMPT. Di mana, kondisi ini pernah terjadi sebelumnya saat pendaftaran dibuka dan langsung diakses lebih dari 2,4 juta orang secara bersamaan.
"Jadi agar bisa memberi kesempatan sekolah untuk mendaftar dan mengisi PDSS dulu. Baru nanti siswa melakukan pendaftaran," paparnya dalam konferensi pers di Jakarta, kemarin (4/1).
Selain itu, sekolah juga sudah bisa menetapkan siswa yang eligible yang dilanjutkan dengan pengisian PDSS mulai 8 Januari-8 Februari. Siswa eligible ini ditentukan berdasarkan nilai rapor dan prestasi siswa di sekolah.
Adapun setiap sekolah memiliki kuota siswa eligible berbeda-beda, tergantung status akreditasi sekolah. Sekolah dengan akreditasi A misalnya, dapat mendaftarkan 40 persen siswa kelas XII terbaiknya. Untuk yang berakreditasi B, mendapat kuota 25 persen dan akreditasi C mendapatkan 5 persen kuota dari total siswa kelas XII-nya. Jadi, tak perlu memasukkan seluruh data siswa kelas XII di akun LTMPT-nya.
Pendaftaran SNMPTN sendiri berlangsung pada tanggal 14 sampai 28 Februari 2022. Siswa boleh memilih dua program studi. Dengan syarat, salah satu harus berada di PTN pada provinsi yang sama dengan SMA/MA/SMK asalnya. Namun, jika hanya memilih satu program studi, siswa bebas memilih PTN yang berada di provinsi mana pun.
"Pengumuman hasil SNMPTN 2022 rencananya disampaikan pada 29 Maret 2022," ujar Rektor ITS tersebut.
Lebih lanjut Ashari menyampaikan, bagi siswa yang lolos SNMPTN maka tidak diperkenankan untuk mendaftar ujian tulis berbasis komputer – seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri (UTBK-SBMPTN). Ia meminta agar yang sudah diterima SNMPTN untuk melakukan registrasi ulang. Terlebih, ada sejumlah perguruan tinggi negeri yang tahun lalu memblacklist sekolah yang siswanya tidak melakukan daftar ulang SNMPTN mengingat kuota SNMPTN memang dialokasikan khusus. Sebagai informasi, dalam penerimaan mahasiswa baru, SNMPT mendapat jatah 20 persen dari total kuota mahasiswa yang diterima.
"Ini bukan aturan LTMPT. Tapi memang ada. Kenapa (diblacklist)? Karena tadi. Sudah susah masuk, kan sayang sekali gak dimasuki. Perguruan tinggi jadi pusing juga kalau banyak yang tidak terisi," jelasnya.
Oleh sebab itu, dia mengimbau agar siswa betul-betul menimbang dengan cermat jurusan yang akan dippilih. Kalau bisa, hanya memilih satu jurusan saja tanpa menjadikan pilihan kedua sebagai cadangan. Sehingga, ketika jurusan yang diinginkan tidak lolos ia pun tidak terpaksa masuk di jurusan yang tidak diinginkan.
Senada, Dirjen Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Wikan Sakarinto mengimbau agar siswa tidak hanay sekadar ikut-ikutan dalam memilih jurusan. Tapi, bisa memilih yang sesuai dengan passion-nya.
Di tahun ini sendiri, seleksi masuk politeknik negeri kembali bergabung dalam seleksi yang diselenggarakan oleh LTMPT. Menurutnya, akan ada penambahan daya tampung yang signifikan untuk politeknik negeri.
"Tapi hanya untuk yang D4, untuk D3 akan ada seleksinya sendiri," ungkapnya.
Setidaknya, ada 75 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) Akademik jenjang Sarjana dan D4 yang membuka mekanisme penerimaan mahasiswa baru (PMB) lewat SNMPTN dan SBMPTN di tahun 2022. Lalu, ada pula 11 Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) dan 39 PTN Vokasi (Politeknik Negeri).(mia/jpg)