Sabtu, 9 November 2024

Kembangkan Kuliner Tradisional Puluik Pucung

- Advertisement -

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Puluik Pucung, ya namanya memang masih terdengar asing bagi masyarakat umum apalagi para pelancong pemburu kuliner di Provinsi Riau. Namun, siapa sangka kalau kuliner ini ternyata memiliki rasa yang enak dan unik dari segi pengemasannya. Berbahan dasar pulut putih atau familiar disebut dengan beras ketan dengan tambahan santan kelapa kuliner ini dikemas daun pisang yang dipucung (diikat) menggunakan tali plastik, karet, atau untaian bambu.

Melihat besarnya peluang pasar sekaligus sebagai wujud Tri Dharma Perguruan Tinggi, Dosen Sosiologi FISIP Universitas Riau melakukan pengabdian kepada masyarakat di Desa Saik Kecamatan Kuantan Mudik Kabupaten Kuansing pada bulan Agustus untuk memberikan inovasi rasa, bentuk kemasan maupun model pemasaran yang terbaru diluar dari biasanya.

- Advertisement -

Pengabdian kepada masyarakat  diketuai oleh Drs H Basri MSi dengan berangggotakan Dr Yoserizal MS, Yesi S.Sos, MSoc Sc serta melibatkan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Reguler Universitas Riau Tahun 2019 di Desa Saik. ‘’Sasaran kegiatan pengabdian yang dilakukan adalah untuk mengembangkan kuliner tradisional sekaligus penguatan ketahanan ekonomi rumah tangga masyarakat setempat. Mengusung prinsip makanan berkualitas bagus dan kreatif dari segi produk, kemasan, serta pemasaraannya, kegiatan pengabdian dilakukan dengan praktik langsung melibatkan ibu-ibu anggota PKK,’’ paparnya.

Kegiatan pengabdian diawali dengan penyampaian materi berkaitan dengan percobaan variasi rasa baru yang sebelumnya hanya serikaya, kini dicoba dengan beberapa varian rasa seperti abon sapi, keju, selai strawberry, dan coklat. Dari segi kemasan, tim juga memberikan inovasi yang lebih simple, menarik, serta mudah untuk di bawa kemana-mana berupa kemasan kotak plastic layaknya kemasan talam durian yang lebih modern. Inovasi yang diberikan tidaklah merubah cita rasa yang khas dari puluik pucung, penambahan keju, coklat, abon, selai strawberry digunakan sebagai topping

Padahal dengan melihat banyak masyarakat yang meminati sekaligus keunikan rasa serta cara penyajiannya, puluik pucung memiliki potensi besar untuk dikembangkan tentu dengan strategi khusus agar semakin banyak orang yang menerima. Di sisi lain, puluik pucung termasuk kuliner dengan bahan yang alami yang tidak menggunakan pengawet, sehingga sangat aman untuk dikonsumsi oleh khalayak ramai tanpa khawatir kesehatan akan terganggu.

- Advertisement -
Baca Juga:  Kalah Taruhan

Inovasi pada rasa baru dilakukan dengan berhasil. Legit dan gurihnya ketan yang dicampur santan kelapa murni semakin terasa nikmat di mulut ketika bersatu padu dengan topping keju, strawberry, coklat, dan abon. Peserta pengabdian terlihat sumringah dengan berhasilnya inovasi rasa tersebut, meskipun tergolong baru tetapi mereka optimis bahwa cita rasa baru dalam puluik pucung akan semakin membuatnya dikenal.

Selain memberikan inovasi rasa dan kemasan, aspek lainnya yang juga menjadi materi pengabdian yakni soal pemasaran produk. Tim pengabdian memberikan alternatif-alternatif cara pemasaran dengan  memanfaatkan teknologi seperti instagram serta mendorong masyarakat setempat untuk mulai berani memasarkan puluik pucung ke luar wilayah hingga Pekanbaru. Ini dilakukan untuk memperluas jangkauan pasar. Lagi pula, saat ini penjualan berbagai macam produk industry lebih efektif dan efisien menggunakan media online dari pada hanya memanfaatkan kedai-kedai di sekitaran wilayah Saik.

Baca Juga:  Waspada Corona, DLH Rohil Berikan Masker untuk Seluruh Petugas

Lebih lanjut, Ketua Tim Pengabdian H Basri juga berterimakasih kepada masyarakat setempat yang telah antusias mengikuti rangkaian kegiatan pengabdian tersebut. Untuk selanjutnya Tim mendorong agar pemerintah desa segera membuat hak paten puluik pucung agar tidak beresiko untuk diklaim pihak lain. “Kita berterima kasih untuk antusias masyarakat semoga kedepan puluik pucung semakin diminati. Masyarakat harus optimis karena pangsa pasar kuliner tradisional masih terbuka lebar, peminatnya banyak, oleh karena itu tetap yakin buatlah makanan yang berkualitas, kemaslah dengan menarik, manfaatkan media untuk promosi. Dan yang paling penting ini segera dipatenkan agar aman tidak diakui orang lain,” Terangnya.

Pihak Pemerintah Desa juga mengucapkan terimakasih atas pengabdian masyarakat yang dilakukan di wilayah mereka. ‘’Kegiatan pengabdian ini sangatlah bagus untuk memberi contoh kepada kami agar dapat mengembangkan puluik pucung. Kami selama ini butuh ide dan gambaran untuk itu dan ini bagus sekali membuka pemikiran kita kedepan untuk mengembangkan berbagai macam kuliner tradisional kami. Pada intinya kami hanya bisa berterimakasih semoga yang kita lakukan dapat berbuah manis sesuai maksud dan keinginan kita bersama.’’ harapnya.(rio)

 

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Puluik Pucung, ya namanya memang masih terdengar asing bagi masyarakat umum apalagi para pelancong pemburu kuliner di Provinsi Riau. Namun, siapa sangka kalau kuliner ini ternyata memiliki rasa yang enak dan unik dari segi pengemasannya. Berbahan dasar pulut putih atau familiar disebut dengan beras ketan dengan tambahan santan kelapa kuliner ini dikemas daun pisang yang dipucung (diikat) menggunakan tali plastik, karet, atau untaian bambu.

Melihat besarnya peluang pasar sekaligus sebagai wujud Tri Dharma Perguruan Tinggi, Dosen Sosiologi FISIP Universitas Riau melakukan pengabdian kepada masyarakat di Desa Saik Kecamatan Kuantan Mudik Kabupaten Kuansing pada bulan Agustus untuk memberikan inovasi rasa, bentuk kemasan maupun model pemasaran yang terbaru diluar dari biasanya.

Pengabdian kepada masyarakat  diketuai oleh Drs H Basri MSi dengan berangggotakan Dr Yoserizal MS, Yesi S.Sos, MSoc Sc serta melibatkan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Reguler Universitas Riau Tahun 2019 di Desa Saik. ‘’Sasaran kegiatan pengabdian yang dilakukan adalah untuk mengembangkan kuliner tradisional sekaligus penguatan ketahanan ekonomi rumah tangga masyarakat setempat. Mengusung prinsip makanan berkualitas bagus dan kreatif dari segi produk, kemasan, serta pemasaraannya, kegiatan pengabdian dilakukan dengan praktik langsung melibatkan ibu-ibu anggota PKK,’’ paparnya.

- Advertisement -

Kegiatan pengabdian diawali dengan penyampaian materi berkaitan dengan percobaan variasi rasa baru yang sebelumnya hanya serikaya, kini dicoba dengan beberapa varian rasa seperti abon sapi, keju, selai strawberry, dan coklat. Dari segi kemasan, tim juga memberikan inovasi yang lebih simple, menarik, serta mudah untuk di bawa kemana-mana berupa kemasan kotak plastic layaknya kemasan talam durian yang lebih modern. Inovasi yang diberikan tidaklah merubah cita rasa yang khas dari puluik pucung, penambahan keju, coklat, abon, selai strawberry digunakan sebagai topping

Padahal dengan melihat banyak masyarakat yang meminati sekaligus keunikan rasa serta cara penyajiannya, puluik pucung memiliki potensi besar untuk dikembangkan tentu dengan strategi khusus agar semakin banyak orang yang menerima. Di sisi lain, puluik pucung termasuk kuliner dengan bahan yang alami yang tidak menggunakan pengawet, sehingga sangat aman untuk dikonsumsi oleh khalayak ramai tanpa khawatir kesehatan akan terganggu.

Baca Juga:  Kalah Taruhan

Inovasi pada rasa baru dilakukan dengan berhasil. Legit dan gurihnya ketan yang dicampur santan kelapa murni semakin terasa nikmat di mulut ketika bersatu padu dengan topping keju, strawberry, coklat, dan abon. Peserta pengabdian terlihat sumringah dengan berhasilnya inovasi rasa tersebut, meskipun tergolong baru tetapi mereka optimis bahwa cita rasa baru dalam puluik pucung akan semakin membuatnya dikenal.

Selain memberikan inovasi rasa dan kemasan, aspek lainnya yang juga menjadi materi pengabdian yakni soal pemasaran produk. Tim pengabdian memberikan alternatif-alternatif cara pemasaran dengan  memanfaatkan teknologi seperti instagram serta mendorong masyarakat setempat untuk mulai berani memasarkan puluik pucung ke luar wilayah hingga Pekanbaru. Ini dilakukan untuk memperluas jangkauan pasar. Lagi pula, saat ini penjualan berbagai macam produk industry lebih efektif dan efisien menggunakan media online dari pada hanya memanfaatkan kedai-kedai di sekitaran wilayah Saik.

Baca Juga:  Waspada Corona, DLH Rohil Berikan Masker untuk Seluruh Petugas

Lebih lanjut, Ketua Tim Pengabdian H Basri juga berterimakasih kepada masyarakat setempat yang telah antusias mengikuti rangkaian kegiatan pengabdian tersebut. Untuk selanjutnya Tim mendorong agar pemerintah desa segera membuat hak paten puluik pucung agar tidak beresiko untuk diklaim pihak lain. “Kita berterima kasih untuk antusias masyarakat semoga kedepan puluik pucung semakin diminati. Masyarakat harus optimis karena pangsa pasar kuliner tradisional masih terbuka lebar, peminatnya banyak, oleh karena itu tetap yakin buatlah makanan yang berkualitas, kemaslah dengan menarik, manfaatkan media untuk promosi. Dan yang paling penting ini segera dipatenkan agar aman tidak diakui orang lain,” Terangnya.

Pihak Pemerintah Desa juga mengucapkan terimakasih atas pengabdian masyarakat yang dilakukan di wilayah mereka. ‘’Kegiatan pengabdian ini sangatlah bagus untuk memberi contoh kepada kami agar dapat mengembangkan puluik pucung. Kami selama ini butuh ide dan gambaran untuk itu dan ini bagus sekali membuka pemikiran kita kedepan untuk mengembangkan berbagai macam kuliner tradisional kami. Pada intinya kami hanya bisa berterimakasih semoga yang kita lakukan dapat berbuah manis sesuai maksud dan keinginan kita bersama.’’ harapnya.(rio)

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari