Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Ketahui Risiko Kanker Lebih Dini dengan CArisk

JAKARTA(RIAUPOS.CO) – Kanker masih menjadi penyakit yang membahayakan. Berdasarkan data Kemenkes pada 2013, tercatat prevalensi penyakit kanker sudah mencapai 0.14 persen atau 347.792 orang dari total populasi penduduk.
International Agency for Research on Cancer mengestimasi bahwa di tahun ini angka kejadian kanker sekitar 18.1 juta dengan angka kematiannya sekitar 9.6 juta. Bahkan disebutkan pada 2030 jumlah penderita kanker di Indonesia meningkat tujuh kali lipat.

Melihat data ini, tidak heran jika kanker menjadi penyakit yang ditakuti masyarakat. Kanker pun seringkali menjadi panyakit yang tidak “permisi”, artinya kanker muncul secara tiba-tiba tanpa disadari penderitanya.

Mereka yang memiliki riwayat keluarga dengan kanker pasti akan lebih merasa khawatir dibandingkan mereka yang tanpa riwayat. Namun, dengan semakin banyaknya informasi seputar penyebab kanker dan pengobatannya membuat masyarakat saat ini mulai memiliki kesadaran untuk menghindari hal-hal yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker.

Beberapa tindakan pencegahan yang kerap dilakukan masyarakat dimulai dengan menjaga pola makan, misal dengan mengurangi makanan berbahan kimia atau pengawet, membatasi minum-minuman beralkohol, banyak mengonsumsi sayur-sayuran serta buah-buahan. Selain itu, masyarakat pun mulai diingatkan untuk menghindari kebiasaan merokok yang dapat memicu penyakit kanker. Informasi terkait rutinnya melakukan pemeriksaan kesehatan menjadi salah satu saran dalam upaya mencegah kanker.

Semakin berkembangnya teknologi kesehatan, pemeriksaan yang tersedia pun sudah semakin mutakhir. Salah satunya dengan adanya pemeriksaan berbasis genetik. Di mana kita bisa mengetahui risiko penyakit yang diturunkan melalui gen.

Baca Juga:  Tujuh Pasien Positif Covid19 Masih Dirawat di Rohil

Selain itu, dengan pemeriksaan ini kita juga bisa mengetahui risiko penyakit yang mungkin kita alami sebagai dampak dari pola hidup yang tidak sehat. Tidak memiliki riwayat keluarga dengan penyakit kanker belum tentu kita terbebas dari kanker. Karena hanya sekitar 5% hingga 10% dari semua jenis kanker terkait dengan gen yang diwariskan atau diturunkan melalui keluarga, sisanya yaitu sekitar 90 persen terjadi secara sporadik atau kebetulan.

Sebagai next generation healthcare provider, Prodia menyediakan pemeriksaan berbasis gen yang dapat mengidentifikasi tiga belas jenis kanker, yang diberinama CArisk. CArisk dapat menganalisis risiko beberapa jenis kanker yang paling umum, yaitu kanker payudara, kanker serviks, kanker kolorektal, kanker lambung, kanker hati, kanker paru, kanker pankreas, kanker prostat, kanker kantung kemih, kanker ovarium, kanker nasofaring, kanker tiroid dan kanker getah bening.

Pemeriksaan ini bukan merupakan diagnosis bahwa seseorang menderita kanker. CArisk hanya memberikan informasi terkait risiko kanker, apakah seseorang berisiko tinggi untuk terkena jenis kanker tersebut atau berisiko rendah. Dengan diketahuinya informasi genetik masing-masing individu maka hal ini akan membantu individu tersebut dalam menentukan strategi pencegahan dan pengobatan secara personal agar dapat terhindar dari kanker.

Baca Juga:  4 Oknum Polisi Ditangkap, Peras dan Culik WN Inggris

Berdasarkan hasil pemeriksaan CArisk yang diperoleh, risiko kanker akan dikelompokkan menjadi risiko tinggi (high risk), risiko potensial (potential risk), risiko rata-rata (average risk) dan risiko rendah (low risk) yang merupakan cerminan dari kerentanan seseorang. Pemeriksaan CArisk disarankan bagi mereka yang berusia 18 tahun, karena dianggap sudah mampu memberikan consent (persetujuan) sehingga dapat sedini mungkin mencegah perkembangan terjadinya kanker.

CArisk disediakan Prodia untuk membantu menurunkan angka kejadian kanker di Indonesia. Selain itu, CArisk dapat menjadi pilihan masyarakat dalam melakukan tindakan preventif terhadap risiko penyakit. Masyarakat juga dapat menekan biaya pengobatan, di mana CArisk hanya diperiksa satu kali seumur hidup. Jika hasil yang diterima adalah low risk seseorang bisa mempertahankan gaya hidup sehatnya. Sedangkan mereka yang menerima hasil high risk dapat mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat, sehingga dapat menunda kemungkinan munculnya kanker semakin cepat.

Sebagai wujud kepedulian dalam meningkatkan kesehatan masyarakat di Hari Kesehatan Nasional, Laboratorium Klinik Prodia memberikan keringanan biaya 20 persen pada tanggal 5-7 November 2019. Keringanan biaya ini juga berlaku di Prodia Health Care, Prodia Children’s Health Centre, Prodia Women’s Health Centre, Prodia Senior Health Centre serta untuk pemesanan melalui e-Prodia (Pesan Online Prodia). Informasi lebih lanjut kunjungi www.prodia.co.id atau hubungi Kontak Prodia di 1500 830.

Editor : Deslina
Sumber: jawapos.com

JAKARTA(RIAUPOS.CO) – Kanker masih menjadi penyakit yang membahayakan. Berdasarkan data Kemenkes pada 2013, tercatat prevalensi penyakit kanker sudah mencapai 0.14 persen atau 347.792 orang dari total populasi penduduk.
International Agency for Research on Cancer mengestimasi bahwa di tahun ini angka kejadian kanker sekitar 18.1 juta dengan angka kematiannya sekitar 9.6 juta. Bahkan disebutkan pada 2030 jumlah penderita kanker di Indonesia meningkat tujuh kali lipat.

Melihat data ini, tidak heran jika kanker menjadi penyakit yang ditakuti masyarakat. Kanker pun seringkali menjadi panyakit yang tidak “permisi”, artinya kanker muncul secara tiba-tiba tanpa disadari penderitanya.

Mereka yang memiliki riwayat keluarga dengan kanker pasti akan lebih merasa khawatir dibandingkan mereka yang tanpa riwayat. Namun, dengan semakin banyaknya informasi seputar penyebab kanker dan pengobatannya membuat masyarakat saat ini mulai memiliki kesadaran untuk menghindari hal-hal yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker.

- Advertisement -

Beberapa tindakan pencegahan yang kerap dilakukan masyarakat dimulai dengan menjaga pola makan, misal dengan mengurangi makanan berbahan kimia atau pengawet, membatasi minum-minuman beralkohol, banyak mengonsumsi sayur-sayuran serta buah-buahan. Selain itu, masyarakat pun mulai diingatkan untuk menghindari kebiasaan merokok yang dapat memicu penyakit kanker. Informasi terkait rutinnya melakukan pemeriksaan kesehatan menjadi salah satu saran dalam upaya mencegah kanker.

Semakin berkembangnya teknologi kesehatan, pemeriksaan yang tersedia pun sudah semakin mutakhir. Salah satunya dengan adanya pemeriksaan berbasis genetik. Di mana kita bisa mengetahui risiko penyakit yang diturunkan melalui gen.

- Advertisement -
Baca Juga:  Abdurrab Islamic School Terapkan Prokes Covid-19

Selain itu, dengan pemeriksaan ini kita juga bisa mengetahui risiko penyakit yang mungkin kita alami sebagai dampak dari pola hidup yang tidak sehat. Tidak memiliki riwayat keluarga dengan penyakit kanker belum tentu kita terbebas dari kanker. Karena hanya sekitar 5% hingga 10% dari semua jenis kanker terkait dengan gen yang diwariskan atau diturunkan melalui keluarga, sisanya yaitu sekitar 90 persen terjadi secara sporadik atau kebetulan.

Sebagai next generation healthcare provider, Prodia menyediakan pemeriksaan berbasis gen yang dapat mengidentifikasi tiga belas jenis kanker, yang diberinama CArisk. CArisk dapat menganalisis risiko beberapa jenis kanker yang paling umum, yaitu kanker payudara, kanker serviks, kanker kolorektal, kanker lambung, kanker hati, kanker paru, kanker pankreas, kanker prostat, kanker kantung kemih, kanker ovarium, kanker nasofaring, kanker tiroid dan kanker getah bening.

Pemeriksaan ini bukan merupakan diagnosis bahwa seseorang menderita kanker. CArisk hanya memberikan informasi terkait risiko kanker, apakah seseorang berisiko tinggi untuk terkena jenis kanker tersebut atau berisiko rendah. Dengan diketahuinya informasi genetik masing-masing individu maka hal ini akan membantu individu tersebut dalam menentukan strategi pencegahan dan pengobatan secara personal agar dapat terhindar dari kanker.

Baca Juga:  Menjomblo Lagi

Berdasarkan hasil pemeriksaan CArisk yang diperoleh, risiko kanker akan dikelompokkan menjadi risiko tinggi (high risk), risiko potensial (potential risk), risiko rata-rata (average risk) dan risiko rendah (low risk) yang merupakan cerminan dari kerentanan seseorang. Pemeriksaan CArisk disarankan bagi mereka yang berusia 18 tahun, karena dianggap sudah mampu memberikan consent (persetujuan) sehingga dapat sedini mungkin mencegah perkembangan terjadinya kanker.

CArisk disediakan Prodia untuk membantu menurunkan angka kejadian kanker di Indonesia. Selain itu, CArisk dapat menjadi pilihan masyarakat dalam melakukan tindakan preventif terhadap risiko penyakit. Masyarakat juga dapat menekan biaya pengobatan, di mana CArisk hanya diperiksa satu kali seumur hidup. Jika hasil yang diterima adalah low risk seseorang bisa mempertahankan gaya hidup sehatnya. Sedangkan mereka yang menerima hasil high risk dapat mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat, sehingga dapat menunda kemungkinan munculnya kanker semakin cepat.

Sebagai wujud kepedulian dalam meningkatkan kesehatan masyarakat di Hari Kesehatan Nasional, Laboratorium Klinik Prodia memberikan keringanan biaya 20 persen pada tanggal 5-7 November 2019. Keringanan biaya ini juga berlaku di Prodia Health Care, Prodia Children’s Health Centre, Prodia Women’s Health Centre, Prodia Senior Health Centre serta untuk pemesanan melalui e-Prodia (Pesan Online Prodia). Informasi lebih lanjut kunjungi www.prodia.co.id atau hubungi Kontak Prodia di 1500 830.

Editor : Deslina
Sumber: jawapos.com

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari