JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Film Joker akan tayang di Amerika Serikat pada 4 Oktober waktu setempat, atau 5 Oktober WIB besok. Jelang pemutarannya, badan investigasi Federal Bureau Investigation (FBI) kian gencar memantau unggahan apapun tentang Joker di media sosial.
Pemantauan ini dilakukan sebagai tindak lanjut dari adanya kemungkinan sekelompok orang atau individu yang berniat berbuat onar di hari perdana pemutaran film besutan Todd Phillips tersebut. Seperti yang sudah diketahui, Joker menuai kontroversi di Negeri Paman Sam karena film ini dianggap bisa memicu orang-orang untuk bertindak seperti Arthur Fleck (diperankan Joaquin Phoenix, Red) yang bangkit melawan penindasan dan ketidakadilan dengan berubah menjadi Joker.
Melalui statemen resmi seperti dilansir Movie Web, pihak FBI menegaskan bahwa mereka meminta semua elemen masyarakat untuk melapor ke mereka jika menemukan hal-hal berbau terorisme atau kejahatan lainnya yang berkaitan dengan film Joker.
“Kami minta semuanya untuk tetap waspada dengan unggahan yang mencurigakan. Segera laporkan ke kami jika menemukan unggahan yang bisa mengancam keamanan,” kata pihak FBI.
Keresahan FBI dengan film Joker muncul setelah ditemukan beberapa chat sekelompok orang di dalam dark web yang berencana berbuat onar ketika Joker ditayangkan. FBI juga menemukan sebuah akun bernama Incels yang mengagungkan Joker sebagai teladan hidup mereka.
Joker sendiri sudah tayang di Indonesia pada 2 Oktober lalu dan dibanjiri pujian. Akting Joaquin Phoenix sebagai sang badut maniak mendapat apresiasi dari para pengamat film maupun para penonton reguler.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman
JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Film Joker akan tayang di Amerika Serikat pada 4 Oktober waktu setempat, atau 5 Oktober WIB besok. Jelang pemutarannya, badan investigasi Federal Bureau Investigation (FBI) kian gencar memantau unggahan apapun tentang Joker di media sosial.
Pemantauan ini dilakukan sebagai tindak lanjut dari adanya kemungkinan sekelompok orang atau individu yang berniat berbuat onar di hari perdana pemutaran film besutan Todd Phillips tersebut. Seperti yang sudah diketahui, Joker menuai kontroversi di Negeri Paman Sam karena film ini dianggap bisa memicu orang-orang untuk bertindak seperti Arthur Fleck (diperankan Joaquin Phoenix, Red) yang bangkit melawan penindasan dan ketidakadilan dengan berubah menjadi Joker.
- Advertisement -
Melalui statemen resmi seperti dilansir Movie Web, pihak FBI menegaskan bahwa mereka meminta semua elemen masyarakat untuk melapor ke mereka jika menemukan hal-hal berbau terorisme atau kejahatan lainnya yang berkaitan dengan film Joker.
“Kami minta semuanya untuk tetap waspada dengan unggahan yang mencurigakan. Segera laporkan ke kami jika menemukan unggahan yang bisa mengancam keamanan,” kata pihak FBI.
- Advertisement -
Keresahan FBI dengan film Joker muncul setelah ditemukan beberapa chat sekelompok orang di dalam dark web yang berencana berbuat onar ketika Joker ditayangkan. FBI juga menemukan sebuah akun bernama Incels yang mengagungkan Joker sebagai teladan hidup mereka.
Joker sendiri sudah tayang di Indonesia pada 2 Oktober lalu dan dibanjiri pujian. Akting Joaquin Phoenix sebagai sang badut maniak mendapat apresiasi dari para pengamat film maupun para penonton reguler.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman