Senin, 7 April 2025
spot_img

Dijuluki Kampung Terendam, Mohonlah Pak Wali!

Ratusan rumah warga di kawasan padat penduduk di Kelurahan Labuh Baru Timur, Kecamatan Payung Sekaki, Kota Pekanbaru kebanjiran. Bencana banjir itu disebabkan hujan deras yang mengguyur Pekanbaru sejak Selasa (4/8) dinihari hingga pagi, dan meluapnya sungai yang berada di kawasan tersebut.

Laporan: Panji (Pekanbaru)

Warga setempat Alfiandi (60) mengatakan, intensitas hujan yang mengguyur kampungnya tersebut cukup tinggi. Sejak dinihari, dia bersama ratusan warga setempat sudah memperkirakan bakal terjadi banjir besar.

"Dan rupanya benar, ini termasuk banjir besar. Malam itu jam 2 dinihari air sudah sepinggang, kami tak bisa tidur, warga pada gelisah," kata Alfiandi kepada RiauPos.co, di depan rumahnya Jalan Bintara, Pekanbaru, Selasa (4/8).

Menurut dia, kawasan yang dulu dijuluki sebagai komplek purnawirawan ini memang sudah menjadi langganan banjir. Makanya warga setempat sudah bisa memperkirakan hal itu terjadi lagi.

Baca Juga:  Dilamar Vicky, Kalina Ocktaranny Malah Sedih

"Setiap hujan deras pasti banjir, maka rumah kita, pintu masuknya juga sudah dimodifikasi, biar air gak naik. Ya ternyata melebihi batas dan merendam perabotan di rumah, termasuk lemari," ungkapnya.

Alfian menyebut, banjir yang melanda tersebut belum kunjung surut sejak dinihari. Ratusan warga setempat mulai perlahan-lahan mengevakuasi barang perabotan yang berada di dalam rumah.

Kawasan tersebut, merupakan daerah langganan banjir karena bantaran sungai yang berada di Jalan Lili dekat pemukiman warga itu sudah dangkal dan tersumbat oleh sampah. Alfian meyakini sampah menjadi faktor utama penyebab banjir tersebut.

"Dalam tahun 2020 ini saja sudah 4 kali banjir besar seperti ini, kalau hujan biasa tetap banjir tapi tak setinggi saat ini. Warga juga menjuluki kawasan ini sebagai kampung terendamnya Pekanbaru," ungkapnya.

Menurut Alfian, tidak adanya tempat pembuangan sampah (TPS) di sini juga menjadi faktor, sehingga warga sering membuang sampah sembarangan. "Akibatnya dirasakan ketika hujan, sampah-sampah mengalir berbarengan dengan air," tuturnya.

Baca Juga:  Parade Militer Korea Utara Pakai Baju Hazmat

Dia berharap, agar pemerintah Kota Pekanbaru dapat tanggap melihat penderitaan warga yang menjadi langganan kebanjiran.

"Sungai sudah dangkal, sampah banyak nyangkut. Mohonlah ini Pak Wali ini bisa diperhatikan. Kalau bisa direalisasikan pengerukan dan pembersihan sungai karena sudah sangat menghawatirkan," pintanya bersama puluhan warga lain.

Di tempat yang sama, Mis Prawoto mengaku sudah berulang kali mengusulkan hal ini ke anggota Anggota DPRD Pekanbaru saat reses di wilayahnya, namun permintaan tersebut belum terealisasi.

"Kemarin ada reses dewan, keluhan ini sering kita sampaikan, tapi sampe sekarang belum terealisasi. Dan akhirnya kami tetap kebanjiran lagi," keluhnya.

 

Editor: E Sulaiman

Ratusan rumah warga di kawasan padat penduduk di Kelurahan Labuh Baru Timur, Kecamatan Payung Sekaki, Kota Pekanbaru kebanjiran. Bencana banjir itu disebabkan hujan deras yang mengguyur Pekanbaru sejak Selasa (4/8) dinihari hingga pagi, dan meluapnya sungai yang berada di kawasan tersebut.

Laporan: Panji (Pekanbaru)

Warga setempat Alfiandi (60) mengatakan, intensitas hujan yang mengguyur kampungnya tersebut cukup tinggi. Sejak dinihari, dia bersama ratusan warga setempat sudah memperkirakan bakal terjadi banjir besar.

"Dan rupanya benar, ini termasuk banjir besar. Malam itu jam 2 dinihari air sudah sepinggang, kami tak bisa tidur, warga pada gelisah," kata Alfiandi kepada RiauPos.co, di depan rumahnya Jalan Bintara, Pekanbaru, Selasa (4/8).

Menurut dia, kawasan yang dulu dijuluki sebagai komplek purnawirawan ini memang sudah menjadi langganan banjir. Makanya warga setempat sudah bisa memperkirakan hal itu terjadi lagi.

Baca Juga:  Terkait Amandemen UUD 1945, MUI Keluarkan 6 Sikap

"Setiap hujan deras pasti banjir, maka rumah kita, pintu masuknya juga sudah dimodifikasi, biar air gak naik. Ya ternyata melebihi batas dan merendam perabotan di rumah, termasuk lemari," ungkapnya.

Alfian menyebut, banjir yang melanda tersebut belum kunjung surut sejak dinihari. Ratusan warga setempat mulai perlahan-lahan mengevakuasi barang perabotan yang berada di dalam rumah.

Kawasan tersebut, merupakan daerah langganan banjir karena bantaran sungai yang berada di Jalan Lili dekat pemukiman warga itu sudah dangkal dan tersumbat oleh sampah. Alfian meyakini sampah menjadi faktor utama penyebab banjir tersebut.

"Dalam tahun 2020 ini saja sudah 4 kali banjir besar seperti ini, kalau hujan biasa tetap banjir tapi tak setinggi saat ini. Warga juga menjuluki kawasan ini sebagai kampung terendamnya Pekanbaru," ungkapnya.

Menurut Alfian, tidak adanya tempat pembuangan sampah (TPS) di sini juga menjadi faktor, sehingga warga sering membuang sampah sembarangan. "Akibatnya dirasakan ketika hujan, sampah-sampah mengalir berbarengan dengan air," tuturnya.

Baca Juga:  Dilamar Vicky, Kalina Ocktaranny Malah Sedih

Dia berharap, agar pemerintah Kota Pekanbaru dapat tanggap melihat penderitaan warga yang menjadi langganan kebanjiran.

"Sungai sudah dangkal, sampah banyak nyangkut. Mohonlah ini Pak Wali ini bisa diperhatikan. Kalau bisa direalisasikan pengerukan dan pembersihan sungai karena sudah sangat menghawatirkan," pintanya bersama puluhan warga lain.

Di tempat yang sama, Mis Prawoto mengaku sudah berulang kali mengusulkan hal ini ke anggota Anggota DPRD Pekanbaru saat reses di wilayahnya, namun permintaan tersebut belum terealisasi.

"Kemarin ada reses dewan, keluhan ini sering kita sampaikan, tapi sampe sekarang belum terealisasi. Dan akhirnya kami tetap kebanjiran lagi," keluhnya.

 

Editor: E Sulaiman

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos
spot_img

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

spot_img

Dijuluki Kampung Terendam, Mohonlah Pak Wali!

Ratusan rumah warga di kawasan padat penduduk di Kelurahan Labuh Baru Timur, Kecamatan Payung Sekaki, Kota Pekanbaru kebanjiran. Bencana banjir itu disebabkan hujan deras yang mengguyur Pekanbaru sejak Selasa (4/8) dinihari hingga pagi, dan meluapnya sungai yang berada di kawasan tersebut.

Laporan: Panji (Pekanbaru)

Warga setempat Alfiandi (60) mengatakan, intensitas hujan yang mengguyur kampungnya tersebut cukup tinggi. Sejak dinihari, dia bersama ratusan warga setempat sudah memperkirakan bakal terjadi banjir besar.

"Dan rupanya benar, ini termasuk banjir besar. Malam itu jam 2 dinihari air sudah sepinggang, kami tak bisa tidur, warga pada gelisah," kata Alfiandi kepada RiauPos.co, di depan rumahnya Jalan Bintara, Pekanbaru, Selasa (4/8).

Menurut dia, kawasan yang dulu dijuluki sebagai komplek purnawirawan ini memang sudah menjadi langganan banjir. Makanya warga setempat sudah bisa memperkirakan hal itu terjadi lagi.

Baca Juga:  Bupati Minta DPR-DPD RI Perjuangkan Exit Tol XIII Koto Kampar

"Setiap hujan deras pasti banjir, maka rumah kita, pintu masuknya juga sudah dimodifikasi, biar air gak naik. Ya ternyata melebihi batas dan merendam perabotan di rumah, termasuk lemari," ungkapnya.

Alfian menyebut, banjir yang melanda tersebut belum kunjung surut sejak dinihari. Ratusan warga setempat mulai perlahan-lahan mengevakuasi barang perabotan yang berada di dalam rumah.

Kawasan tersebut, merupakan daerah langganan banjir karena bantaran sungai yang berada di Jalan Lili dekat pemukiman warga itu sudah dangkal dan tersumbat oleh sampah. Alfian meyakini sampah menjadi faktor utama penyebab banjir tersebut.

"Dalam tahun 2020 ini saja sudah 4 kali banjir besar seperti ini, kalau hujan biasa tetap banjir tapi tak setinggi saat ini. Warga juga menjuluki kawasan ini sebagai kampung terendamnya Pekanbaru," ungkapnya.

Menurut Alfian, tidak adanya tempat pembuangan sampah (TPS) di sini juga menjadi faktor, sehingga warga sering membuang sampah sembarangan. "Akibatnya dirasakan ketika hujan, sampah-sampah mengalir berbarengan dengan air," tuturnya.

Baca Juga:  Terendah Rp1,7 Juta, Tertinggi Rp6,7 Juta

Dia berharap, agar pemerintah Kota Pekanbaru dapat tanggap melihat penderitaan warga yang menjadi langganan kebanjiran.

"Sungai sudah dangkal, sampah banyak nyangkut. Mohonlah ini Pak Wali ini bisa diperhatikan. Kalau bisa direalisasikan pengerukan dan pembersihan sungai karena sudah sangat menghawatirkan," pintanya bersama puluhan warga lain.

Di tempat yang sama, Mis Prawoto mengaku sudah berulang kali mengusulkan hal ini ke anggota Anggota DPRD Pekanbaru saat reses di wilayahnya, namun permintaan tersebut belum terealisasi.

"Kemarin ada reses dewan, keluhan ini sering kita sampaikan, tapi sampe sekarang belum terealisasi. Dan akhirnya kami tetap kebanjiran lagi," keluhnya.

 

Editor: E Sulaiman

Ratusan rumah warga di kawasan padat penduduk di Kelurahan Labuh Baru Timur, Kecamatan Payung Sekaki, Kota Pekanbaru kebanjiran. Bencana banjir itu disebabkan hujan deras yang mengguyur Pekanbaru sejak Selasa (4/8) dinihari hingga pagi, dan meluapnya sungai yang berada di kawasan tersebut.

Laporan: Panji (Pekanbaru)

Warga setempat Alfiandi (60) mengatakan, intensitas hujan yang mengguyur kampungnya tersebut cukup tinggi. Sejak dinihari, dia bersama ratusan warga setempat sudah memperkirakan bakal terjadi banjir besar.

"Dan rupanya benar, ini termasuk banjir besar. Malam itu jam 2 dinihari air sudah sepinggang, kami tak bisa tidur, warga pada gelisah," kata Alfiandi kepada RiauPos.co, di depan rumahnya Jalan Bintara, Pekanbaru, Selasa (4/8).

Menurut dia, kawasan yang dulu dijuluki sebagai komplek purnawirawan ini memang sudah menjadi langganan banjir. Makanya warga setempat sudah bisa memperkirakan hal itu terjadi lagi.

Baca Juga:  BEM Se-Bengkalis Belajar Entrepreneur  

"Setiap hujan deras pasti banjir, maka rumah kita, pintu masuknya juga sudah dimodifikasi, biar air gak naik. Ya ternyata melebihi batas dan merendam perabotan di rumah, termasuk lemari," ungkapnya.

Alfian menyebut, banjir yang melanda tersebut belum kunjung surut sejak dinihari. Ratusan warga setempat mulai perlahan-lahan mengevakuasi barang perabotan yang berada di dalam rumah.

Kawasan tersebut, merupakan daerah langganan banjir karena bantaran sungai yang berada di Jalan Lili dekat pemukiman warga itu sudah dangkal dan tersumbat oleh sampah. Alfian meyakini sampah menjadi faktor utama penyebab banjir tersebut.

"Dalam tahun 2020 ini saja sudah 4 kali banjir besar seperti ini, kalau hujan biasa tetap banjir tapi tak setinggi saat ini. Warga juga menjuluki kawasan ini sebagai kampung terendamnya Pekanbaru," ungkapnya.

Menurut Alfian, tidak adanya tempat pembuangan sampah (TPS) di sini juga menjadi faktor, sehingga warga sering membuang sampah sembarangan. "Akibatnya dirasakan ketika hujan, sampah-sampah mengalir berbarengan dengan air," tuturnya.

Baca Juga:  Film "1917" dan "Joker" Bersaing Ketat di Oscar 2020

Dia berharap, agar pemerintah Kota Pekanbaru dapat tanggap melihat penderitaan warga yang menjadi langganan kebanjiran.

"Sungai sudah dangkal, sampah banyak nyangkut. Mohonlah ini Pak Wali ini bisa diperhatikan. Kalau bisa direalisasikan pengerukan dan pembersihan sungai karena sudah sangat menghawatirkan," pintanya bersama puluhan warga lain.

Di tempat yang sama, Mis Prawoto mengaku sudah berulang kali mengusulkan hal ini ke anggota Anggota DPRD Pekanbaru saat reses di wilayahnya, namun permintaan tersebut belum terealisasi.

"Kemarin ada reses dewan, keluhan ini sering kita sampaikan, tapi sampe sekarang belum terealisasi. Dan akhirnya kami tetap kebanjiran lagi," keluhnya.

 

Editor: E Sulaiman

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari