JAKARTA(RIAUPOS.CO) – Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) meminta pemerintah melakukan evaluasi menyeluruh terhadap penurunan kinerja sektor pariwisata.
Hal tersebut disampaikan Ketua Pokja Industri Pariwisata Nasional KEIN RI, Dony Oskaria kepada JPNN.com, Kamis (4/7).
Dia menuturkan, sejak tiga tahun lalu, pemerintah telah menetapkan sektor pariwisata menjadi salah satu leading sektor dari empat sektor unggulan yang ditetapkan.
Keputusan tersebut lahir dari fakta bahwa kontribusi devisa sektor pariwisata mulai menggeliat, mengekor di belakang konstribusi devisa ekspor komoditas CPO. Atas dasar itu, maka lahirlah ide 10 Bali baru, yang dianggap sebagai salah satu solusi penggenjot kinerja sektor pariwisata.
“Namun sejak tahun lalu, kinerja sektor pariwisata mulai melandai. Pertumbuhan kunjungan wisman bahkan tersisa sekira 7 persenan saja di tahun 2018,” ucap Dony.
Sejurus dengan itu, tingkat kunjungan yang terus meningkat kurang berkorelasi positif dengan nilai belanja wisatawan asing (spending) yang justru terus turun, dari angka USD 1300-an merosot ke angka USD 1000-an per visit. Artinya ada penurunan kualitas kunjungan.
“Melesetnya pencapaian sektor pariwisata tersebut harus menjadi bahan introspeksi dan evaluasi menyeluruh bagi Pemerintah. Karena sektor pariwisata adalah salah satu backbone pendulang devisa yang sangat diharapkan perannya di saat neraca transaksi berjalan kita yang selalu berada di bawah bayang-bayang defisit,” sebutnya.
Selain memperjuangkan kuantitas, pemerintah dan semua stake holder pariwisata harus pula memikirkan perbaikan kuantitas. Peningkatan jumlah wisman harus dibarengi dengan perbaikan dan pembenahan pengelolaan destinasi-destinasi utama yang ada, penciptaan atraksi-atraksi dan event-event internasional baru, dan pengerucutan strategi promosi dan
pemasaran yang langsung menyasar target.
Menurut Dony, tugas tersebut bukanlah tugas ringan. Mengingat sektornya adalah sektor unggulan di satu sisi, dan di sisi lain pariwisata juga bidang yang sangat jelas domainnya dan sudah sangat kompleks scope-nya, sehingga harus dikelola secara sangat profesional dengan dukungan SDM-SDM yang kompeten di bidang pariwisata.
“Sektor pariwisata harus dijalankan oleh orang-orang yang tingkat literasi pariwisatanya sudah masuk level “khatam” dan track record-nya di bidang yang sama juga sudah sangat mumpuni dan proven,” ucap Dony.
Dia menambahkan, syarat pertama memajukan sektor pariwisata adalah dengan mendudukan SDM-SDM yang kompeten di posisi-posisi pengambil kebijakan pariwisata sampai ke level pengelola.
“Itu lah cara pertama. Biar mereka yang merumuskan master plan pariwisata nasional dan strategi-strategi kebijakan pariwisata nasional. Itu dulu yang harus kita sepakati bersama,†tandas Dony.(fat)
Sumber: JPNN.com
Editor: Deslina