KIEV (RIAUPOS.CO) – "Mereka semua ditembak." Pernyataan itu dilontarkan oleh Wali Kota Bucha Anatoly Fedoruk menanggapi ratusan jenazah penduduknya yang tergeletak di jalanan. Pemandangan mengerikan itulah yang ditemui oleh tentara Ukraina ketika mereka berhasil mengambil alih seluruh wilayah Kiev.
Kiev Oblast yang berhasil dikuasai lagi oleh pasukan Ukraina ini setara dengan provinsi. Sedangkan Kota Kiev, ibu kota negara, berdiri sendiri. Total ada 30 desa dan kota yang berhasil diambil alih pasukan Ukraina dari pendudukan Rusia.
Bucha menjadi bukti kengerian perang dua negara. Di salah satu jalan kota tersebut setidaknya ada 20 jenazah warga sipil yang tergolek sepanjang jalan. Beberapa di antaranya terbakar sebagian. Ada pula yang tangannya diikat di punggung dan ditembak dari belakang layaknya orang yang dieksekusi mati. Fedoruk mengaku sudah menguburkan setidaknya 280 warganya secara massal.
Jurnalis Agence France-Presse yang berada di Bucha melihat sendiri teror kengerian di Bucha. Fotografer Ukraina Maksim Levin yang dinyatakan hilang, ditemukan tewas di desa dekat Bucha. Ada jenazah yang terikat tangannya dan paspor Ukraina tergeletak di dekatnya.
Beberapa penduduk yang berhasil selamat mengaku ditembaki tentara Rusia saat melarikan diri. Mereka tak pandang bulu. Sebagian korbannya adalah perempuan dan anak-anak. Beberapa penduduk sepertinya dihabisi sesaat sebelum Rusia meninggalkan kota tersebut.
Bucha memang cukup strategis. Pasukan Rusia menguasai kota tersebut sebagai jalan masuk untuk bisa merebut Kiev dan menggulingkan pemerintahan Ukraina. Meski menang jumlah, mereka kalah moral dan akhirnya berhasil dipukul mundur Jumat (1/4). Tank-tank Rusia yang terbakar tampak ditinggalkan di jalan. Pasukan Ukraina memindahkan jenazah penduduk dengan tali. Mereka takut pasukan Rusia memasang perangkap di balik para jenazah tersebut.
"Mereka menaruh ranjau di mana-mana. Rumah, berbagai peralatan dan bahkan jenazah," tegas Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Di Desa Dmytrivka sebelah barat Kiev, pasukan Ukraina menemukan setidaknya 1.500 bahan peledak dalam sehari.
Wakil Kanselir Jerman Robert Habeck mengecam kejadian itu. Kejahatan perang di Bucha tidak bisa dibiarkan begitu saja. Jerman bersama Uni Eropa (UE) akan menyiapkan sanksi yang lebih berat untuk Kremlin. Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss di lain pihak mendukung agar dilakukan penyelidikan oleh Mahkamah Kriminal Internasional atas potensi terjadinya kejahatan perang.
Rusia juga sudah mundur dari Bandara Hostomel. Kerusakan masif tampak di bandar tersebut. Mriya, pesawat transportasi terbesar di dunia yang selama ini menjadi kebanggaan Ukraina hancur terbelah dua menyisakan bagian ekor saja.
Di sisi lain, channel Telegram Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim bahwa video dan foto-foto di Bucha itu rekayasa. Rusia, versi mereka, sudah meninggalkan Bucha sejak 30 Maret. Namun foto dan video baru beredar saat ini. Mereka juga mengklaim jenazah di video masih bergerak. Namun jurnalis BBC yang ada di lokasi memastikan semua warga sipil itu tewas.
Pasukan Rusia kini memfokuskan serangan di wilayah Timur dan Selatan, bukan lagi di Kiev. Kemarin mereka menembakkan misil di Pelabuhan Odessa dan Kota Mykolaiv. Dua wilayah tersebut menghadap Laut Hitam dan bisa menjadi jalan darat dari Rusia menuju Krimea. Rusia mencaplok Krimea dari Ukraina 2014 lalu.
Terpisah, negara-negara Baltik menghentikan impor gas alam dari Rusia. Keperluan gas alam di Baltik kini disuplai oleh cadangan gas yang disimpan di bawah tanah di Latvia. "Mulai 1 April gas alam Rusia tidak lagi mengalir ke Latvia, Estonia an Lithuania," tegas CEO Conexus Baltic Grid Uldis Bariss.(sha/bay/jpg)