Minggu, 20 Juli 2025

Penanganan Tepat Saraf Terjepit

(RIAUPOS.CO) – Penyakit saraf terjepit, terjadi dimulai dari aktifitas fisik yang  berlebihan, salah dalam posisi kerja atau duduk yang terlalu lama, salah posisi mengangkat atau berbeban dan cedera akibat jatuh atau kecelakaan. Bahkan, hampir 50 persen lebih penderita saraf terjepit berada diusia produktif, yang selalu banyak melakukan aktifitas fisik setiap harinya.

Hal ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Saraf RS Awal Bros dr Muhammad Iqbal SpS. Kata dia, saraf terjepit yang sering dikeluhkan pasien  adalah berupa rasa kebas, panas, kram, nyeri sampai  kelemahan pada anggota gerak yang diakibatkan oleh penekanan atau iritasi saraf pada kelainan  otot, tendon atau jaringan lunak penyokong tulang, sendi dan bantalan sendi  pada tulang belakang ,mulai dari leher sampai tulang kedudukan.

Gangguan pada saraf menimbulkan rasa nyeri mulai dari ringan sampai yang luar biasa hebat sehingga mengaggu produktifitas seseorang . Saraf kejepit biasanya terjadi di bagian tulang belakang  dari leher sampai ke punggung bawah.

Secara umum, saraf terjepit dapat membaik dalam hitungan hari hingga minggu. Namun, jika gejala yang dialami tidak kunjung reda, sebaiknya mintalah saran dari dokter maupun terapis kepercayaan mengenai perawatan lanjutan yang perlu dilakukan.

Selain penjepitan atau iritasi saraf pada tulang belakang sering juga penjepitan atau iritasi saraf pada pergelangan tangan yang biasa di sebut CTS (carpal tunnel syndrom). Biasanya keluhan berupa kebas dan nyeri yang menjalar ke ujung jari-jari tangan. Kadang sampai menggangu tidur karena rasa kebas, baal dan nyeri. Disamping pemberian obat, penyuntikan, fisioterapi, terkadang pembedahan diperlukan untuk menghilangkan rasa sakit dan kebas dari saraf yang terjepit.

Baca Juga:  Percepat Target Cakupan Vaksinasi dan Kampanye Prokes

Biasanya dokter akan menganjurkan pasien untuk menghentikan aktivitas yang menyebabkan nyeri atau rasa tak nyaman. Selain itu, langkah penanganan tepat dalam menagani saraf terjepit berupa terapi fisik. Biasanya seorang terapis fisik dapat mengajarkan latihan yang memperkuat dan meregangkan otot di area yang terkena dampak untuk mengurangi tekanan pada saraf.  

Terapis mungkin juga akan merekomendasikan cara lain agar tidak mengalami saraf yang terjepit lagi. Bahkan, berenang sering direkomendasikan oleh dokter dan ahli terapi fisik sebagai terapi bagi penderita saraf kejepit. Bed rest berlebihan ternyata justru melemahkan otot pasien yang membuat sendi semakin menegang. Ketika pasien berada di dalam air, berat badan pasien akan terasa lebih berkurang sehingga mampu mengurangi beban tubuh ketika bergerak. Selain sebagai terapi fisik, berenang juga mampu menguatkan otot tulang belakang.

“Mungkin banyak yang tidak sadar. Kalau berenang adalah pengobatan yang tepat dalam mengatasi syaraf terjepit. Karena seluruh sistem motorik tubuh sudah pasti ikut mengalami pergerakan sehingga rasa rilek didalam tubuh turut membuat syaraf kembali berfungsi secara normal,” ucapnya.

Baca Juga:  KPK Tetapkan Tersangka Perkara Mafia Migas

Di samping terapi fisik, berenang dan pengunaan obat pengurang nyeri bisa di berikan pada penderita. Harus di tekankan jangan sampai menggunakan obat anti nyeri dalam waktu yg lama, karena bisa berdampak tidak baik pada lambung dan juga ginjal.

Untuk mengurangi pemakaian obat, dokter juga bisa memberikan obat berupa suntikan ke tempat saraf yang terjepit tersebut. Untuk mengetahui dimana penyempitannya dan supaya suntikan bisa tepat pada sasarannya di gunakan alat bantu seperti C arm atau USG.

Langkah terakhir yaitu berupa operasi. Jenis operasi yang dilakukan juga tidak selalu sama, tergantung lokasi saraf terjepit. Dan saat ini operasi pun sudah bisa dilakukan dengan luka yang sangat kecil dan pasien dalam keadaan sadar selama operasi dan bisa rawat jalan dalam waktu yang singkat.  

“ Setiap pasien yang datang kita akan melakukan pemerikasan secara menyeluruh dengan mulai dari rontgen , ct scan atau pun MRI sehingga saraf yang bermasalah dapat diketahui dan dilakukan tindakan secara tepat. Upaya kita untuk melakukan pencegahan agar tidak mengalami saraf kejepit dengan cara melakukan gerakan sesuai fungsi otot dan sendi juga peregangan pada anggota tubuh, cara duduk dan bekerja yg sesuai ergonomik, tidur dengan posisi yang benar, serta menjalani hidup sehat yang dibarengi dengan olehraga teratur,” tegasnya.(ayi)

 

Laporan Prapti Dwi Lestari, Pekanbaru

 

(RIAUPOS.CO) – Penyakit saraf terjepit, terjadi dimulai dari aktifitas fisik yang  berlebihan, salah dalam posisi kerja atau duduk yang terlalu lama, salah posisi mengangkat atau berbeban dan cedera akibat jatuh atau kecelakaan. Bahkan, hampir 50 persen lebih penderita saraf terjepit berada diusia produktif, yang selalu banyak melakukan aktifitas fisik setiap harinya.

Hal ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Saraf RS Awal Bros dr Muhammad Iqbal SpS. Kata dia, saraf terjepit yang sering dikeluhkan pasien  adalah berupa rasa kebas, panas, kram, nyeri sampai  kelemahan pada anggota gerak yang diakibatkan oleh penekanan atau iritasi saraf pada kelainan  otot, tendon atau jaringan lunak penyokong tulang, sendi dan bantalan sendi  pada tulang belakang ,mulai dari leher sampai tulang kedudukan.

Gangguan pada saraf menimbulkan rasa nyeri mulai dari ringan sampai yang luar biasa hebat sehingga mengaggu produktifitas seseorang . Saraf kejepit biasanya terjadi di bagian tulang belakang  dari leher sampai ke punggung bawah.

Secara umum, saraf terjepit dapat membaik dalam hitungan hari hingga minggu. Namun, jika gejala yang dialami tidak kunjung reda, sebaiknya mintalah saran dari dokter maupun terapis kepercayaan mengenai perawatan lanjutan yang perlu dilakukan.

Selain penjepitan atau iritasi saraf pada tulang belakang sering juga penjepitan atau iritasi saraf pada pergelangan tangan yang biasa di sebut CTS (carpal tunnel syndrom). Biasanya keluhan berupa kebas dan nyeri yang menjalar ke ujung jari-jari tangan. Kadang sampai menggangu tidur karena rasa kebas, baal dan nyeri. Disamping pemberian obat, penyuntikan, fisioterapi, terkadang pembedahan diperlukan untuk menghilangkan rasa sakit dan kebas dari saraf yang terjepit.

- Advertisement -
Baca Juga:  Penyebaran Covid-19 Tunjukkan Tren Penurunan

Biasanya dokter akan menganjurkan pasien untuk menghentikan aktivitas yang menyebabkan nyeri atau rasa tak nyaman. Selain itu, langkah penanganan tepat dalam menagani saraf terjepit berupa terapi fisik. Biasanya seorang terapis fisik dapat mengajarkan latihan yang memperkuat dan meregangkan otot di area yang terkena dampak untuk mengurangi tekanan pada saraf.  

Terapis mungkin juga akan merekomendasikan cara lain agar tidak mengalami saraf yang terjepit lagi. Bahkan, berenang sering direkomendasikan oleh dokter dan ahli terapi fisik sebagai terapi bagi penderita saraf kejepit. Bed rest berlebihan ternyata justru melemahkan otot pasien yang membuat sendi semakin menegang. Ketika pasien berada di dalam air, berat badan pasien akan terasa lebih berkurang sehingga mampu mengurangi beban tubuh ketika bergerak. Selain sebagai terapi fisik, berenang juga mampu menguatkan otot tulang belakang.

- Advertisement -

“Mungkin banyak yang tidak sadar. Kalau berenang adalah pengobatan yang tepat dalam mengatasi syaraf terjepit. Karena seluruh sistem motorik tubuh sudah pasti ikut mengalami pergerakan sehingga rasa rilek didalam tubuh turut membuat syaraf kembali berfungsi secara normal,” ucapnya.

Baca Juga:  KPK Tetapkan Tersangka Perkara Mafia Migas

Di samping terapi fisik, berenang dan pengunaan obat pengurang nyeri bisa di berikan pada penderita. Harus di tekankan jangan sampai menggunakan obat anti nyeri dalam waktu yg lama, karena bisa berdampak tidak baik pada lambung dan juga ginjal.

Untuk mengurangi pemakaian obat, dokter juga bisa memberikan obat berupa suntikan ke tempat saraf yang terjepit tersebut. Untuk mengetahui dimana penyempitannya dan supaya suntikan bisa tepat pada sasarannya di gunakan alat bantu seperti C arm atau USG.

Langkah terakhir yaitu berupa operasi. Jenis operasi yang dilakukan juga tidak selalu sama, tergantung lokasi saraf terjepit. Dan saat ini operasi pun sudah bisa dilakukan dengan luka yang sangat kecil dan pasien dalam keadaan sadar selama operasi dan bisa rawat jalan dalam waktu yang singkat.  

“ Setiap pasien yang datang kita akan melakukan pemerikasan secara menyeluruh dengan mulai dari rontgen , ct scan atau pun MRI sehingga saraf yang bermasalah dapat diketahui dan dilakukan tindakan secara tepat. Upaya kita untuk melakukan pencegahan agar tidak mengalami saraf kejepit dengan cara melakukan gerakan sesuai fungsi otot dan sendi juga peregangan pada anggota tubuh, cara duduk dan bekerja yg sesuai ergonomik, tidur dengan posisi yang benar, serta menjalani hidup sehat yang dibarengi dengan olehraga teratur,” tegasnya.(ayi)

 

Laporan Prapti Dwi Lestari, Pekanbaru

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos
spot_img

Berita Lainnya

spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

(RIAUPOS.CO) – Penyakit saraf terjepit, terjadi dimulai dari aktifitas fisik yang  berlebihan, salah dalam posisi kerja atau duduk yang terlalu lama, salah posisi mengangkat atau berbeban dan cedera akibat jatuh atau kecelakaan. Bahkan, hampir 50 persen lebih penderita saraf terjepit berada diusia produktif, yang selalu banyak melakukan aktifitas fisik setiap harinya.

Hal ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Saraf RS Awal Bros dr Muhammad Iqbal SpS. Kata dia, saraf terjepit yang sering dikeluhkan pasien  adalah berupa rasa kebas, panas, kram, nyeri sampai  kelemahan pada anggota gerak yang diakibatkan oleh penekanan atau iritasi saraf pada kelainan  otot, tendon atau jaringan lunak penyokong tulang, sendi dan bantalan sendi  pada tulang belakang ,mulai dari leher sampai tulang kedudukan.

Gangguan pada saraf menimbulkan rasa nyeri mulai dari ringan sampai yang luar biasa hebat sehingga mengaggu produktifitas seseorang . Saraf kejepit biasanya terjadi di bagian tulang belakang  dari leher sampai ke punggung bawah.

Secara umum, saraf terjepit dapat membaik dalam hitungan hari hingga minggu. Namun, jika gejala yang dialami tidak kunjung reda, sebaiknya mintalah saran dari dokter maupun terapis kepercayaan mengenai perawatan lanjutan yang perlu dilakukan.

Selain penjepitan atau iritasi saraf pada tulang belakang sering juga penjepitan atau iritasi saraf pada pergelangan tangan yang biasa di sebut CTS (carpal tunnel syndrom). Biasanya keluhan berupa kebas dan nyeri yang menjalar ke ujung jari-jari tangan. Kadang sampai menggangu tidur karena rasa kebas, baal dan nyeri. Disamping pemberian obat, penyuntikan, fisioterapi, terkadang pembedahan diperlukan untuk menghilangkan rasa sakit dan kebas dari saraf yang terjepit.

Baca Juga:  KPK Tetapkan Tersangka Perkara Mafia Migas

Biasanya dokter akan menganjurkan pasien untuk menghentikan aktivitas yang menyebabkan nyeri atau rasa tak nyaman. Selain itu, langkah penanganan tepat dalam menagani saraf terjepit berupa terapi fisik. Biasanya seorang terapis fisik dapat mengajarkan latihan yang memperkuat dan meregangkan otot di area yang terkena dampak untuk mengurangi tekanan pada saraf.  

Terapis mungkin juga akan merekomendasikan cara lain agar tidak mengalami saraf yang terjepit lagi. Bahkan, berenang sering direkomendasikan oleh dokter dan ahli terapi fisik sebagai terapi bagi penderita saraf kejepit. Bed rest berlebihan ternyata justru melemahkan otot pasien yang membuat sendi semakin menegang. Ketika pasien berada di dalam air, berat badan pasien akan terasa lebih berkurang sehingga mampu mengurangi beban tubuh ketika bergerak. Selain sebagai terapi fisik, berenang juga mampu menguatkan otot tulang belakang.

“Mungkin banyak yang tidak sadar. Kalau berenang adalah pengobatan yang tepat dalam mengatasi syaraf terjepit. Karena seluruh sistem motorik tubuh sudah pasti ikut mengalami pergerakan sehingga rasa rilek didalam tubuh turut membuat syaraf kembali berfungsi secara normal,” ucapnya.

Baca Juga:  Belanda Temukan Antibodi, Senegal Alat Uji Cepat

Di samping terapi fisik, berenang dan pengunaan obat pengurang nyeri bisa di berikan pada penderita. Harus di tekankan jangan sampai menggunakan obat anti nyeri dalam waktu yg lama, karena bisa berdampak tidak baik pada lambung dan juga ginjal.

Untuk mengurangi pemakaian obat, dokter juga bisa memberikan obat berupa suntikan ke tempat saraf yang terjepit tersebut. Untuk mengetahui dimana penyempitannya dan supaya suntikan bisa tepat pada sasarannya di gunakan alat bantu seperti C arm atau USG.

Langkah terakhir yaitu berupa operasi. Jenis operasi yang dilakukan juga tidak selalu sama, tergantung lokasi saraf terjepit. Dan saat ini operasi pun sudah bisa dilakukan dengan luka yang sangat kecil dan pasien dalam keadaan sadar selama operasi dan bisa rawat jalan dalam waktu yang singkat.  

“ Setiap pasien yang datang kita akan melakukan pemerikasan secara menyeluruh dengan mulai dari rontgen , ct scan atau pun MRI sehingga saraf yang bermasalah dapat diketahui dan dilakukan tindakan secara tepat. Upaya kita untuk melakukan pencegahan agar tidak mengalami saraf kejepit dengan cara melakukan gerakan sesuai fungsi otot dan sendi juga peregangan pada anggota tubuh, cara duduk dan bekerja yg sesuai ergonomik, tidur dengan posisi yang benar, serta menjalani hidup sehat yang dibarengi dengan olehraga teratur,” tegasnya.(ayi)

 

Laporan Prapti Dwi Lestari, Pekanbaru

 

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari