Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Gempa Pandeglang Menyisakan Trauma

JAKARTA RIAUPOS.CO) — Gempa bumi bermagnitudo 6,9 SR di Kabupaten Pandeglang, Banten, Jumat (2/8) malam masih menyisakan trauma masyarakat meskipun Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sudah menyatakan peringatan dini potensi tsunami berakhir pukul 21.35 WIB.

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono mengatakan hingga siang ini pihaknya mendapat informasi mungkin masih saja ada masyarakat yang trauma.

"Wajar saja karena tahun lalu, atau belum satu tahun bahkan, di Selat Sunda terjadi tsunami tiba-tiba yang diakibatkan oleh nontektonik. Tidak ada gempanya tetapi tiba-tiba terjadi tsunami. Ini membuat trauma masyarakat khususnya di selat sunda," kata Rahmat di kantor BMKG, Sabtu (3/8).

Baca Juga:  Wabah Corona Meningkat, Perludem Desak Pilkada 2020 Ditunda

Menurut Rahmat, gempa malam tadi memicu atau membangkitkan trauma kembali pada masyarakat, padahal BMKG sudah menyatakan warning tsunami berakhir. "Masih banyak masyarakat di sekitar selat sunda itu baik di Banten maupun masih ada di tempat pengungsian," jelasnya.

Dalam kesempatan itu, Rahmat kembali menegaskan bahwa tidak ada ancaman tsunami dari gempa malam tadi. Masyarakat diimbau untuk kembali ke rumah masing-masing, meskipun tetap harus waspada.

"Pada kesempatan ini kami sampaikan ancaman tsunami tidak ada dari hasil gempa malam malam tadi, sehingga masyarakat bisa kembali beraktivitas ke rumah masing-masing atau seperti sedia kala. Tetap harus wadpadai potensi gempa susulan," katanya.

Menurut Rahmat, berdasar catatan BMKG, ada diduga satu gempa susulan, tetapi episenternya agak jauh ke Selatan dari sumber lindu malam tadi. Gempa itu terjadi sekitar pukul 00.00. "Kami akan pastikan apakah ini gempa susulan atau bukan (magnitudo) 4,2 SR. Tidak dirasakan oleh masyarakat Lampung maupun Banten. Jadi, catatan kami baru satu, tetapi memang tidak signfikan," katanya.
BMKG akan menginformasikan setiap ada gempa susulan tidak hanya di Selat Sunda tetapi di seluruh wilayah Indonesia lainnya.
Suber: JPNN
Editor: Erizal

Baca Juga:  Larangan Mudik Mirip Karantina Wilayah

JAKARTA RIAUPOS.CO) — Gempa bumi bermagnitudo 6,9 SR di Kabupaten Pandeglang, Banten, Jumat (2/8) malam masih menyisakan trauma masyarakat meskipun Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sudah menyatakan peringatan dini potensi tsunami berakhir pukul 21.35 WIB.

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono mengatakan hingga siang ini pihaknya mendapat informasi mungkin masih saja ada masyarakat yang trauma.

- Advertisement -

"Wajar saja karena tahun lalu, atau belum satu tahun bahkan, di Selat Sunda terjadi tsunami tiba-tiba yang diakibatkan oleh nontektonik. Tidak ada gempanya tetapi tiba-tiba terjadi tsunami. Ini membuat trauma masyarakat khususnya di selat sunda," kata Rahmat di kantor BMKG, Sabtu (3/8).

Baca Juga:  Mantan Bupati Rohul Kembali Ajukan PK

Menurut Rahmat, gempa malam tadi memicu atau membangkitkan trauma kembali pada masyarakat, padahal BMKG sudah menyatakan warning tsunami berakhir. "Masih banyak masyarakat di sekitar selat sunda itu baik di Banten maupun masih ada di tempat pengungsian," jelasnya.

- Advertisement -

Dalam kesempatan itu, Rahmat kembali menegaskan bahwa tidak ada ancaman tsunami dari gempa malam tadi. Masyarakat diimbau untuk kembali ke rumah masing-masing, meskipun tetap harus waspada.

"Pada kesempatan ini kami sampaikan ancaman tsunami tidak ada dari hasil gempa malam malam tadi, sehingga masyarakat bisa kembali beraktivitas ke rumah masing-masing atau seperti sedia kala. Tetap harus wadpadai potensi gempa susulan," katanya.

Menurut Rahmat, berdasar catatan BMKG, ada diduga satu gempa susulan, tetapi episenternya agak jauh ke Selatan dari sumber lindu malam tadi. Gempa itu terjadi sekitar pukul 00.00. "Kami akan pastikan apakah ini gempa susulan atau bukan (magnitudo) 4,2 SR. Tidak dirasakan oleh masyarakat Lampung maupun Banten. Jadi, catatan kami baru satu, tetapi memang tidak signfikan," katanya.
BMKG akan menginformasikan setiap ada gempa susulan tidak hanya di Selat Sunda tetapi di seluruh wilayah Indonesia lainnya.
Suber: JPNN
Editor: Erizal

Baca Juga:  Dibalut Emas, AirPods Pro Dijual Hampir Rp1 Miliar
Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari