JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Pelayanan kesehatan terhadap jemaah haji Indonesia ditingkatkan lagi. Salah satu upayanya, mengaktifkan kembali tindakan operasi di Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI), Makkah. Tindakan operasi ini vakum sejak 2015. Pada Kamis (30/6), operasi terhadap tiga pasien pertama dilakukan.
Tim dokter KKHI Makkah dr Caesa Rizkha Febryane menyatakan, jenis operasi yang dilakukan sampai pada kategori sedang. Yakni, herniotomi untuk hernia, apendiktomi untuk usus buntu, dan insisi drainase abses. ”Operasi tersebut dilakukan terkait dengan kondisi emergency (darurat)," kata ahli bedah umum itu.
Operasi hernia membutuhkan tempo 25 menit. Setelah dioperasi, pasien dimasukkan ke ruang ICU untuk diobservasi. Tindakan kedua, operasi usus buntu berdurasi sekitar 50 menit. Operasi itu dinilai tepat karena jika terlambat pasien bisa menjalani operasi besar akibat kondisi pembengkakan pada usus buntunya. Lalu, terakhir operasi insisi drainase abses. Pasien mengalami infeksi pada tungkai kaki. Esoknya (1/7) ada tiga operasi lagi yang dilakukan. Kali ini operasinya tergolong ringan, yaitu pembersihan luka infeksi.
Ada juga inovasi jaket penurun suhu tubuh. Di Arab Saudi, suhu sedang panas dan mengakibatkan risiko heatstroke. Sekretaris Jenderal Kementerian Agama (Kemenag) Prof Nizar Ali mengapresiasi inovasi petugas. Rompi itu sangat bermanfaat bagi petugas maupun jemaah haji. Inovasi tersebut merupakan inisiatif Kementerian Kesehatan. Inovasi itu memanfaatkan teknologi carbon cool yang dapat bertahan selama 8–12 jam di bawah terik matahari.
Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan dr Budi Sylvana meminta bantuan dari Kemenag agar proses surat jalan alat kesehatan bisa dipermudah. Tujuannya, meningkatkan pelayanan kesehatan di KKHI pada musim haji tahun-tahun mendatang.(lyn/c14/cak/jpg)
JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Pelayanan kesehatan terhadap jemaah haji Indonesia ditingkatkan lagi. Salah satu upayanya, mengaktifkan kembali tindakan operasi di Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI), Makkah. Tindakan operasi ini vakum sejak 2015. Pada Kamis (30/6), operasi terhadap tiga pasien pertama dilakukan.
Tim dokter KKHI Makkah dr Caesa Rizkha Febryane menyatakan, jenis operasi yang dilakukan sampai pada kategori sedang. Yakni, herniotomi untuk hernia, apendiktomi untuk usus buntu, dan insisi drainase abses. ”Operasi tersebut dilakukan terkait dengan kondisi emergency (darurat)," kata ahli bedah umum itu.
- Advertisement -
Operasi hernia membutuhkan tempo 25 menit. Setelah dioperasi, pasien dimasukkan ke ruang ICU untuk diobservasi. Tindakan kedua, operasi usus buntu berdurasi sekitar 50 menit. Operasi itu dinilai tepat karena jika terlambat pasien bisa menjalani operasi besar akibat kondisi pembengkakan pada usus buntunya. Lalu, terakhir operasi insisi drainase abses. Pasien mengalami infeksi pada tungkai kaki. Esoknya (1/7) ada tiga operasi lagi yang dilakukan. Kali ini operasinya tergolong ringan, yaitu pembersihan luka infeksi.
Ada juga inovasi jaket penurun suhu tubuh. Di Arab Saudi, suhu sedang panas dan mengakibatkan risiko heatstroke. Sekretaris Jenderal Kementerian Agama (Kemenag) Prof Nizar Ali mengapresiasi inovasi petugas. Rompi itu sangat bermanfaat bagi petugas maupun jemaah haji. Inovasi tersebut merupakan inisiatif Kementerian Kesehatan. Inovasi itu memanfaatkan teknologi carbon cool yang dapat bertahan selama 8–12 jam di bawah terik matahari.
- Advertisement -
Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan dr Budi Sylvana meminta bantuan dari Kemenag agar proses surat jalan alat kesehatan bisa dipermudah. Tujuannya, meningkatkan pelayanan kesehatan di KKHI pada musim haji tahun-tahun mendatang.(lyn/c14/cak/jpg)