Minggu, 24 November 2024
spot_img

Sejumlah Program Pendidikan Harus Disesuaikan agar Adaptif 

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat, mengatakan, harus segera dilakukan asesmen menyeluruh terhadap sejumlah program pendidikan nasional agar terjadi penyesuaian terhadap kondisi aktual masyarakat di masa pandemi Covid-19 ini.

"Program Merdeka Belajar memang harus kita gaungkan, namun harus dilakukan juga sejumlah penyesuaian dengan perkembangan kondisi pandemi yang kita hadapi saat ini," kata Lestari Moerdijat.

Hal itu disampaikannya saat menjadi narasumber dalam Diskusi Empat Pilar MPR RI bertema "Hardiknas dan Tantangan Merdeka Belajar di Tengah Pandemi" yang digelar Biro Humas dan Sistem Informasi Sekretariat Jenderal MPR RI, Senin (3/5/2021).

Menurut Lestari, gagasan dan gerakan Merdeka Belajar yang dicanangkan oleh Kemendikbud Ristek sebaiknya melakukan refocusing terhadap beberapa isu antara lain infrastruktur dan teknologi, kebijakan, prosedur dan pendanaan, kepemimpinan, masyarakat dan budaya, kurikulum, pedagogi, dan asesmen. 

Baca Juga:  Menantu Nurhadi Terungkap Bergaya Hidup Mewah dan Berbisnis Fiktif

Refocusing sejumlah isu itu, jelas Rerie, sapaan akrab Lestari, dimaksudkan untuk melihat kebutuhan masing-masing ranah yang harus disesuaikan dengan kondisi pandemi Covid-19 yang belum sepenuhnya bisa ditangani.

Lebih jauh, anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu menegaskan, ada empat fokus program Merdeka Belajar harus segera mendapat prioritas, terutama dalam mendorong proses belajar yang produktif dan berkesinambungan. 

Kemendikbud Ristek, ujar Rerie, harus secepatnya membuat katagori proses pembelajaran jarak jauh (PJJ) berdasarkan beberapa klasifikasi, seperti daerah mana saja yang memiliki infrastruktur dan teknologi paling kuat, sedang dan lemah dalam hal jaringan.

"Secara umum, masalah yang dihadapi sektor pendidikan nasional saat ini terkait faktor  geografis, juga tata kelola dan regulasi di masa pandemi ini. Kita harus menemukan cara-cara baru untuk menentukan proses pembelajaran yang tepat dalam kondisi pandemi ini," jelasnya. 

Baca Juga:  Jokowi Dilantik, Habib Rizieq Pulang?

Karena sektor pendidikan, jelasnya, termasuk sektor yang paling terdampak saat ini, sekitar 60 juta pelajar terpaksa melakukan pembelajaran jarak jauh. 

"Kondisi sudah berjalan lebih dari satu tahun dan kita menghadapi ancaman learning loss, karena pengetahuan yang sudah dikuasai para pelajar hilang karena pola belajar yang berubah," katanya mengakhiri.

Sumber: Yusnir (Jakarta)
Editor: Hary B Koriun

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat, mengatakan, harus segera dilakukan asesmen menyeluruh terhadap sejumlah program pendidikan nasional agar terjadi penyesuaian terhadap kondisi aktual masyarakat di masa pandemi Covid-19 ini.

"Program Merdeka Belajar memang harus kita gaungkan, namun harus dilakukan juga sejumlah penyesuaian dengan perkembangan kondisi pandemi yang kita hadapi saat ini," kata Lestari Moerdijat.

- Advertisement -

Hal itu disampaikannya saat menjadi narasumber dalam Diskusi Empat Pilar MPR RI bertema "Hardiknas dan Tantangan Merdeka Belajar di Tengah Pandemi" yang digelar Biro Humas dan Sistem Informasi Sekretariat Jenderal MPR RI, Senin (3/5/2021).

Menurut Lestari, gagasan dan gerakan Merdeka Belajar yang dicanangkan oleh Kemendikbud Ristek sebaiknya melakukan refocusing terhadap beberapa isu antara lain infrastruktur dan teknologi, kebijakan, prosedur dan pendanaan, kepemimpinan, masyarakat dan budaya, kurikulum, pedagogi, dan asesmen. 

- Advertisement -
Baca Juga:  KPK Bakal Periksa si Doel

Refocusing sejumlah isu itu, jelas Rerie, sapaan akrab Lestari, dimaksudkan untuk melihat kebutuhan masing-masing ranah yang harus disesuaikan dengan kondisi pandemi Covid-19 yang belum sepenuhnya bisa ditangani.

Lebih jauh, anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu menegaskan, ada empat fokus program Merdeka Belajar harus segera mendapat prioritas, terutama dalam mendorong proses belajar yang produktif dan berkesinambungan. 

Kemendikbud Ristek, ujar Rerie, harus secepatnya membuat katagori proses pembelajaran jarak jauh (PJJ) berdasarkan beberapa klasifikasi, seperti daerah mana saja yang memiliki infrastruktur dan teknologi paling kuat, sedang dan lemah dalam hal jaringan.

"Secara umum, masalah yang dihadapi sektor pendidikan nasional saat ini terkait faktor  geografis, juga tata kelola dan regulasi di masa pandemi ini. Kita harus menemukan cara-cara baru untuk menentukan proses pembelajaran yang tepat dalam kondisi pandemi ini," jelasnya. 

Baca Juga:  APRIL Fokuskan Pencegahan di Periode Rawan Kebakaran

Karena sektor pendidikan, jelasnya, termasuk sektor yang paling terdampak saat ini, sekitar 60 juta pelajar terpaksa melakukan pembelajaran jarak jauh. 

"Kondisi sudah berjalan lebih dari satu tahun dan kita menghadapi ancaman learning loss, karena pengetahuan yang sudah dikuasai para pelajar hilang karena pola belajar yang berubah," katanya mengakhiri.

Sumber: Yusnir (Jakarta)
Editor: Hary B Koriun

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari