JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengapresiasi inovasi lampu ultraviolet (UV) PT Perusahaan Listrik Negara (Persero). Sinar lampu UV itu mampu meningkatkan produktivitas tanaman hidroponik. Terobosan tersebut buah kerja sama dengan Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) Buana Lestari di Nganjuk, Jawa Timur.
“Langkah ini bisa menjadi cara meningkatkan penjualan kWh listrik. Ini salah satu bukti bahwa listrik PLN tidak hanya untuk kebutuhan konsumtif,” kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi Selasa (2/2/2021).
Sebagai gambaran, untuk skala kecil rumah tangga 40 lubang, investasi starter kit hidroponik dengan lampu UV Rp 1,8 juta. Biaya operasional tiap kali tanam hanya Rp 100 ribu. Berat hasil panen untuk setiap lubang berkisar 200–250 gram. Per 40 lubang hidroponik dengan lampu UV, petani memperoleh hasil sekitar 10 kilogram sekali panen.
Dalam satu tahun, dengan memanfaatkan lampu UV, pelaku hidroponik punya kesempatan 9–12 kali tanam. Itu berbanding lurus dengan frekuensi masa panen. Pada sistem hidroponik biasa, masa tanamnya hanya 6–9 kali.
Executive Vice President Corporate Communication and CSR PLN Agung Murdifi bersyukur lantaran program tersebut menuai apresiasi. Terlebih, manfaatnya bisa langsung dirasakan oleh masyarakat. PLN siap berkolaborasi dengan masyarakat untuk menghadirkan inovasi-inovasi lain yang bertujuan meningkatkan produktivitas
“Ini sejalan dengan moto PLN, listrik untuk kehidupan yang lebih baik. Listrik harus dimanfaatkan untuk meningkatkan produktivitas yang membawa dampak baik bagi masyarakat serta ramah lingkungan” tegasnya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Eka G Putra
JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengapresiasi inovasi lampu ultraviolet (UV) PT Perusahaan Listrik Negara (Persero). Sinar lampu UV itu mampu meningkatkan produktivitas tanaman hidroponik. Terobosan tersebut buah kerja sama dengan Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) Buana Lestari di Nganjuk, Jawa Timur.
“Langkah ini bisa menjadi cara meningkatkan penjualan kWh listrik. Ini salah satu bukti bahwa listrik PLN tidak hanya untuk kebutuhan konsumtif,” kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi Selasa (2/2/2021).
- Advertisement -
Sebagai gambaran, untuk skala kecil rumah tangga 40 lubang, investasi starter kit hidroponik dengan lampu UV Rp 1,8 juta. Biaya operasional tiap kali tanam hanya Rp 100 ribu. Berat hasil panen untuk setiap lubang berkisar 200–250 gram. Per 40 lubang hidroponik dengan lampu UV, petani memperoleh hasil sekitar 10 kilogram sekali panen.
Dalam satu tahun, dengan memanfaatkan lampu UV, pelaku hidroponik punya kesempatan 9–12 kali tanam. Itu berbanding lurus dengan frekuensi masa panen. Pada sistem hidroponik biasa, masa tanamnya hanya 6–9 kali.
- Advertisement -
Executive Vice President Corporate Communication and CSR PLN Agung Murdifi bersyukur lantaran program tersebut menuai apresiasi. Terlebih, manfaatnya bisa langsung dirasakan oleh masyarakat. PLN siap berkolaborasi dengan masyarakat untuk menghadirkan inovasi-inovasi lain yang bertujuan meningkatkan produktivitas
“Ini sejalan dengan moto PLN, listrik untuk kehidupan yang lebih baik. Listrik harus dimanfaatkan untuk meningkatkan produktivitas yang membawa dampak baik bagi masyarakat serta ramah lingkungan” tegasnya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Eka G Putra