HANOI (RIAUPOS.CO) — Kisah penemuan 39 jenazah di dalam truk kontainer pada Oktober lalu di dekat London, Inggris, memasuki babak akhir. Duka mendalam dirasakan pemerintah Vietnam. Maklum saja, setelah sempat disebut 39 jenazah tersebut warga negara Tiongkok, ternyata mereka adalah penduduk Vietnam. Sabtu (30/11) pagi, jenazah-jenazah tersebut tiba di Vietnam.
Sebanyak 23 jenazah tiba di Bandara Noi Ba di Hanoi. Tujuh jasad dikremasi terlebih dahulu di Inggris sebelum dipulangkan. Hal itu seperti dikabarkan Kantor Berita Vietnam dan dilansir Reuters.
Sebelumnya, pada Rabu (27/11), 16 jenazah telah terlebih dahulu dipulangkan ke kampung halaman mereka di Vietnam tengah-utara. Jenazah-jenazah itu disambut oleh para kerabat dan rekan mereka sambil memegang mawar putih.
Penemuan puluhan jenazah di belakang truk berpendingin setelah diselundupkan ke Inggris menguak maraknya perdagangan ilegal. Kejahatan itu berupa mengirimkan warga miskin Asia, Afrika, dan Timur Tengah ke negara-negara Barat melalui perjalanan berbahaya.
Kepolisian Vietnam telah mengamankan 10 orang terkait dengan peristiwa memilukan tersebut. Sebelumnya pada Senin (25/11) sopir truk kontainer asal Irlandia Utara, Maurice Robinson, telah mengakui berencana membantu migrasi ilegal. Robinson juga mengakui melakukan kejahatan untuk mendapatkan keuntungan.
Di Vietnam prospek pekerjaan yang buruk, bencana lingkungan dan iming-iming dengan imbalan uang yang banyak, menjadi faktor untuk mendorong orang-orang meninggalkan daerah asalnya. Nguyen Dinh Gia, ayah korban Nguyen Dinh Luong mengatakan putranya meninggalkan rumah untuk pergi ke Inggris dengan mengharapkan kehidupan yang lebih baik.
"Bagaimana bisa saya menggambarkan betapa besar kehilangan ini bagi keluarga saya. Namun, dengan kembalinya jasad putra saya sedikit membantu mengobati rasa sakit ini," kata Gia setelah jasad putranya dimakamkan pada Kamis (28/11) kemarin.(jpg)
HANOI (RIAUPOS.CO) — Kisah penemuan 39 jenazah di dalam truk kontainer pada Oktober lalu di dekat London, Inggris, memasuki babak akhir. Duka mendalam dirasakan pemerintah Vietnam. Maklum saja, setelah sempat disebut 39 jenazah tersebut warga negara Tiongkok, ternyata mereka adalah penduduk Vietnam. Sabtu (30/11) pagi, jenazah-jenazah tersebut tiba di Vietnam.
Sebanyak 23 jenazah tiba di Bandara Noi Ba di Hanoi. Tujuh jasad dikremasi terlebih dahulu di Inggris sebelum dipulangkan. Hal itu seperti dikabarkan Kantor Berita Vietnam dan dilansir Reuters.
- Advertisement -
Sebelumnya, pada Rabu (27/11), 16 jenazah telah terlebih dahulu dipulangkan ke kampung halaman mereka di Vietnam tengah-utara. Jenazah-jenazah itu disambut oleh para kerabat dan rekan mereka sambil memegang mawar putih.
Penemuan puluhan jenazah di belakang truk berpendingin setelah diselundupkan ke Inggris menguak maraknya perdagangan ilegal. Kejahatan itu berupa mengirimkan warga miskin Asia, Afrika, dan Timur Tengah ke negara-negara Barat melalui perjalanan berbahaya.
- Advertisement -
Kepolisian Vietnam telah mengamankan 10 orang terkait dengan peristiwa memilukan tersebut. Sebelumnya pada Senin (25/11) sopir truk kontainer asal Irlandia Utara, Maurice Robinson, telah mengakui berencana membantu migrasi ilegal. Robinson juga mengakui melakukan kejahatan untuk mendapatkan keuntungan.
Di Vietnam prospek pekerjaan yang buruk, bencana lingkungan dan iming-iming dengan imbalan uang yang banyak, menjadi faktor untuk mendorong orang-orang meninggalkan daerah asalnya. Nguyen Dinh Gia, ayah korban Nguyen Dinh Luong mengatakan putranya meninggalkan rumah untuk pergi ke Inggris dengan mengharapkan kehidupan yang lebih baik.
"Bagaimana bisa saya menggambarkan betapa besar kehilangan ini bagi keluarga saya. Namun, dengan kembalinya jasad putra saya sedikit membantu mengobati rasa sakit ini," kata Gia setelah jasad putranya dimakamkan pada Kamis (28/11) kemarin.(jpg)