RENGAT (RIAUPOS.CO) – Gerakan literasi sebenarnya bukan hal yang baru dalam sistem pendidikan nasional. Namun sejak tahun 2013, untuk mendukung Kurikulum Nasional 2013, pemerintah mencanangkan Gerakan Literasi Nasional (GLN).
Koordinator GLN langsung dipercayakan kepada Kepala Badan Pembinaan Bahasa dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, sedangkan di daerah ada Gerakan Literasi Daerah (GLD) yang diketuai oleh Kepala Balai Bahasa dan Kepala Kantor Bahasa di masing-masing provinsi. Setelah itu ada Gerakan Literasi Sekolah (GLS) di masing-masing sekolah di Indonesia.
Hal itu dijelaskan Kepala Balai Bahasa Riau (BBR) Drs Songgo A Siruah saat menyampaikan arahan dalam acara Diseminasi GLN untuk siswa SLTP dan guru se Indragiri Hulu (Inhu) di Gedung Bappeda, Pematang Reba, Jumat (2/7/2019).
“Yang namanya gerakan, ya harus melakukan sesuatu. Apa yang sekarang sedang kita laksanakan ini merupakan sebuah cara untuk mencapai tujuan dari GLN ini,” ujar mantan Kepala Kantor Bahasa Maluku Utara dan Nusa Tenggara Barat ini.
Dijelaskan Songgo, tujuan dari GLN ini adalah agar masyarakat Indonesia cerdas di semua hal, karena literasi mencakup semua apa yang dilakukan oleh manusia. Dalam hal ini, spesifiknya adalah membaca, menulis, menghitung, dan sebagainya.
“Dan muara akhir dari semua itu adalah untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia. Karena kalau orang yang terdidik pasti dia cerdas, dan orang cerdas pasti berpikir tentang kesejahteraan sebagai tujuan dari bernegara,” kata Songgo.
Di bagian lain, Kepala Bidang PAUD dan PMF Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Inhu yang membuka acara tersebut, Hj Risnadedi MPd, meminta semua guru dan siswa yang mengikuti acara ini harus menularkan ilmunya kepada siswa yang lain di sekolahnya. Dengan begitu akan terjadi sebaran ilmu yang sambung-menyambung.
“Pemahaman literasi ini penting. Setelah ikut acara ini, masing-masing siswa harus menjadi penggerak literasi di sekolah. Misalnya menggerakkan penerbitan majalah dinding atau mengajak siswa lainnya rajin ke pustaka,” jelas Risnadedi.
Dia mengucapkan terima kasih kepada BBR yang mengadakan kegiatan ini di Inhu. Dia berharap di tahun-tahun ke depan Inhu masih dipilih BBR sebagai daerah sasaran untuk penyelenggaraan.
Ketua panitia pelaksana kegiatan, Yeni Maulina SPd, menjelaskan, tahun ini sasaran GLN adalah siswa SLTP untuk membangun dasar literasi lebih ke usia dini. Dia juga menjelaskan ada tiga narasumber dalam kegiatan ini, yakni Songgo A Siruah, Marhalim Zaini, dan Hary B Koriun.
“Kami dari BBR ingin membangun dasar literasi dari usia dini. Siswa SMP menurut kami sudah bisa memahami konsep literasi yang disampaikan oleh para narasumber,” jelas Yeni.
Yeni juga menjelaskan, kegiatan ini diikuti 10 SLTP, baik sekolah negeri, swasta, dan agama, dari seluruh Inhu. Masing-masing sekolah mengirim 10 siswa dan seorang guru pendamping.
Salah seorang narasumber, Marhalim Zaini, menjelaskan, siswa SLTP sudah cukup bagus dalam memahami konsep dasar literasi yang nanti akan dikembangkan lagi sesuai jenjang usia dan pendidikan mereka.
“Paling tidak kita sudah menanamkan pemahaman tentang arti pentingnya literasi dalam kehidupan sehari-hari,” ujar lelaki yang baru saja mementaskan teater puisi “Agama Sungai” pada 27 Juli yang lalu ini.
Laporan/Editor: Firman Agus