Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Bentrokan TNI-Polri di Taput Berakhir Damai

(RIAUPOS.CO) — Bentrokan antara aparat TNI dan aparat Polri terjadi di Jalinsum Tarutung-Sipirok, Silangkitang, Kecamatan Pahae Jae, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara, Kamis (27/2) siang. Sedikitnya enam personel polisi dan satu warga sipil mengalami luka-luka. Satu markas polisi sektor setempat juga dirusak. Atas tindakan penyerangan itu, Panglima Kodam I/Bukit Barisan (Pangdam I/BB) Mayjen TNI MS Fadhillah minta maaf.

“Saya sangat menyesali kejadian ini. Selaku Pangdam saya minta maaf. Tidak hanya kepada Polda Sumut saja, tapi kepada semua masyarakat. Anggota saya sedang diperiksa. Apabila terbukti bersalah, anggota bersangkutan pasti ditindak,” kata Fadhilah didampingi Kapolda Sumut, Irjen Pol Martuani Sormin, saat memberikan keterangan pers di Makodam I/BB, Jumat (28/2) sore.

Diutarakan Pangdam, Kodam I/BB dan Polda Sumut telah melakukan pencegahan, agar kejadian ini tidak berbuntut panjang. “Kita sudah melakukan tindakan pencegahan agar kasusnya tidak membesar. Alhamdulillah, suasana sudah kondusif. Kodam mengirim Asintel, Denpom, Korem, Kodim, dan Danyon setempat untuk mengendalikan situasi bersama-sama jajaran Polda,” ujar Fadhilah.

Disebutkannya, insiden tersebut adalah perbuatan oknum. Sebab, TNI-Polri sudah menjaga solidaritas dan sinergitas. “Kita sudah koordinasi dengan Kapolda untuk tindakan ini, dan kita semua menyesali. Saya yakini ini semua karena oknum bukan institusi. Karena secara institusi seharusnya kewajiban kita menjaga soliditas dan sinergitas. Nah, oknum ini yang harus diberi tindakan tegas supaya tidak terulang,” sebutnya.

Pascakejadian, lanjut Fadhilah, pihaknya telah mengambil langkah-langkah yakni melakukan mediasi kepada pihak terkait. “Saya sudah melapor kepada pimpinan. Hari ini (kemarin, red) kita lakukan mediasi kepada pihak-pihak supaya tidak ada kelanjutan,” ucapnya.

Selanjutnya, memeriksa anggota Batalyon Infanteri 123/Rajawali (Yonif 123/RW) yang melakukan penyerangan kepada anggota Polantas dan Mapolsek Pahae Jahe. “Pemeriksaan mengenai siapa anggota saya yang melakukan (penyerangan, red), dan siapa tokohnya hingga terjadi hal seperti ini,” ungkapnya.

Apabila terbukti bersalah, anggota bersangkutan akan ditindak tegas. “Tentu ada proses hukum yang tepat terhadap hasil pemeriksaan. Proses sedang berlanjut. Berikan waktu, karena pemeriksaan ini tidak bisa cepat-cepat. Tapi saya yakini, siapa yang salah pasti kita tindak tegas,” cetusnya.

Ia menjelaskan, kejadian bermula saat personil Kompi A Yonif 123/RW baru saja menghadiri acara pelepasan anggota di Markas Yonif 123/RW, Padangsidimpuan. Sekira pukul 14.30 WIB, anggota TNI dimaksud balik menuju markasnya di Lapo Gambiri, Tarutung. Saat melintas di Jalan Silakkitang, terjadi kemacetan panjang karena satu unit truk Fuso terguling. Kemacetan saat itu sedang diatasi Kapolsek Pahae Jae, AKP Ramot Soala Gogo Nababan.

Baca Juga:  Pusat Prioritaskan Pembangunan Natuna

“Anggota kita buru-buru hingga melawan arah. Inilah penyebab kesalahpahaman. Kemudian berefek penyerangan Mapolsek (Pahae Jae) karena situasi panas mendengar berita-berita,” papar Fadhilah. Dia menambahkan, sudah memerintahkan anggota TNI yang melakukan penyerangan untuk menemui anggota polisi yang menjadi korban, guna meminta maaf. “Mapolsek yang dirusak diminta agar Danyon memperbaikinya,” tegasnya.

Kapoldasu: Dikira Ada Razia

Senada, Kapolda Sumut Irjen Pol Martuani Sormin, mengatakan insiden terjadi karena kesalahapahaman. “Ini hanya salah paham. Kemacetan yang terjadi, mereka (anggota TNI) tidak tahu. Dikira ada razia, rupanya truk terguling,” ujarnya. Menurut Martuani, sebenarnya hanya salah bahasa, yang dipersepsikan berbeda. “Kemarin malam kita bicara dengan Pangdam, Danrem, Dandim, Kapolres. Saya pastikan itu kesalahpahaman,” akunya.

Ia meminta agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi di kemudian hari. “Tadi malam Pomdam dan Asintel dikirim. Sedangkan dari Polda Sumut, Kabid Propam saya kirim,” ucap Martuani. Dia berharap agar ke depannya hubungan TNI-Polri semakin merajut soliditas. “Baju kita ini hanya warna saja yang beda, sesungguhnya kita bertugas untuk NKRI,” tukasnya.

Kronologi Bentrokan

Informasi dihimpun Sumut Pos (RPG), bentrokan terjadi pada Kamis siang, saat Kapolsek Pahae Jae Polres Tapanuli Utara, AKP Ramot S Nababan bersama beberapa personelnya, sedang mengatur arus lalu lintas. Saat itu, ada kecelakaan tunggal yakni sebuah truk terguling, menyebabkan lalu-lintas menjadi macet. Untuk mengurai kemacetan, polisi dibantu masyarakat memberlakukan sistem buka tutup jalan, karena kondisi jalan hanya setengah yang dapat dilalui kendaraan. Crane didatangkan untuk mengevakuasi badan truk dari tengah jalan. Selama berlangsungnya evakuasi tersebut, tiba-tiba sebuah mobil yang datang dari arah Sipirok menuju Tarutung, berusaha lewat di tengah kondisi macet.

Karena aksi tersebut, Kapolsek AKP Ramot mendatangi kendaraan tersebut dan menanyakan tujuan si pengemudi. Belakangan diketahui, pengemudinya oknum personel TNI dari Yonif 123/RJW. Mobil itu ditumpangi Komandan Kompi (Danki) A Batalyon Infanteri 123 Rajawali, Kapten Infanteri Ridwan. “Bapak mau ke mana,” tanya AKP Ramot. Ternyata tegurannya memicu kemarahan salah seorang penumpang di dalam kendaraan tersebut. Seorang penumpang berpakaian loreng TNI langsung turun, dan menuding AKP Ramot tidak sopan, karena menegur sosok yang menurutnya komandannya.

Baca Juga:  Tanoto Foundation Tegaskan Tak Pakai APBN, Alokasikan Dana Rp50 M

“Kau nggak sopan ngomong. Danki aku itu ya,” katanya. Ucapannya itu diikuti dengan aksi mencekik dan menampar perwira Polri tersebut. Warga yang melihat kejadian tersebut terpicu emosinya, karena sebelumnya sudah cukup lama ikut membantu polisi mengatur arus lalu-lintas yang macet. Warga pun ramai-ramai mendatangi si oknum TNI, dan nyaris mengeroyoknya. “Sini kau kami sudah capai mengatur lalu lintas dari tadi,” teriak masyarakat.

Melihat itu, personel Polri lainnya yakni Brigadir Dodi Sianturi dan petugas Babinsa Koramil 25/Pahae Jae, Serka Ahmad Gozali Lubis, melerai keributan dan menjauhkan mereka dari kejaran massa. Diduga, teman si oknum TNI menghubungi rekan-rekannya dari kesatuan. Karena sekitar pukul 14.00 WIB puluhan personel Yonif 123/RJW dengan membawa senjata laras panjang, datang ke lokasi dan langsung melakukan penyerangan. Mereka menganiaya personel Polsek. Akibatnya, sejumlah polisi dan warga mengalami luka-luka. Polisi dan warga yang diketahui mengalami luka akibat bentrokan yaitu Kapolsek Pahae Jae Polres Tapanuli Utara, AKP Ramot S Nababan yang luka di bagian kepala. Tiga personelnya, yakni Aipda David Marganti Simatupang, Brigadir Dodi B. Sianturi, dan Brigadir Ricardo Loves Sitompul, juga luka.

Selanjutnya, dua personel dari Polres Tapanuli Selatan, yakni Kapos Lantas Polsek Sipirok, Ipda Bangun Siregar, Anggota Satlantas Polres, Tapsel Aiptu Velberik Sitompul, dan seorang warga yang kebetulan sedang melintas, Edi Susanto (30), ikut menjadi korban. Setelah bentrok, sejumlah oknum TNI tersebut bergerak meninggalkan lokasi, dan kembali ke arah Tarutung. Namun diduga masih emosi, di tengah perjalanan tepatnya di depan Mapolsek Pahae Julu, mereka turun dan merusak markas polisi sektor tersebut.

Saling Bermaafan

Pascabentrok tersebut, keesokan harinya kedua belah pihak dimediasi, dipimpin Danrem 023 Kawal Samudera, Kolonel Infanteri Tri Saktiyono, di Mapolres Tapanuli Utara, Jumat (28/2). Tri mengatakan, setelah kejadian, anggota TNI dari Batalyon 123 Rajawali dikumpulkan dan diperiksa. Kemudian anggota Yonif 123 Rajawalu dan anggota Polsek Pahae Julu dipertemukan, dihadiri Dandim, Danyon, dan Kapolres. Kedua belah pihak diminta untuk saling bermaafan dan kembali menjalin hubungan yang baik.(dris)

Laporan RPG, Tapanuli Utara

(RIAUPOS.CO) — Bentrokan antara aparat TNI dan aparat Polri terjadi di Jalinsum Tarutung-Sipirok, Silangkitang, Kecamatan Pahae Jae, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara, Kamis (27/2) siang. Sedikitnya enam personel polisi dan satu warga sipil mengalami luka-luka. Satu markas polisi sektor setempat juga dirusak. Atas tindakan penyerangan itu, Panglima Kodam I/Bukit Barisan (Pangdam I/BB) Mayjen TNI MS Fadhillah minta maaf.

“Saya sangat menyesali kejadian ini. Selaku Pangdam saya minta maaf. Tidak hanya kepada Polda Sumut saja, tapi kepada semua masyarakat. Anggota saya sedang diperiksa. Apabila terbukti bersalah, anggota bersangkutan pasti ditindak,” kata Fadhilah didampingi Kapolda Sumut, Irjen Pol Martuani Sormin, saat memberikan keterangan pers di Makodam I/BB, Jumat (28/2) sore.

- Advertisement -

Diutarakan Pangdam, Kodam I/BB dan Polda Sumut telah melakukan pencegahan, agar kejadian ini tidak berbuntut panjang. “Kita sudah melakukan tindakan pencegahan agar kasusnya tidak membesar. Alhamdulillah, suasana sudah kondusif. Kodam mengirim Asintel, Denpom, Korem, Kodim, dan Danyon setempat untuk mengendalikan situasi bersama-sama jajaran Polda,” ujar Fadhilah.

Disebutkannya, insiden tersebut adalah perbuatan oknum. Sebab, TNI-Polri sudah menjaga solidaritas dan sinergitas. “Kita sudah koordinasi dengan Kapolda untuk tindakan ini, dan kita semua menyesali. Saya yakini ini semua karena oknum bukan institusi. Karena secara institusi seharusnya kewajiban kita menjaga soliditas dan sinergitas. Nah, oknum ini yang harus diberi tindakan tegas supaya tidak terulang,” sebutnya.

- Advertisement -

Pascakejadian, lanjut Fadhilah, pihaknya telah mengambil langkah-langkah yakni melakukan mediasi kepada pihak terkait. “Saya sudah melapor kepada pimpinan. Hari ini (kemarin, red) kita lakukan mediasi kepada pihak-pihak supaya tidak ada kelanjutan,” ucapnya.

Selanjutnya, memeriksa anggota Batalyon Infanteri 123/Rajawali (Yonif 123/RW) yang melakukan penyerangan kepada anggota Polantas dan Mapolsek Pahae Jahe. “Pemeriksaan mengenai siapa anggota saya yang melakukan (penyerangan, red), dan siapa tokohnya hingga terjadi hal seperti ini,” ungkapnya.

Apabila terbukti bersalah, anggota bersangkutan akan ditindak tegas. “Tentu ada proses hukum yang tepat terhadap hasil pemeriksaan. Proses sedang berlanjut. Berikan waktu, karena pemeriksaan ini tidak bisa cepat-cepat. Tapi saya yakini, siapa yang salah pasti kita tindak tegas,” cetusnya.

Ia menjelaskan, kejadian bermula saat personil Kompi A Yonif 123/RW baru saja menghadiri acara pelepasan anggota di Markas Yonif 123/RW, Padangsidimpuan. Sekira pukul 14.30 WIB, anggota TNI dimaksud balik menuju markasnya di Lapo Gambiri, Tarutung. Saat melintas di Jalan Silakkitang, terjadi kemacetan panjang karena satu unit truk Fuso terguling. Kemacetan saat itu sedang diatasi Kapolsek Pahae Jae, AKP Ramot Soala Gogo Nababan.

Baca Juga:  Hentikan Mobil, Polisi Terseret 100 Meter

“Anggota kita buru-buru hingga melawan arah. Inilah penyebab kesalahpahaman. Kemudian berefek penyerangan Mapolsek (Pahae Jae) karena situasi panas mendengar berita-berita,” papar Fadhilah. Dia menambahkan, sudah memerintahkan anggota TNI yang melakukan penyerangan untuk menemui anggota polisi yang menjadi korban, guna meminta maaf. “Mapolsek yang dirusak diminta agar Danyon memperbaikinya,” tegasnya.

Kapoldasu: Dikira Ada Razia

Senada, Kapolda Sumut Irjen Pol Martuani Sormin, mengatakan insiden terjadi karena kesalahapahaman. “Ini hanya salah paham. Kemacetan yang terjadi, mereka (anggota TNI) tidak tahu. Dikira ada razia, rupanya truk terguling,” ujarnya. Menurut Martuani, sebenarnya hanya salah bahasa, yang dipersepsikan berbeda. “Kemarin malam kita bicara dengan Pangdam, Danrem, Dandim, Kapolres. Saya pastikan itu kesalahpahaman,” akunya.

Ia meminta agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi di kemudian hari. “Tadi malam Pomdam dan Asintel dikirim. Sedangkan dari Polda Sumut, Kabid Propam saya kirim,” ucap Martuani. Dia berharap agar ke depannya hubungan TNI-Polri semakin merajut soliditas. “Baju kita ini hanya warna saja yang beda, sesungguhnya kita bertugas untuk NKRI,” tukasnya.

Kronologi Bentrokan

Informasi dihimpun Sumut Pos (RPG), bentrokan terjadi pada Kamis siang, saat Kapolsek Pahae Jae Polres Tapanuli Utara, AKP Ramot S Nababan bersama beberapa personelnya, sedang mengatur arus lalu lintas. Saat itu, ada kecelakaan tunggal yakni sebuah truk terguling, menyebabkan lalu-lintas menjadi macet. Untuk mengurai kemacetan, polisi dibantu masyarakat memberlakukan sistem buka tutup jalan, karena kondisi jalan hanya setengah yang dapat dilalui kendaraan. Crane didatangkan untuk mengevakuasi badan truk dari tengah jalan. Selama berlangsungnya evakuasi tersebut, tiba-tiba sebuah mobil yang datang dari arah Sipirok menuju Tarutung, berusaha lewat di tengah kondisi macet.

Karena aksi tersebut, Kapolsek AKP Ramot mendatangi kendaraan tersebut dan menanyakan tujuan si pengemudi. Belakangan diketahui, pengemudinya oknum personel TNI dari Yonif 123/RJW. Mobil itu ditumpangi Komandan Kompi (Danki) A Batalyon Infanteri 123 Rajawali, Kapten Infanteri Ridwan. “Bapak mau ke mana,” tanya AKP Ramot. Ternyata tegurannya memicu kemarahan salah seorang penumpang di dalam kendaraan tersebut. Seorang penumpang berpakaian loreng TNI langsung turun, dan menuding AKP Ramot tidak sopan, karena menegur sosok yang menurutnya komandannya.

Baca Juga:  Pusat Prioritaskan Pembangunan Natuna

“Kau nggak sopan ngomong. Danki aku itu ya,” katanya. Ucapannya itu diikuti dengan aksi mencekik dan menampar perwira Polri tersebut. Warga yang melihat kejadian tersebut terpicu emosinya, karena sebelumnya sudah cukup lama ikut membantu polisi mengatur arus lalu-lintas yang macet. Warga pun ramai-ramai mendatangi si oknum TNI, dan nyaris mengeroyoknya. “Sini kau kami sudah capai mengatur lalu lintas dari tadi,” teriak masyarakat.

Melihat itu, personel Polri lainnya yakni Brigadir Dodi Sianturi dan petugas Babinsa Koramil 25/Pahae Jae, Serka Ahmad Gozali Lubis, melerai keributan dan menjauhkan mereka dari kejaran massa. Diduga, teman si oknum TNI menghubungi rekan-rekannya dari kesatuan. Karena sekitar pukul 14.00 WIB puluhan personel Yonif 123/RJW dengan membawa senjata laras panjang, datang ke lokasi dan langsung melakukan penyerangan. Mereka menganiaya personel Polsek. Akibatnya, sejumlah polisi dan warga mengalami luka-luka. Polisi dan warga yang diketahui mengalami luka akibat bentrokan yaitu Kapolsek Pahae Jae Polres Tapanuli Utara, AKP Ramot S Nababan yang luka di bagian kepala. Tiga personelnya, yakni Aipda David Marganti Simatupang, Brigadir Dodi B. Sianturi, dan Brigadir Ricardo Loves Sitompul, juga luka.

Selanjutnya, dua personel dari Polres Tapanuli Selatan, yakni Kapos Lantas Polsek Sipirok, Ipda Bangun Siregar, Anggota Satlantas Polres, Tapsel Aiptu Velberik Sitompul, dan seorang warga yang kebetulan sedang melintas, Edi Susanto (30), ikut menjadi korban. Setelah bentrok, sejumlah oknum TNI tersebut bergerak meninggalkan lokasi, dan kembali ke arah Tarutung. Namun diduga masih emosi, di tengah perjalanan tepatnya di depan Mapolsek Pahae Julu, mereka turun dan merusak markas polisi sektor tersebut.

Saling Bermaafan

Pascabentrok tersebut, keesokan harinya kedua belah pihak dimediasi, dipimpin Danrem 023 Kawal Samudera, Kolonel Infanteri Tri Saktiyono, di Mapolres Tapanuli Utara, Jumat (28/2). Tri mengatakan, setelah kejadian, anggota TNI dari Batalyon 123 Rajawali dikumpulkan dan diperiksa. Kemudian anggota Yonif 123 Rajawalu dan anggota Polsek Pahae Julu dipertemukan, dihadiri Dandim, Danyon, dan Kapolres. Kedua belah pihak diminta untuk saling bermaafan dan kembali menjalin hubungan yang baik.(dris)

Laporan RPG, Tapanuli Utara

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari