Sabtu, 9 November 2024

Pasien Omicron Mayoritas Sakit Ringan dan tanpa Gejala

- Advertisement -

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Dua pekan sejak kasus pertama diumumkan, angka terkonfirmasi Covid-19 varian Omicron di Indonesia terdeteksi sebanyak 136 kasus. Mayoritas merupakan pelaku perjalanan luar negeri.

Mengawali 2022, Kementerian Kesehatan mengumumkan kasus Omicron bertambah 68 orang. Total ada 136 orang di Indonesia yang terpapar.

- Advertisement -

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmidzi mengungkapkan, sebelas di antara kasus baru itu merupakan warga negara asing (WNA).

Kemudian, dari 68 kasus konfirmasi Omicron tersebut, sebanyak 29 orang tidak memiliki gejala dan 29 orang sakit dengan gejala ringan. Lainnya, 1 orang sakit dengan gejala sedang dan 9 orang tanpa keterangan. ’’Semua kasus baru merupakan pelaku perjalanan luar negeri dengan asal negara kedatangan paling banyak dari Arab Saudi, Turki, Uni Emirat Arab, dan Amerika Serikat,” kata Nadia kemarin (1/1).

Nadia menjelaskan, data WHO menunjukkan kemungkinan akan terjadi peningkatan tambahan kasus yang cepat. Namun, peningkatan okupansi tempat tidur rumah sakit dan ICU tidak setinggi periode varian Delta. Hal itu dilihat dari penghitungan prediksi peningkatan kasus akibat Omicron dibandingkan dengan Delta. Juga, melihat tingkat risiko keparahan Omicron. ”Artinya, varian Omicron memiliki tingkat penularan yang tinggi, tapi dengan risiko sakit berat yang rendah,” ujarnya.

- Advertisement -
Baca Juga:  Proposal Litbang KLHK Mendapat Perhatian Dunia di Pertemuan AFoCO

Meski demikian, masyarakat tetap harus waspada karena situasi dapat berubah dengan cepat. Dia mengimbau masyarakat untuk menahan diri dengan tidak bepergian ke negara-negara dengan transmisi penularan Omicron yang sangat tinggi.

Berdasar WHO HQ. Enhancing readiness for Omicron (B.1.1.529): Technical Brief and Priority Actions for Member States, varian Omicron memiliki karakteristik penularan yang lebih cepat daripada varian Delta. Itu dilihat pada negara-negara yang telah mengalami transmisi komunitas. Contohnya Inggris.

Di Inggris, tingkat keparahan varian Omicron mengakibatkan 29 kematian. Estimasi risiko masuk perawatan gawat darurat Omicron 15‒25 persen lebih rendah dibandingkan Delta. Estimasi risiko rawat inap akibat Omicron 40‒45 persen lebih rendah.

Baca Juga:  Belum Ditemukan Vaksin, Covid-19 Masih Menghantui Indonesia

Nadia menjelaskan, selain terdeteksi 136 kasus, sebanyak 74 persen kasus Omicron dialami mereka yang sudah divaksin lengkap.

Di sisi lain, karantina untuk pelaku perjalanan internasional yang datang ke Indonesia terus disiapkan. Salah satunya melalui Bandara Internasional Juanda, Surabaya. Untuk tahap awal, disiapkan 1.900 tempat tidur karantina. Tiga tempat untuk karantina terpusat pekerja migran Indonesia (PMI), pelajar, dan aparat sipil negara serta sejumlah hotel untuk pelaku perjalanan umum. ’’Persiapan hampir final,” tutur Kasatgas Penanganan Covid-19 Letjen TNI Suharyanto.

Dia menambahkan, tempat karantina terpusat yang telah tersedia, antara lain, Asrama Haji Sukolilo, Balai Diklat Kementerian Agama, Lembaga Penguji Mutu Pendidikan, serta sejumlah hotel. Untuk karantina pelaku perjalanan umum, juga disiapkan sejumlah hotel bintang 3 hingga bintang 5 yang telah diverifikasi Kementerian Kesehatan.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Dua pekan sejak kasus pertama diumumkan, angka terkonfirmasi Covid-19 varian Omicron di Indonesia terdeteksi sebanyak 136 kasus. Mayoritas merupakan pelaku perjalanan luar negeri.

Mengawali 2022, Kementerian Kesehatan mengumumkan kasus Omicron bertambah 68 orang. Total ada 136 orang di Indonesia yang terpapar.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmidzi mengungkapkan, sebelas di antara kasus baru itu merupakan warga negara asing (WNA).

- Advertisement -

Kemudian, dari 68 kasus konfirmasi Omicron tersebut, sebanyak 29 orang tidak memiliki gejala dan 29 orang sakit dengan gejala ringan. Lainnya, 1 orang sakit dengan gejala sedang dan 9 orang tanpa keterangan. ’’Semua kasus baru merupakan pelaku perjalanan luar negeri dengan asal negara kedatangan paling banyak dari Arab Saudi, Turki, Uni Emirat Arab, dan Amerika Serikat,” kata Nadia kemarin (1/1).

Nadia menjelaskan, data WHO menunjukkan kemungkinan akan terjadi peningkatan tambahan kasus yang cepat. Namun, peningkatan okupansi tempat tidur rumah sakit dan ICU tidak setinggi periode varian Delta. Hal itu dilihat dari penghitungan prediksi peningkatan kasus akibat Omicron dibandingkan dengan Delta. Juga, melihat tingkat risiko keparahan Omicron. ”Artinya, varian Omicron memiliki tingkat penularan yang tinggi, tapi dengan risiko sakit berat yang rendah,” ujarnya.

Baca Juga:  Bupati Rohil Tanam Pohon Pucuk Merah

Meski demikian, masyarakat tetap harus waspada karena situasi dapat berubah dengan cepat. Dia mengimbau masyarakat untuk menahan diri dengan tidak bepergian ke negara-negara dengan transmisi penularan Omicron yang sangat tinggi.

Berdasar WHO HQ. Enhancing readiness for Omicron (B.1.1.529): Technical Brief and Priority Actions for Member States, varian Omicron memiliki karakteristik penularan yang lebih cepat daripada varian Delta. Itu dilihat pada negara-negara yang telah mengalami transmisi komunitas. Contohnya Inggris.

Di Inggris, tingkat keparahan varian Omicron mengakibatkan 29 kematian. Estimasi risiko masuk perawatan gawat darurat Omicron 15‒25 persen lebih rendah dibandingkan Delta. Estimasi risiko rawat inap akibat Omicron 40‒45 persen lebih rendah.

Baca Juga:  Tak Hanya Awal Puasa, Idulfitri dan Iduladha Berpotensi Beda

Nadia menjelaskan, selain terdeteksi 136 kasus, sebanyak 74 persen kasus Omicron dialami mereka yang sudah divaksin lengkap.

Di sisi lain, karantina untuk pelaku perjalanan internasional yang datang ke Indonesia terus disiapkan. Salah satunya melalui Bandara Internasional Juanda, Surabaya. Untuk tahap awal, disiapkan 1.900 tempat tidur karantina. Tiga tempat untuk karantina terpusat pekerja migran Indonesia (PMI), pelajar, dan aparat sipil negara serta sejumlah hotel untuk pelaku perjalanan umum. ’’Persiapan hampir final,” tutur Kasatgas Penanganan Covid-19 Letjen TNI Suharyanto.

Dia menambahkan, tempat karantina terpusat yang telah tersedia, antara lain, Asrama Haji Sukolilo, Balai Diklat Kementerian Agama, Lembaga Penguji Mutu Pendidikan, serta sejumlah hotel. Untuk karantina pelaku perjalanan umum, juga disiapkan sejumlah hotel bintang 3 hingga bintang 5 yang telah diverifikasi Kementerian Kesehatan.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari