Rabu, 9 April 2025

Ketum Muhammadiyah: Jangan Politisasi Pancasila untuk Kepentingan Tertentu

YOGYAKARTA (RIAUPOS.CO) – Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara jangan dipolitisasi untuk kepentingan apa pun. Pancasila mestinya digali, dipelajari, dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Nilai-nilai yang ada dalam Pancasila digali dari kehidupan masyarakat Indonesia.

Hal itu dikatakan oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir di Yogyakarta, Selasa (1/6/2021).

"Jauhi politisasi Pancasila untuk kepentingan apapun," kata Haedar Nasir.

Belajar dari sejarah, menurut dia, setiap reduksi, penyimpangan, dan politisasi Pancasila akan menimbulkan ketidakpercayaan pada Pancasila itu sendiri.

Selain itu, ia berharap kebijakan-kebijakan negara yang berkaitan dengan Pancasila semuanya memerlukan ketulusan, kejujuran, jiwa negarawan, wawasan yang luas dan semangat kebersamaan dalam mewujudkan Pancasila sebagai ideologi negara.

Baca Juga:  Ditahan KPK, Gelar Datuk Seri Amanah Amril Mukminin Gugur

"Jangan membawa Pancasila menjadi sesuatu yang sempit dan jangan juga membawa Pancasila melebihi dirinya. Itulah Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara. Tempatkan Pancasila secara proporsional sebagai dasar dan ideologi negara," kata Haedar.

Ia meminta peringatan Hari Lahir Pancasila bukan sekadar menjadi ritual dan seremonial dan hanya menjadi jargon dan retorika.

Haedar mengajak seluruh warga bangsa untuk mewujudkan Pancasila dalam kehidupan bernegara, melalui seluruh institusi kenegaraan agar betul-betul menjadikan setiap sila Pancasila sebagai dasar nilai, dasar pijakan mengambil keputusan, dan orientasi dalam kebijakan tersebut agar tetap berada di koridor Pancasila.

"Pertentangan sering terjadi karena kebijakan-kebijakan negara itu tidak sejalan dengan jiwa, alam pikiran, dan moralitas Pancasila," kata Haedar.

Baca Juga:  Syekh Ali Jaber Wafat, Penyakit sudah Menyebar ke Paru-Paru

Berikutnya lanjut dia, Pancasila harus menjadi pedoman hidup berbangsa bagi seluruh komponen dan warga bangsa, termasuk para elit bangsa.

"Pancasila tidak cukup hanya dihapal, menjadi doktrin, dan pemikiran, Pancasila harus kita praktikkan dan kita warga bangsa, elit bangsa di manapun berada dan dalam posisi apapun harus menjadi contoh teladan di dalam mempraktikkan Pancasila," ujar dia.

Sumber: JPNN/News/Antara/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun

YOGYAKARTA (RIAUPOS.CO) – Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara jangan dipolitisasi untuk kepentingan apa pun. Pancasila mestinya digali, dipelajari, dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Nilai-nilai yang ada dalam Pancasila digali dari kehidupan masyarakat Indonesia.

Hal itu dikatakan oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir di Yogyakarta, Selasa (1/6/2021).

"Jauhi politisasi Pancasila untuk kepentingan apapun," kata Haedar Nasir.

Belajar dari sejarah, menurut dia, setiap reduksi, penyimpangan, dan politisasi Pancasila akan menimbulkan ketidakpercayaan pada Pancasila itu sendiri.

Selain itu, ia berharap kebijakan-kebijakan negara yang berkaitan dengan Pancasila semuanya memerlukan ketulusan, kejujuran, jiwa negarawan, wawasan yang luas dan semangat kebersamaan dalam mewujudkan Pancasila sebagai ideologi negara.

Baca Juga:  Filipina Diterjang Topan Kammuri, 340 Ribu Warga Dievakuasi

"Jangan membawa Pancasila menjadi sesuatu yang sempit dan jangan juga membawa Pancasila melebihi dirinya. Itulah Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara. Tempatkan Pancasila secara proporsional sebagai dasar dan ideologi negara," kata Haedar.

Ia meminta peringatan Hari Lahir Pancasila bukan sekadar menjadi ritual dan seremonial dan hanya menjadi jargon dan retorika.

Haedar mengajak seluruh warga bangsa untuk mewujudkan Pancasila dalam kehidupan bernegara, melalui seluruh institusi kenegaraan agar betul-betul menjadikan setiap sila Pancasila sebagai dasar nilai, dasar pijakan mengambil keputusan, dan orientasi dalam kebijakan tersebut agar tetap berada di koridor Pancasila.

"Pertentangan sering terjadi karena kebijakan-kebijakan negara itu tidak sejalan dengan jiwa, alam pikiran, dan moralitas Pancasila," kata Haedar.

Baca Juga:  Honor Pegawai Pemprov Lenyap Rp1,6 M

Berikutnya lanjut dia, Pancasila harus menjadi pedoman hidup berbangsa bagi seluruh komponen dan warga bangsa, termasuk para elit bangsa.

"Pancasila tidak cukup hanya dihapal, menjadi doktrin, dan pemikiran, Pancasila harus kita praktikkan dan kita warga bangsa, elit bangsa di manapun berada dan dalam posisi apapun harus menjadi contoh teladan di dalam mempraktikkan Pancasila," ujar dia.

Sumber: JPNN/News/Antara/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

spot_img

Ketum Muhammadiyah: Jangan Politisasi Pancasila untuk Kepentingan Tertentu

YOGYAKARTA (RIAUPOS.CO) – Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara jangan dipolitisasi untuk kepentingan apa pun. Pancasila mestinya digali, dipelajari, dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Nilai-nilai yang ada dalam Pancasila digali dari kehidupan masyarakat Indonesia.

Hal itu dikatakan oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir di Yogyakarta, Selasa (1/6/2021).

"Jauhi politisasi Pancasila untuk kepentingan apapun," kata Haedar Nasir.

Belajar dari sejarah, menurut dia, setiap reduksi, penyimpangan, dan politisasi Pancasila akan menimbulkan ketidakpercayaan pada Pancasila itu sendiri.

Selain itu, ia berharap kebijakan-kebijakan negara yang berkaitan dengan Pancasila semuanya memerlukan ketulusan, kejujuran, jiwa negarawan, wawasan yang luas dan semangat kebersamaan dalam mewujudkan Pancasila sebagai ideologi negara.

Baca Juga:  Ditahan KPK, Gelar Datuk Seri Amanah Amril Mukminin Gugur

"Jangan membawa Pancasila menjadi sesuatu yang sempit dan jangan juga membawa Pancasila melebihi dirinya. Itulah Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara. Tempatkan Pancasila secara proporsional sebagai dasar dan ideologi negara," kata Haedar.

Ia meminta peringatan Hari Lahir Pancasila bukan sekadar menjadi ritual dan seremonial dan hanya menjadi jargon dan retorika.

Haedar mengajak seluruh warga bangsa untuk mewujudkan Pancasila dalam kehidupan bernegara, melalui seluruh institusi kenegaraan agar betul-betul menjadikan setiap sila Pancasila sebagai dasar nilai, dasar pijakan mengambil keputusan, dan orientasi dalam kebijakan tersebut agar tetap berada di koridor Pancasila.

"Pertentangan sering terjadi karena kebijakan-kebijakan negara itu tidak sejalan dengan jiwa, alam pikiran, dan moralitas Pancasila," kata Haedar.

Baca Juga:  Boris Johnson Tak Ingin Transisi Inggris Terkait Brexit Molor

Berikutnya lanjut dia, Pancasila harus menjadi pedoman hidup berbangsa bagi seluruh komponen dan warga bangsa, termasuk para elit bangsa.

"Pancasila tidak cukup hanya dihapal, menjadi doktrin, dan pemikiran, Pancasila harus kita praktikkan dan kita warga bangsa, elit bangsa di manapun berada dan dalam posisi apapun harus menjadi contoh teladan di dalam mempraktikkan Pancasila," ujar dia.

Sumber: JPNN/News/Antara/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun

YOGYAKARTA (RIAUPOS.CO) – Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara jangan dipolitisasi untuk kepentingan apa pun. Pancasila mestinya digali, dipelajari, dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Nilai-nilai yang ada dalam Pancasila digali dari kehidupan masyarakat Indonesia.

Hal itu dikatakan oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir di Yogyakarta, Selasa (1/6/2021).

"Jauhi politisasi Pancasila untuk kepentingan apapun," kata Haedar Nasir.

Belajar dari sejarah, menurut dia, setiap reduksi, penyimpangan, dan politisasi Pancasila akan menimbulkan ketidakpercayaan pada Pancasila itu sendiri.

Selain itu, ia berharap kebijakan-kebijakan negara yang berkaitan dengan Pancasila semuanya memerlukan ketulusan, kejujuran, jiwa negarawan, wawasan yang luas dan semangat kebersamaan dalam mewujudkan Pancasila sebagai ideologi negara.

Baca Juga:  Syekh Ali Jaber Wafat, Penyakit sudah Menyebar ke Paru-Paru

"Jangan membawa Pancasila menjadi sesuatu yang sempit dan jangan juga membawa Pancasila melebihi dirinya. Itulah Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara. Tempatkan Pancasila secara proporsional sebagai dasar dan ideologi negara," kata Haedar.

Ia meminta peringatan Hari Lahir Pancasila bukan sekadar menjadi ritual dan seremonial dan hanya menjadi jargon dan retorika.

Haedar mengajak seluruh warga bangsa untuk mewujudkan Pancasila dalam kehidupan bernegara, melalui seluruh institusi kenegaraan agar betul-betul menjadikan setiap sila Pancasila sebagai dasar nilai, dasar pijakan mengambil keputusan, dan orientasi dalam kebijakan tersebut agar tetap berada di koridor Pancasila.

"Pertentangan sering terjadi karena kebijakan-kebijakan negara itu tidak sejalan dengan jiwa, alam pikiran, dan moralitas Pancasila," kata Haedar.

Baca Juga:  Kapolda Papua Ajak Pengungsi Kembali ke Wamena

Berikutnya lanjut dia, Pancasila harus menjadi pedoman hidup berbangsa bagi seluruh komponen dan warga bangsa, termasuk para elit bangsa.

"Pancasila tidak cukup hanya dihapal, menjadi doktrin, dan pemikiran, Pancasila harus kita praktikkan dan kita warga bangsa, elit bangsa di manapun berada dan dalam posisi apapun harus menjadi contoh teladan di dalam mempraktikkan Pancasila," ujar dia.

Sumber: JPNN/News/Antara/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari