JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Keputusan penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) Pertamax (RON 92) sangat berpengaruh, khususnya ke kelas menengah. Bahkan disparitas atau perbedaan harga antara Pertamax dan Pertalite cenderung jauh, sehingga dapat berpotensi peralihan konsumsi masyarakat terhadap BBM.
Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan, seperti fenomena yang terjadi pada minyak goreng, yang mana masyarakat menengah rentan saat ini cenderung mengonsumsi curah ketimbang kemasan karena adanya gap atau disparitas harga yang cukup jauh.
"Ada juga yang terpaksa turun kelas mengonsumsi barang yang lebih murah. Masyarakat akan cari alternatif BBM yang lebih murah, karena selisih lebar sekali antara pertamax dan pertalite," ujarnya kepada JawaPos.com, Jumat (1/4).
Bhima menyebut nantinya akan timbul kekhawatiran terjadinya kelangkaan pada BBM Pertalite karena imbas dari migrasi masyarakat terhadap perubahan konsumsi BBM. Sehingga, pemerintah harus mengantisipasi hal ini.
"Dikhawatirkan migrasi ke Pertalite membuat kelangkaan terjadi. Harus diantisipasi pembengkakan alokasi subsidi energinya," tuturnya.
Bhima menambahkan, pengaruh kenaikan BBM Pertamax cukup besar terhadap masyarakat kelompok menengah rentan yang jumlahnya sekitar 115 juta orang. Sebab, harga kenaikan BBM juga diikuti oleh kenaikan tarif PPN dan harga pangan pokok menjelang Ramadan akan mengubah perilaku konsumen.
"Ada yang hemat ekstrem dengan tunda belanja, bahkan tidak memutuskan mudik Lebaran karena harga BBM naik," pungkasnya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi
JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Keputusan penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) Pertamax (RON 92) sangat berpengaruh, khususnya ke kelas menengah. Bahkan disparitas atau perbedaan harga antara Pertamax dan Pertalite cenderung jauh, sehingga dapat berpotensi peralihan konsumsi masyarakat terhadap BBM.
Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan, seperti fenomena yang terjadi pada minyak goreng, yang mana masyarakat menengah rentan saat ini cenderung mengonsumsi curah ketimbang kemasan karena adanya gap atau disparitas harga yang cukup jauh.
- Advertisement -
"Ada juga yang terpaksa turun kelas mengonsumsi barang yang lebih murah. Masyarakat akan cari alternatif BBM yang lebih murah, karena selisih lebar sekali antara pertamax dan pertalite," ujarnya kepada JawaPos.com, Jumat (1/4).
Bhima menyebut nantinya akan timbul kekhawatiran terjadinya kelangkaan pada BBM Pertalite karena imbas dari migrasi masyarakat terhadap perubahan konsumsi BBM. Sehingga, pemerintah harus mengantisipasi hal ini.
- Advertisement -
"Dikhawatirkan migrasi ke Pertalite membuat kelangkaan terjadi. Harus diantisipasi pembengkakan alokasi subsidi energinya," tuturnya.
Bhima menambahkan, pengaruh kenaikan BBM Pertamax cukup besar terhadap masyarakat kelompok menengah rentan yang jumlahnya sekitar 115 juta orang. Sebab, harga kenaikan BBM juga diikuti oleh kenaikan tarif PPN dan harga pangan pokok menjelang Ramadan akan mengubah perilaku konsumen.
"Ada yang hemat ekstrem dengan tunda belanja, bahkan tidak memutuskan mudik Lebaran karena harga BBM naik," pungkasnya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi