PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Dari modal awal sekitar Rp7 miliar, setelah pemeriksaan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), PT Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Pekanbaru hanya memiliki modal Rp4,43 miliar. Untuk rencana merubah model bisnis menjadi BPR Syariah diperlukan modal setidaknya Rp6 miliar.
PT BPR Pekanbaru, Senin (27/5) menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) di ruang rapat lantai 3 Kantor Wali Kota Pekanbaru, Jalan Sudirman. Dalam RUPS-LB dibahas rekomendasi untuk rencana kerja bank plat merah milik Pemko Pekanbaru ini.
‘Dalam ketentuan, berdasarkan aturan baru OJK, minimal modal keuangan Rp6 miliar. Awalnya itu Rp7 miliar, dengan pemeriksaan OJK kita dianggap uang yang ada hanya Rp4,43 miliar,’’ kata Sekretaris Daerah Kota (Sekdako) Pekanbaru HM Noer MBS pada wartawan usai RUPS-LB digelar.
Sebelumnya, RUPS PT BPR Pekanbaru sudah pernah digelar, Senin (25/3) lalu di Perkantoran Tenayan Raya. Kala itu, Wali Kota Pekanbaru Dr H Firdaus ST MT menerima laporan kinerja 2018 yang disampaikan. Meski begitu, ada catatan untuk rencana kerja yang diajukan.
Wako memberikan catatan karena rencana kerja yang diajukan direksi BPR Pekanbaru dinilai tak menarik, tanpa sesuatu yang baru ditawarkan untuk peningkatan kinerja. Rencana kerja dinilai masih konvensional dan tak memiliki korelasi dengan visi dan misi Kota Pekanbaru. Sementara, Kota Pekanbaru sedang menggalakkan ekonomi kerakyatan. UMKM, koperasi, ekonomi berbasiskan masjid dengan syariah, dan pasar tradisional. Belum satupun rencana tersebut yang disokong oleh BPR Pekanbaru. Karenanya RUPS ditunda dan dilanjutkan, Senin (27/5).
Sekdako Pekanbaru menyebut, dalam RUPS-LB kemarin, pemegang saham menyetujui rekomendasi dari BPR Pekanbaru. ’’Pemegang saham menyetujui rekomendasi, dan akan anggarkan di perubahan. Disetujui pula mengubah status jadi BPR syariah,’’ jelasnya.
Mengenai modal BPR Pekanbaru yang bukannya meningkat malah menurun, M Noer menyebut itu terjadi karena banyaknya kredit macet. ’’Tekor. Minus karena tunggakan tadi, hingga keuntungan tidak muncul,’’ tuturnya.
Dari informasi yang ada, M Noer menyebut, ada dana Rp27 miliar yang dikelola BPR Pekanbaru. ’’Ada Rp15 miliar deposito, dan Rp12 miliar dipinjam masyarakat. Kredit macet itu kalau kembali besar nilainya,’’ ujarnya.(ade)