Jumat, 22 November 2024

Sakit Parah, Gajah Betina 30 Tahun Dipantau Ketat

- Advertisement -

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Provinsi Riau baru saja mengambil tindakan pengobatan pada seekor gajah liar yang sedang mengalami sakit parah yang dilaporkan warga berkeliaran di Desa Pontian Mekar, Kecamatan Lubuk Batu Jaya, Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu). Tindakan pengobatan telah dilakukan BBKSDA pada Senin (25/10) lalu.

Plt Kepala BBKSDA Riau Fifin Arfiana Jogasaran pa­­da Rabu (27/10) men­jelaskan, awalnya Tim Resort Kerumutan Se­la­tan  Pangkalan Ke­rin­ci BBKSDA Riau me­nerima  laporan Intel Kodim 0302 Inhu pada Kamis (21/10). Saat itu dilaporkan ada seekor gajah liar memasuki perkebunan sawit masyarakat dalam kondisi sakit. Lokasi desa tersebut tidak jauh dari kawasan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN).

- Advertisement -

"Tim Resort Kerumutan Selatan langsung menuju lokasi keesokan harinya untuk melakukan pengecekan lapangan. Tim bersama menemukan seekor gajah liar dewasa betina, kurus dan dalam kondisi lemas. Pada Sabtu (23/10), kami langsung menurunkan tim medis diketuai drh Danang untuk melakukan pengobatan tersebut," sebut Fifin.

Baca Juga:  Keluar dari Zona Nyaman

Tim BBKSDA menemukan gajah tersebut memuntahkan batang dan pelepah sawit yang dimakannya di lokasi. Sebelum tim medis diturunkan, kata Fifin, tim yang melakukan pengecekan awal di lapangan juga melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar tidak melakukan tindakan anarkis atas satwa yang dilindungi tersebut. Berkoordinasi dengan Balai TNTN, Tim Medis BBKSDA langsung mengambil tindakan pengobatan. 

 "Dari identifikasi, gajah liar ini berjenis kelamin betina, berumur sekitar 30 tahun dengan tinggi 217 Cm dan berat badan lebih kurang 2 ton. Kondisinya kurus, kurang nafsu makan dan sedang mengalami radang atau pembekakan. Ada luka terbuka pada bagian organ uka. Danang juga melakukan pengambilan sampel darah untuk mengetahui kondisi kesehatan gajah Sumatera tersebut secara umum. Sampel darah ini akan dikirim ke laboratorium untuk pemeriksaan lebih lanjut. Setelah dilakukan pengobatan, tim medis segera menyadarkan satwa dan melepasliarkan kembali ke habitatnya.

- Advertisement -
Baca Juga:  Polisi Tunggu Penghitungan Kerugian Negara

"Tim medis kami akan terus melakukan pemantauan dan pengamatan pergerakan satwa untuk mengetahui kondisi selanjutnya. Gajah terlihat bergerak lebih gesit dari sebelum pengobatan," kata Fifin.

Tim patroli Yayasan TNTN dari Desa Lubuk Kembang Bunga menurut Fifin juga melakukan patroli untuk mengetahui kondisi gajah betina yang telah diobati tersebut. Akan tetapi tim tidak menjumpai tanda-tanda terbaru dari gajah liar tersebut dari titik pengobatan. Berdasarkan informasi warga, gajah liar tersebut sudah mengarah ke hutan tersisa kawasan Balai TNTN sekitar Bukit Apolo dan pondok Kompe.

Namun menurut Fifin, tim dari BBKSDA akan terus melakukan pemantauan kembali untuk memastikan gajah liar Sumatera tersebut benar-benar pulih dan aman. Yang terpenting, gajah yang sedang berada pada usia produktif tersebut bisa kembali ke habitatnya di kawasan TNTN.(end)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Provinsi Riau baru saja mengambil tindakan pengobatan pada seekor gajah liar yang sedang mengalami sakit parah yang dilaporkan warga berkeliaran di Desa Pontian Mekar, Kecamatan Lubuk Batu Jaya, Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu). Tindakan pengobatan telah dilakukan BBKSDA pada Senin (25/10) lalu.

Plt Kepala BBKSDA Riau Fifin Arfiana Jogasaran pa­­da Rabu (27/10) men­jelaskan, awalnya Tim Resort Kerumutan Se­la­tan  Pangkalan Ke­rin­ci BBKSDA Riau me­nerima  laporan Intel Kodim 0302 Inhu pada Kamis (21/10). Saat itu dilaporkan ada seekor gajah liar memasuki perkebunan sawit masyarakat dalam kondisi sakit. Lokasi desa tersebut tidak jauh dari kawasan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN).

- Advertisement -

"Tim Resort Kerumutan Selatan langsung menuju lokasi keesokan harinya untuk melakukan pengecekan lapangan. Tim bersama menemukan seekor gajah liar dewasa betina, kurus dan dalam kondisi lemas. Pada Sabtu (23/10), kami langsung menurunkan tim medis diketuai drh Danang untuk melakukan pengobatan tersebut," sebut Fifin.

Baca Juga:  Polisi Tunggu Penghitungan Kerugian Negara

Tim BBKSDA menemukan gajah tersebut memuntahkan batang dan pelepah sawit yang dimakannya di lokasi. Sebelum tim medis diturunkan, kata Fifin, tim yang melakukan pengecekan awal di lapangan juga melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar tidak melakukan tindakan anarkis atas satwa yang dilindungi tersebut. Berkoordinasi dengan Balai TNTN, Tim Medis BBKSDA langsung mengambil tindakan pengobatan. 

- Advertisement -

 "Dari identifikasi, gajah liar ini berjenis kelamin betina, berumur sekitar 30 tahun dengan tinggi 217 Cm dan berat badan lebih kurang 2 ton. Kondisinya kurus, kurang nafsu makan dan sedang mengalami radang atau pembekakan. Ada luka terbuka pada bagian organ uka. Danang juga melakukan pengambilan sampel darah untuk mengetahui kondisi kesehatan gajah Sumatera tersebut secara umum. Sampel darah ini akan dikirim ke laboratorium untuk pemeriksaan lebih lanjut. Setelah dilakukan pengobatan, tim medis segera menyadarkan satwa dan melepasliarkan kembali ke habitatnya.

Baca Juga:  Ketahanan Pangan Dibangun Berbasis Pembangunan Perkotaan 

"Tim medis kami akan terus melakukan pemantauan dan pengamatan pergerakan satwa untuk mengetahui kondisi selanjutnya. Gajah terlihat bergerak lebih gesit dari sebelum pengobatan," kata Fifin.

Tim patroli Yayasan TNTN dari Desa Lubuk Kembang Bunga menurut Fifin juga melakukan patroli untuk mengetahui kondisi gajah betina yang telah diobati tersebut. Akan tetapi tim tidak menjumpai tanda-tanda terbaru dari gajah liar tersebut dari titik pengobatan. Berdasarkan informasi warga, gajah liar tersebut sudah mengarah ke hutan tersisa kawasan Balai TNTN sekitar Bukit Apolo dan pondok Kompe.

Namun menurut Fifin, tim dari BBKSDA akan terus melakukan pemantauan kembali untuk memastikan gajah liar Sumatera tersebut benar-benar pulih dan aman. Yang terpenting, gajah yang sedang berada pada usia produktif tersebut bisa kembali ke habitatnya di kawasan TNTN.(end)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari