Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Minta Bantuan Swasta Padamkan Karhutla

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Gubernur Riau (Gubri) H Syamsuar mengaku sudah meminta bantuan pihak swasta untuk memadamkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang saat ini terjadi di Kabupaten Kepulauan Meranti. Pemadaman dilakukan menggunakan helikopter dengan metode water bombing (WB). “Memang laporan yang kami terima, saat ini banyak hot spot di Meranti. Tepatnya di Pulau Rangsang. Bantuan alat juga sudah dikirim ke sana. Kami minta bantuan swasta juga untuk memadamkan di sana,” katanya.

Bantuan pihak swasta tersebut, lanjut Gubri, diperlukan saat ini karena bantuan peralatan dari pihak BNPB belum datang ke Riau. Meskipun Riau sudah menetapkan status siaga darurat karhutla. “Bantuan helikopter dan pesawat TMC dari pusat belum datang. Jadi kami minta bantuan dari swasta juga agar api cepat padam sehingga tidak meluas,” sebutnya.

Sementara itu Kepala BPBD Riau Edward Sanger mengatakan, saat ini tim satgas darat melakukan proses pemadaman dan pendinginan di beberapa titik di Riau. Seperti di Kecamatan Rupat, Bengkalis. Kemudian juga di Kecamatan Bathin Solapan,  Bengkalis seluas ± 1 ha.

“Hingga saat ini tim gabungan masih melakukan upaya pendinginan  titik api dan asap yang berada di sekitaran lokasi dua kecamatan tersebut. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir luasnya titik api yang ada saat ini. Yang jadi kendala cuaca panas dan angin kencang, serta kurangnya alat pemadam,” sebutnya.

Lebih lanjut dikatakannya, tim satgas darat juga melakukan pemadaman dan pendinginan seperti di Kota Dumai, Pelalawan, Kepulauan Meranti, Kampar dan Kota Pekanbaru. Pemadaman saat ini masih dilakukan oleh tim satgas darat, sementara itu pemadaman lewat udara dibantu pihak swasta.

Sementara itu Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru mencatat ada 43 hot spot (titik panas) di Riau. Hot spot tersebut terpantau di empat daerah. Yakni Kepulauan Meranti, Pelalawan, Bengkalis, dan Dumai.

Prakirawan BMKG Pekanbaru, Putri Santy mengatakan, hot spot tersebut paling banyak terpantau di Kepulauan Meranti 24 titik, Dumai 13 titik, Bengkalis empat titik dan Pelalawan dua titik.

“Dari total 43 hot spot tersebut, yang berada pada level konfiden di atas 70 persen yakni Kepulauan Meranti 19 titik dan Dumai 11 titik,” katanya.

Sanksi Tegas

Korporasi maupun perorangan yang dinilai lalai dan sengaja mengakibatkan karhutla, bakal dihukum dengan tegas. Pasalnya, mereka telah diingatkan untuk mencegah terjadinya karhulta yang berdampak merugikan seluruh pihak. Penegasan itu disampaikan Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri, Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo dalam kegiatan sosialisasi penegakan hukum (gakkum) karhulta, Kamis (27/2). Kegiatan yang ditaja Direktorat Jenderal Penegakan Hukum KLHK dan Bareskrim Polri ini, turut dihadiri Kopolda Riau, Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi dan Wakil Gubernur Riau, Edy Natar Nasution.

Baca Juga:  Lab Pemeriksaan Kualitas Air Minum Dioperasikan Kembali

Lalu, Dirjen Gakkum KLHK, Rasio Ridho Sani Kepala Dinas LHK Riau, Ervin Rizaldy, Kadis LHK Pekanbaru, Zulkifli, Dirresnarkoba Polda Riau, Kombes Pol Suhirman, para pejabat utama Polda Riau, serta unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Riau. Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo menyampaikan, Undang-undang (UU) sudah mengatur kewajiban korporasi, perorangan serta pemerintah daerah (pemda) dalam upaya pencegahan karhulta. Sehingga kata dia, pencegahan ini menjadi tanggung jawab bersama agar karhutla tidak terus terjadi setiap tahunnya.

Di tahun 2015 lalu, dipaparkannya, pernah terjadi kasus karhutla yang terbesar dalam lima tahun terakhir. Namun, kondisi ini kembali terulang di tahun 2019. Untuk itu, kata jendral bintang tiga, diharapkan  tahun ini karhutla secara nasional dapat ditekan jumlahnya. “Saya ingatkan dan imbau lagi, korporasi serta masyarakat yang memiliki lahan dan perkebunan. Jika didapati sengaja dan lalai mengakibatkan karhulta, kami hukuman maksimal. Karena kami sudah imbau dari awal, supaya melakukan pencegahan,” tegas Listyo. “

Kapolda Riau Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi mengungkapkan, salah satu penyebab karhutla di Bumi Lancang Kuning yaitu ilegal logging (ilog). Karena, para pelaku setelah menambang pohon dengan sengaja membakar hutan. “Ilog menjadi bagian tidak terpisahkan dari Karhutla. Karena, di lapangan kami mendapatkan kawasan yang terbakar diawali dengan adanya aktivitas illegal logging,” jelas Agung.

Dua Desa di Rangsang seperti Lautan Api

Sejak Ahad (24/2) titik api di perbatasan dua Desa Telesung dan Tanjung Kedabu, Kecamatan Rangsang Pesisir, Kepulauan Meranti, belum padam. Semula memang terdapat empat titik api berstatus konfiden di atas 50 persen. Kemarin, dari data citra satelit Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), jumlah tersebut bertambah menjadi 19 titik dan tampak seperti lautan api.  

Upaya penanggulangan terus dilakukan. Ratusan tim pemadam yang terdiri dari BPBD, TNI, Polri, MPA, Pemcam, Pemdes masih bertahan. Begitu juga dengan Kapolres AKBP Taufiq Lukman Nurhidayat SIK, dan Danramil 02 Tebingtinggi Mayor Inf Irwan.

Baca Juga:  Penyuluh Kemenag Ditunjuk Jadi Tutor Kemenkominfo RI

Kasi Karhutla dan Kecelakaan BPBD Kepulauan Meranti Ekaliptus mengaku, sejak hari pertama sudah 10,5 hektare total lahan yang terbakar. Sampai saat ini masih banyak titik yang menyala. Proses pemadaman hanya dihambat oleh intensitas angin yang tinggi. Untuk peralatan pemadam dan sumber air, menurut Eka tidak terdapat kendala. Tim Satgas Karhutla juga diakomodir oleh ratusan orang yang tersebar di lapangan.  “Sedikit kuwalahan juga karena titik api banyak, tambah anginnya di sini kuat,” ungkapnya.

Karhutla di Dumai Meluas

Karhutla di Kota Dumai semakin meluas, Kamis (27/2). Karhutla semakin tidak terkendali akibat angin kencang dan cuaca yang panas. Titik terbanyak berada di Kecamatan Medang Kampai. Luasnya yang awalnya sekitar lima hektar meluas menjadi 10 hektare.

“Di Medang Kampai ada enam titik, selain itu tersebut di Sungai Sembilan, Dumai Timur,” ujar Kelaksa BPBD Kota Dumai, Afri Lagan, Kamis (27/2).

Ia mengatakan tim Satgas Karhutla Dumai  saat ini sedang berjibaku melakukan pemadaman di lahan gambut yang terbakar. “Kendala memang akses masuk yang cukup sulit ke titik api, namun untuk sumber air sangat memadai,” tuturnya.

Pasang Garis Polisi

Polsek Rumbai akhirnya melakukan pemasangan garis polisi pada Kamis (27/2) di lahan terbakar seluas dua hektare. Tepatnya di Jalan Nelayan, Sri Meranti, Rumbai. Sebelumnya lahan gambut itu terbakar pada Rabu (26/2). Kapolsek Rumbai Iptu Viola Dwi Anggreni SIK bersama anggota turun langsung untuk melakukan pemasangan garis polisi.  “Jadi kali ini kami melakukan pemasangan garis polisi di lahan yang terbakar seluas dua hektare. Dapat dipastikan tidak adalagi titik api,” sebutnya.

Tim yang turun ke lokasi Sat Sabhara Polresta Pekanbaru, BPBD Kota Pekanbaru, Manggala Agni dan Relawan Karhutla, lahan pun dilakukan pendinginan. Tujuannya, agar api benar-benar tidak muncul kembali. Dalam pada itu, lahan terbakar masih dalam pengawasan Polresta Pekanbaru. Sementara untuk kendala di lapangan, sulit­nya lokasi menjadikan mobil tidak bisa masuk. Sehingga, dalam pemadaman maupun pendinginan menggunakan mesin air ministrek dari lurah dan Manggala Agni.(sol/rir/wir/hsb/esi/s/end/fad)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Gubernur Riau (Gubri) H Syamsuar mengaku sudah meminta bantuan pihak swasta untuk memadamkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang saat ini terjadi di Kabupaten Kepulauan Meranti. Pemadaman dilakukan menggunakan helikopter dengan metode water bombing (WB). “Memang laporan yang kami terima, saat ini banyak hot spot di Meranti. Tepatnya di Pulau Rangsang. Bantuan alat juga sudah dikirim ke sana. Kami minta bantuan swasta juga untuk memadamkan di sana,” katanya.

Bantuan pihak swasta tersebut, lanjut Gubri, diperlukan saat ini karena bantuan peralatan dari pihak BNPB belum datang ke Riau. Meskipun Riau sudah menetapkan status siaga darurat karhutla. “Bantuan helikopter dan pesawat TMC dari pusat belum datang. Jadi kami minta bantuan dari swasta juga agar api cepat padam sehingga tidak meluas,” sebutnya.

- Advertisement -

Sementara itu Kepala BPBD Riau Edward Sanger mengatakan, saat ini tim satgas darat melakukan proses pemadaman dan pendinginan di beberapa titik di Riau. Seperti di Kecamatan Rupat, Bengkalis. Kemudian juga di Kecamatan Bathin Solapan,  Bengkalis seluas ± 1 ha.

“Hingga saat ini tim gabungan masih melakukan upaya pendinginan  titik api dan asap yang berada di sekitaran lokasi dua kecamatan tersebut. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir luasnya titik api yang ada saat ini. Yang jadi kendala cuaca panas dan angin kencang, serta kurangnya alat pemadam,” sebutnya.

- Advertisement -

Lebih lanjut dikatakannya, tim satgas darat juga melakukan pemadaman dan pendinginan seperti di Kota Dumai, Pelalawan, Kepulauan Meranti, Kampar dan Kota Pekanbaru. Pemadaman saat ini masih dilakukan oleh tim satgas darat, sementara itu pemadaman lewat udara dibantu pihak swasta.

Sementara itu Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru mencatat ada 43 hot spot (titik panas) di Riau. Hot spot tersebut terpantau di empat daerah. Yakni Kepulauan Meranti, Pelalawan, Bengkalis, dan Dumai.

Prakirawan BMKG Pekanbaru, Putri Santy mengatakan, hot spot tersebut paling banyak terpantau di Kepulauan Meranti 24 titik, Dumai 13 titik, Bengkalis empat titik dan Pelalawan dua titik.

“Dari total 43 hot spot tersebut, yang berada pada level konfiden di atas 70 persen yakni Kepulauan Meranti 19 titik dan Dumai 11 titik,” katanya.

Sanksi Tegas

Korporasi maupun perorangan yang dinilai lalai dan sengaja mengakibatkan karhutla, bakal dihukum dengan tegas. Pasalnya, mereka telah diingatkan untuk mencegah terjadinya karhulta yang berdampak merugikan seluruh pihak. Penegasan itu disampaikan Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri, Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo dalam kegiatan sosialisasi penegakan hukum (gakkum) karhulta, Kamis (27/2). Kegiatan yang ditaja Direktorat Jenderal Penegakan Hukum KLHK dan Bareskrim Polri ini, turut dihadiri Kopolda Riau, Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi dan Wakil Gubernur Riau, Edy Natar Nasution.

Baca Juga:  Insektisida dari Bawang Putih dan Daun Pepaya

Lalu, Dirjen Gakkum KLHK, Rasio Ridho Sani Kepala Dinas LHK Riau, Ervin Rizaldy, Kadis LHK Pekanbaru, Zulkifli, Dirresnarkoba Polda Riau, Kombes Pol Suhirman, para pejabat utama Polda Riau, serta unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Riau. Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo menyampaikan, Undang-undang (UU) sudah mengatur kewajiban korporasi, perorangan serta pemerintah daerah (pemda) dalam upaya pencegahan karhulta. Sehingga kata dia, pencegahan ini menjadi tanggung jawab bersama agar karhutla tidak terus terjadi setiap tahunnya.

Di tahun 2015 lalu, dipaparkannya, pernah terjadi kasus karhutla yang terbesar dalam lima tahun terakhir. Namun, kondisi ini kembali terulang di tahun 2019. Untuk itu, kata jendral bintang tiga, diharapkan  tahun ini karhutla secara nasional dapat ditekan jumlahnya. “Saya ingatkan dan imbau lagi, korporasi serta masyarakat yang memiliki lahan dan perkebunan. Jika didapati sengaja dan lalai mengakibatkan karhulta, kami hukuman maksimal. Karena kami sudah imbau dari awal, supaya melakukan pencegahan,” tegas Listyo. “

Kapolda Riau Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi mengungkapkan, salah satu penyebab karhutla di Bumi Lancang Kuning yaitu ilegal logging (ilog). Karena, para pelaku setelah menambang pohon dengan sengaja membakar hutan. “Ilog menjadi bagian tidak terpisahkan dari Karhutla. Karena, di lapangan kami mendapatkan kawasan yang terbakar diawali dengan adanya aktivitas illegal logging,” jelas Agung.

Dua Desa di Rangsang seperti Lautan Api

Sejak Ahad (24/2) titik api di perbatasan dua Desa Telesung dan Tanjung Kedabu, Kecamatan Rangsang Pesisir, Kepulauan Meranti, belum padam. Semula memang terdapat empat titik api berstatus konfiden di atas 50 persen. Kemarin, dari data citra satelit Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), jumlah tersebut bertambah menjadi 19 titik dan tampak seperti lautan api.  

Upaya penanggulangan terus dilakukan. Ratusan tim pemadam yang terdiri dari BPBD, TNI, Polri, MPA, Pemcam, Pemdes masih bertahan. Begitu juga dengan Kapolres AKBP Taufiq Lukman Nurhidayat SIK, dan Danramil 02 Tebingtinggi Mayor Inf Irwan.

Baca Juga:  Pelaku Mutilasi Tidak Mengalami Gangguan Jiwa

Kasi Karhutla dan Kecelakaan BPBD Kepulauan Meranti Ekaliptus mengaku, sejak hari pertama sudah 10,5 hektare total lahan yang terbakar. Sampai saat ini masih banyak titik yang menyala. Proses pemadaman hanya dihambat oleh intensitas angin yang tinggi. Untuk peralatan pemadam dan sumber air, menurut Eka tidak terdapat kendala. Tim Satgas Karhutla juga diakomodir oleh ratusan orang yang tersebar di lapangan.  “Sedikit kuwalahan juga karena titik api banyak, tambah anginnya di sini kuat,” ungkapnya.

Karhutla di Dumai Meluas

Karhutla di Kota Dumai semakin meluas, Kamis (27/2). Karhutla semakin tidak terkendali akibat angin kencang dan cuaca yang panas. Titik terbanyak berada di Kecamatan Medang Kampai. Luasnya yang awalnya sekitar lima hektar meluas menjadi 10 hektare.

“Di Medang Kampai ada enam titik, selain itu tersebut di Sungai Sembilan, Dumai Timur,” ujar Kelaksa BPBD Kota Dumai, Afri Lagan, Kamis (27/2).

Ia mengatakan tim Satgas Karhutla Dumai  saat ini sedang berjibaku melakukan pemadaman di lahan gambut yang terbakar. “Kendala memang akses masuk yang cukup sulit ke titik api, namun untuk sumber air sangat memadai,” tuturnya.

Pasang Garis Polisi

Polsek Rumbai akhirnya melakukan pemasangan garis polisi pada Kamis (27/2) di lahan terbakar seluas dua hektare. Tepatnya di Jalan Nelayan, Sri Meranti, Rumbai. Sebelumnya lahan gambut itu terbakar pada Rabu (26/2). Kapolsek Rumbai Iptu Viola Dwi Anggreni SIK bersama anggota turun langsung untuk melakukan pemasangan garis polisi.  “Jadi kali ini kami melakukan pemasangan garis polisi di lahan yang terbakar seluas dua hektare. Dapat dipastikan tidak adalagi titik api,” sebutnya.

Tim yang turun ke lokasi Sat Sabhara Polresta Pekanbaru, BPBD Kota Pekanbaru, Manggala Agni dan Relawan Karhutla, lahan pun dilakukan pendinginan. Tujuannya, agar api benar-benar tidak muncul kembali. Dalam pada itu, lahan terbakar masih dalam pengawasan Polresta Pekanbaru. Sementara untuk kendala di lapangan, sulit­nya lokasi menjadikan mobil tidak bisa masuk. Sehingga, dalam pemadaman maupun pendinginan menggunakan mesin air ministrek dari lurah dan Manggala Agni.(sol/rir/wir/hsb/esi/s/end/fad)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari