PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Riau mendapat kuota 2.304 orang untuk berangkat haji tahun ini. Namun, sebanyak 40 jemaah calon haji (JCH) asal Riau yang dinyatakan berhak ke Makkah pada tahun ini batal erangkat. Mereka didapati tidak melakukan pelunasan sampai tenggat waktu yang telah ditentukan. Selain itu, dua petugas juga dinyatakan batal berangkat.
Kepala Sidang (Kabid) Haji dan Umroh Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Riau Syahrudin, Selasa (24/5) mengatakan, Kemenag memberikan tenggat waktu pelunasan biaya keberangkatan haji selama rentang 9-20 Mei 2022.
"40 calon jemaah yang tidak melunasi dan dua petugas. Nanti penggantinya berarti ada 42 orang yang berasal dari cadangan. Kami akan segera kirimkan surat ke pusat untuk menetapkan 42 jemaah cadangan menjadi jemaah tetap. Kami nanti tinggal menunggu keputusan pusat tentang siapa yang ditunjuknya menjadi calon jemaah tetap," kata Syahrudin.
Dijelaskan Syahrudin, selain itu ada sejumlah faktor yang menyebab batal berangkat ini. Salah satunya karena JCH tidak mengkonfirmasi pelunasan dengan berbagai alasan. Mulai dari kondisi kesehatan yang tidak memungkinkan, ada juga karena terpisah dengan mahram yang telah melebihi umur, dan beberapa alasan lainnya.
Seiring dengan pelunasan oleh JCH yang terpilih, Kemenag juga telah meminta dan mengungumkan agar jemaah yang masuk daftar cadangan berangkat tahun ini untuk juga melakukan konfirmasi pelunasan biaya keberangkatan haji. Untuk Riau sendiri ada sekitar 500-an JCH cadangan. Menurut Syahrudin, biasanya yang akan menggantikan yang batal berangkat, ditentukan sesuai nomor urut porsi keberangkatan.
Sementara itu, waktu penyelenggaraan haji semakin dekat. JCH dijadwalkan mulai masuk asrama haji pada 3 Juni. Di tengah penyiapan aspek teknis, Kementerian Agama (Kemenag) diminta tidak melupakan layanan manasik haji untuk para JCH.
Pesan tersebut disampaikan Wakil Ketua Komisi VIII DPR Ace Hasan Syadzily, Selasa (24/5). Politisi Partai Golkar itu mengatakan persiapan teknis memang harus dijalankan dengan baik oleh Kemenag pusat, sampai level KUA di kecamatan-kecamatan. Tetapi dia mengingatkan bahwa layanan manasik haji tetap harus diupayakan dengan sebaik-baiknya. "Jangan sampai kita fokus ke permasalahan teknis, tapi kita lupa dengan manasiknya," kata Ace. (end/wan/mia/jpg)